Prolog :

1.1K 90 2
                                    

Hari ini adalah hari yang paling menyebalkan buat Lino. Ya, gimana dia nggak capek setelah dia menjalankan ospek selama empat hari berturut-turut dan pulang sore. Abis itu dia pindahan ke kos, karena emang dia baru ketemu kos yang cocok setelah selesai ospek. Dia harus bebersih kos nya sendirian. Untung aja sih barang yang dia bawa nggak terlalu banyak. Tapi, tetap aja capek untuk ukuran bebersih ala Lino. Oh, btw, nama panjangnya Lee Minho. Tapi, anak itu lebih suka dipanggil Lino. Entah apa alasannya. Atau kadang, kalo dia lagi mode manja, dia bisa minta dipanggil Ino ke kedua orangtuanya.

Lino baru aja masuk ke universitas swasta di daerah Depok, dan itu bikin dia milih buat ngekos karena udah kebayang gimana capeknya kalo dia harus bolak-balik depok-tangerang. Jauh banget, kan?

Ini adalah minggu pertama perkuliahannya aktif, dan Lino seakan nggak punya tenaga buat ngapa-ngapain di kelas. Dia cuma pengen tidur dengan nyenyak sambil nyalain ac di kamarnya.

"Lemes banget sih lo, udah sarapan belum?" Suara Changbin yang baru datang dan meletakkan tasnya disebelah meja Lino membuat lelaki bermata bulat itu menatapnya lemas. Kemudian gelengan kecil pun ia tunjukkan sebagai jawaban.

Changbin (sosok menyebalkan yang hampir saja adu jotos waktu pertama kali ospek) mendengus kecil. Lalu mengeluarkan onigiri beef yang sengaja dibeli di minimarket seberang kampus. "Lo udah tau mulai aktif kuliah, kenapa skip sarapan sih?"

Lino mendengus, bibirnya cemberut sambil membuka bungkus onigiri yang diberikan Changbin. "Kalo ngomong jangan ngegas, nanti kita ribut lagi."

"Apaan anjing, emang gue kalo ngomong nadanya begini." Changbin menjitak kepala Lino sebal. Sementara yang dijitak hanya bisa terkikik geli.

Mereka sempat bertengkar dihari pertama ospek. Alasannya? Lino tidak suka dengan gaya bicara Changbin yang cenderung kayak orang ngegas dan ngajak ribut.

Tapi, dihari kedua mereka sudah langsung berbaikan karena Changbin membantu Lino yang tidak membawa perlengkapan ospek. Jadi, Lino merasa kalau Changbin memang orang baik.

Tiba-tiba ada suara lain, dan Lino menoleh. Sosok lelaki yang memakai behel berada disebelah Changbin. Menepuk pundak lelaki itu pelan.

"Masih pagi tumben lo udah dateng, Bin? Pacaran ya lo berdua?"

Lino yang mendapat pertanyaan seperti itu kontan langsung mengerjapkan mata bulatnya. Membuat sosok dihadapannya tersenyum.

"Sembarangan. Ini Lino, yang ngajak ribut gue pas ospek kemarin."

Lino memukul Changbin keras, "Changbin babi. Lo membuat image gue seperti cowok bar-bar sekarang."

"Akui aja kalo lo bar-bar minyooo."

Cowok berbehel itu tertawa, bikin Lino terpana sejenak. Matanya menyipit, dan sumpah aura orang gantengnya langsung terasa.

"Namanya lucu banget, Minyo?"

Lino menggeleng, tangannya memukul lengan berotot Changbin lagi. "Bukaaaaan. Nama gue Lino. Lee Minho sebenernya, tapi biar singkat dan nggak dikira aktor korea jadi panggil aja Lino."

Cowok berbehel itu terkekeh, tangannya terulur dan disambut ringan oleh Lino. "Gue kim Seungmin. Panggil aja Seungmin."

Dan setelah itu, dosen baru mereka masuk. Membuat sesi perkenalan antara Lino dan Seungmin terhenti begitu saja.

ONLY (2Min/Banginho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang