"Ada kalanya raga itu lelah, benak merasa sudah waktunya untuk menyerah. Akan tetapi, itu bukanlah sebuah tanda untuk mengakhiri segalanya. Itu hanay isyarat dari tubuh agar kita beristirahat sejenak dan merenungkannya."
{Magician}
<ᗕᗒ>
Hari telah berganti. Pagi ini sangat tenang. Yha, semoga saja ketenangan ini akan bertahan dalam waktu yang lam—,
Dor!
Zsst!"Tembakan lemot lo gak bakal bisa ngenain gue, Der."
"Memang."
"Lo gak akan bisa menang."
"Kita lihat saja nanti."
"Ck. Songong."
Astaga, ini masih pagi. Mengapa juga mereka berkelahi?!
Zsst!
Lagi-lagi Yolanda menghindari serangan yang dilancarkan. Kini gadis itu sudah berdiri di hadapan Dercy. Tangannya mengepal, penuh kilatan listrik.
"Kena, lo," seringainya.
Dercy terkekeh. Wajahnya tidak terlihat panik maupun takut sama sekali. Ini tentu membuat Yolanda kesal.
"Gak usah ketawa, bangs*t. Mau mati kok ketawa," kesalnya.
Dercy tidak merespon. Justru, gadis itu mengangkat tangan, memasang posisi seperti siap merealisasikan pantomimnya.
"Ya habis kondisinya sekarang ini kebalik, Yolanda," katanya tenang.
Gadis itu mengusap udara. Seketika, muncul rantai peredam aliran listrik yang mengekang tubuh Yolanda. Dercy melompat mundur, berjaga dalam jarak aman. Tangannya merogoh saku, memasang posisi menembak.
"Kuberitahu sesuatu, Yolanda."
Yolanda tidak menggubris. Dia berusaha memakai sihirnya untuk melepaskan diri.
Dor.
"Jangan diabaikan, dong. Toh, percuma Dari awal, kau sudah masuk perangkap. Jadi sekarang."
Dor!
"Aku menang."
Kring ....
"Aldercy Zavaa vs Yolanda Gutenberg. Aldercy Zavaa winner."
"Hah."
Ctik.
Dercy menghela napas. Dia menjentikkan jarinya, melepas semua rantai yang mengunci kawannya.
Yolanda ambruk ke tanah dengan mengenaskan. Sepertinya gadis itu kehilangan kesadarannya. Yha, memangnya manusia mana yang bisa tetap sadar setelah titik vitalnya ditem—,
"Sarah Pankhurst vs Skyle Colombus. Sarah Pankhurst winner."
Oke, gadis itu masuk dalam perkecualian. Dia, Sarah, masih bisa berdiri tegak—bahkan menang—setelah diserang sedemikian brutalnya oleh Skyle di nyaris semua titik vitalnya.
Bukannya tumbang, gadis itu justru membalas dengan begitu sadisnya. Ujung mata tombaknya merobek bahu pemuda itu, meninggalkan luka serius yang jelas tidak bisa sembuh dalam waktu singkat.
"Colombus, kau oke?" tanya Sarah datar.
Skyle tertawa kecil. "Aku oke. Tapi Ketua, bukankah ini terlalu sadis untuk level seleksi peringkat dalam sekolah?" tanyanya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
School: Magician [Tamat]
FantasySihir. Satu kata yang familiar di kalangan para penggemar rumor fantasia. Kata yang selalu dikaitkan dengan sosok penyembah setan yang menguasai ilmu hitam. Akan tetapi-, Benarkah demikian? Seburuk itukah kata ini? Kita tidak tahu. Kita tidak akan t...