22 - Serangan Tak Terduga

277 82 0
                                    

"Sedia payung sebelum hujan, sedia tempur sebelum perang."

{Magician}

<ᗕ۝ᗒ>

"Kalau kau merasa benar, ayo berduel one by one."

Suasana memanas. Kondisi semakin memburuk saat ini. Yha, tentu saja. Siapa yang tidak kesal saat ditantang oleh seseorang yang menurut kita levelnya berada di bawah kita?

Astaga, kita terlalu asik berargumen sampai melupakan apa yang terjadi. Sebelum penulis kembali mengamuk, mari kembali ke pertempuran dadakan ini.

Kesabaran Angga sudah menyentuh puncaknya. Kepura-puraannya sudah tidak berguna. Sepertinya pemuda itu termakan permainannya sendiri.

Tinjunya barusan, sudah lebih dari cukup untuk membuka topeng yang dia pakai selama ini. Dukungan yang semula untuknya, kini berbalik menyerangnya.

Sial*n! Ya sudahlah, persetan dengan aturan. Citraku sudah terlanjut jelek, sekalian saja aku membuat masalah, batinnya.

Angga menarik kepalan tangannya, melompat mundur sambil memasang-kuda-kuda. Pandangan matanya terkunci pada lawan di hadapan.

Dengan gerakan cepat, dia melepas kacamata dan melonggarkan dasi. Tindakannya barusan membuat pemuda itu mendadak tampak seperti anak bermasalah, alih-alih kutu buku berprestasi seperti image-nya selama ini.

Dercy tersenyum. Dia sudah menantikan ini dari kemarin. Sudah lama dia tidak melakukan ini, jadi sepertinya dia sedikit bersemangat.

"Oke. Kakak boleh mulai duluan," katanya menawarkan.

Angga tak menyia-nyiakan kesempatan. Setelah ancang-ancangnya dirasa mantap, sebuat pukulan pun kembali melayang. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Dercy memilih untuk menghindar.

"Aldercy, awas!"

Belum juga stabil posisinya, gadis itu harus menerima tendangan dari arah berlawanan. Ah, kena. Gadis itu jatuh akibat tendangan cukup kuat barusan.

"Jangan berlagak kalau tidak tahu kemampuan lawan. Meski peringkat terbawah, bukan berarti aku lemah," hardik Angga.

Melihat temannya tersungkur, emosi Yolanda mendadak tidak stabil. Kilatan petir mungkin saja akan muncul di siang bolong ini jika Dercy terlambat melakukan grounding barang sedetik.

Selamat. Dercy berhasil menyelamatkan sesuatu yang sangat mengerikan—identitas para Magician. Sayang, tanah grounding Dercy tidak cukup kuat untuk menahan gerakan Yolanda.

Tanah itu hancur berkeping-keping hanya karena gadis itu menarik kakinya dari tanah. Dengan emosi, sebuah pukulan diikuti umpatan kasar yang terdengar.

"Bangs*t, lo! Makan nih bogem!"

Bugh!
Duar!

"Argh!"

Astaga, ada apa ini?!
Apa-apaan ledakan barusan?!

Lihat, siswa-siswi jurusan Magician yang berada di belakang banyak yang terluka akibat ledakan berusan.

Duar!

Lagi?!
Apa mereka sudah gila?!
Tidakkah mereka tahu bahwa kita tidak mendapat jaminan kesehatan dari penulis??

(Untuk apa ada jaminan kesehatan? Jangan mengada-ngada.)

Dasar penulis berisik.
Mereka juga!
Setidaknya, kalau mau mengebom kasih aba-aba dong!

School: Magician [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang