37 - Kebingungan Pengamat

236 65 3
                                    

"Tidak ada quote untuk kaum pemalas yang tidak mau berusaha. Dari pada menunggu quote dari orang lain, lebih baik kalian berusaha dan mulai bekerja."

{Tim pengamat~Magician}

<ᗕ۝ᗒ>

Hai, hai, hai!
Selamat pagi, siang, sore, malam!
//Cukup baca sesuai waktu kalian saat ini, oke?//

Kita bertemu lagi. Apa kabar, kalian? Sehat-sehat, bukan? Meski kalian tidak tanya, tim pengamat sehat wal afiat.

Untuk kalian yang sakit, banyak-banyak istirahat. Jang—,

(Jangan banyak mengoceh dan fokus saja bekerja!)

Astaga!
Sejak kapan penulis ada di sini?

(Berisik. Jangan katakan hal yang tidak perlu. Fokus pada tugas, waktu kita tidak banyak.)

Ck, iya, iya!
Dasar, Penulis. Kau cerewet sekali!

(Hey, aku bisa saja melenyapkanmu kapanpun. Jangan berulah dan cepat mulai.)

Baiklah, baiklah. Kau sadis sekali, astaga. Jangan berisik, Penulis.

(Siapa yang berisik, siapa yang dimarahi, coba?)

Diamlah, jangan menyela terus. Tugasmu itu hanya menulis, bukan? Jadi cukup duduk manis dan mencatat. Serahkan urusan menjelaskan pada tim pengamat.

Oh iya, sebelum kita lanjutkan kisah ini, mari kita rangkum dulu semua yang sudah terjadi beberapa waktu ke belakang.

Kalau misal kalian sudah paham apa yang terjadi, kalian bisa melewatkan catatan ini. Jujur, ini ditulis karena tim pengamat bingung dengan apa yang sudah dan akan terjadi.

Oke, mari kita mulai.

Rangkuman yang pertama. Ivana ternyata seorang pengkhianat. Sungguh, ini fakta yang benar-benar mengejutkan dan tidak terduga.

Ternyata, selama ini, gadis itu adalah orang suruhan Dotta El Capone, pemimpin Klan Capone.

Sekedar informasi, Klan Capone itu salah satu klan raksasa yang menentang peraturan umum yang ada. Bisa dibilang, mereka ini gangster atau villian di kalangan para Magician.

Kedua, mari kita berkonspirasi tentang tujuan Ivana masuk SMA Himekara. Ini agak melenceng dari tujuan awal, tapi kita jelas tidak bisa abai begitu saja.

Melihat apa yang sudah terjadi selama ini, sepertinya Ivana berniat untuk menemukan Magician kembar, entah untuk apa. Yha, setidaknya itulah yang bisa kita simpulkan untuk sekarang.

Tapi, ya, sebenarnya ini sedikit meragukan. Mengapa?

Sederhana saja. Magician kembar itu nyaris mustahil. Kalaupun memang itu tujuan utamanya, Ivana seharusnya berkelana di bumi dan Magic Town untuk mencari, bukannya justru mendekam di dalam sekolah asrama seperti yang sudah dilakukannya nyaris setahun ini.

Mengikuti fakta barusan, itu artinya kita tidak bisa menjadikan fakta mencari Magician kembar sebagai tujuan utamanya. Jadi, sepertinya anak ini memiliki tujuan lain, tapi kebetulan saja ada Dercy dan Aldi di sana.

Ketiga, mari kita beralih ke masalah lain—kasus penyerangan yang dilakukan Sheila. Adik kembar Sarah itu menyerang serta merta atas hasutan Edward. Hal ini dibuktikan dengan percakapan mereka di MMA tempo hari.

School: Magician [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang