"Siapa yang menanam, pasti akan memanen. Oleh karena itu, jangan melakukan sesuatu yang buruk, agar kau tidak mendapatkan keburukan pula di kemudian hari."
{Magician}
<ᗕᗒ>
"Aku akan membantu, tapi ada satu syarat."
Sarah mengangguk, meminta Dercy mengutarakan syarat yang dimaksud. Akan tetapi, yang diminta berbicara malah terdiam dengan wajah ragu-ragu.
Reinnais dan Ivana gemas sendiri melihat Dercy. Ingin rasanya kedua gadis itu memakai password dan memaksa Dercy bersuara.
Sementara itu, Skyle dan Octavianus hanya terdiam dengan tenang, membiarkan keheningan yang terjadi menyelimuti ruangan.
"Katakan saja. Apapun itu akan aku lakukan."
"Tolong sembuhkan Kakakku dulu sambil menungguku menguasai sihirnya."
"Oke, deal."
Skyle terbelalak tidak percaya. Tanpa pikir panjang, pemuda itu membentak Sarah yang menurutnya bersikap tidak logis.
"Ketua, apa maksudmu barusan?! Memakai sihir level 4 dalam kondisimu yang sekarang itu terlalu berbahaya!" murka Skyle pada Sarah yang menerima persyaratan dari Dercy tanpa pikir panjang.
"Lalu?" Di luar dugaan, reaksi Sarah sangatlah datar dan tenang, membuat Skyle semakin geram.
"Lalu? Lalu, katamu?! Setelah mengatakan hal segila itu kau masih tanya, lalu?! Dasar bodoh! Mengapa kau selalu membahayakan dirimu, sih?! Apa untungnya buatmu, hah?! Apa?! Berhenti membahayakan dirimu sendiri hanya untuk menolong orang lain selain orang terdekatmu, Sarah!"
Wajah Skyle memerah. Tangannya terkepal kuat, membuat kubu-kubu jarinya memutih serta telapak tangannya sedikit lecet terkena kuku. Napasnya tidak teratur akibat marah. Pemuda itu tidak paham lagi dengan pola pikir dari teman masa kecilnya itu.
"Hey, kalau Zahrawi boleh membahayakan nyawanya untukku, mengapa aku tidak boleh bertaruh hal serupa?"
"Ck. Terserah kau saja! Aku tidak peduli lagi. Dasar bodoh!"
Brak!
Setelah melayangkan bentakan, Skyle langsung pergi keluar, membanting pintu asrama cukup keras. Sarah dan Octavianus saling tatap sejenak, lalu serentak menghela napas panjang, lelah dengan sikap Skyle yang kasar dan meletup-letup.
"Dasar, Colombus. Anak itu sama sekali tidak berubah. Emosinya meledak di situasi yang salah. Seharusnya dia tidak semarah itu."
"Kau benar, tapi untuk kali ini aku setuju dengan Skyle. Kapasitas sihirmu benar-benar menipis karena sudah memakai sihir sejak kita masih anak-anak. Kalian sama-sama menanggung resiko, tapi resiko yang kau tanggung lebih besar."
"Aku masih sanggup kalau hanya melakukan sihir level 4 yang sederhana begitu. HP-ku mas—,"
"Sarah, dengar aku. Sihir yang akan kau pakai kali ini itu sihir level 4. Sesederhana apapun itu, semudah apapun itu, sihir ini jelas berbahaya. Tidak mungkin sihir ini dikategorikan dalam sihir level 4 jika sihirnya seaman itu. Pikirkan baik-baik, aku pergi dulu. Aku akan mencoba untuk menenangkan Skyle."
Octavianus pamit. Dari pengakuannya barusan, pemuda itu berniat menenangkan Skyle yang sudah jelas sedang marah. Melihat perselisihan empat sekawan yang selalunya akur, membuat Dercy dilingkupi perasaan bersalah.
"Maaf. Karena permintaanku, kalian jadi bertengkar," katanya penuh sesal.
"Bukan salahmu. Lagi pula, ini bukan pertengkaran pertama bagi mereka. Kau tidak usah terlalu khawatir," kat Reinnais menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
School: Magician [Tamat]
FantasySihir. Satu kata yang familiar di kalangan para penggemar rumor fantasia. Kata yang selalu dikaitkan dengan sosok penyembah setan yang menguasai ilmu hitam. Akan tetapi-, Benarkah demikian? Seburuk itukah kata ini? Kita tidak tahu. Kita tidak akan t...