Chapter 4

11 2 0
                                    

Paha ayam


Entah kenapa, hari ini Venus merasa tubuhnya sedikit tidak bersemangat. Ketika karatepun ia sampai ditegur beberapa kali akibat salah melakukan gerakan. Venus dengan lunglai membuka gerbang rumah baru atau bisa dibilang milik Bumi dengan tidak bertenaga.

"Lemes banget kayak bihun,"

Celetukan itu mengusik Venus. Ia menoleh kearah lelaki yang menunggangi motor sport merahnya dengan gagah. Venus kangen dibonceng motor merah itu. Namun Venus harus segera sadar. Ia membuka gerbang nya untuk masuk dan menutup gerbangnya lagi tanpa menghiraukan Bumi yang akan masuk juga.

"Venus! Kenapa lo tutup! Buka!"

"Bodo!"

"Setan, lo!"

"Lo anjing!"

Sahutan-sahutan kasar terdengar sampai ketelinga orangtua masing-masing. Luna dan Teguh keluar dari rumah melihat anak-anaknya yang memang jarang akur itu.

"Ada apa ini?" tanya Teguh.

Langkah Venus terhenti. Ia gugup mendengar suara Danu yang tegas. "Anu, aku isengin Bumi, pah, hehe." kekeh garing Venus.

Teguh menghela nafasnya. Sedangkan Luna menggelengkan kepalanya pusing melihat tingkah putrinya yang selalu iseng. "Bukain lagi, nak."

"Mah, tangan aku sakit kena tonjok tadi. Lagian... "

Venus menoleh kearah gerbang. Bumi sedang membuka gerbang itu dan mulai memasukan motornya. "dia bisa sendiri."

Teguh mendekat kearah Venus. Lelaki anak satu itu memegang tangan Venus, mengecek dibagian mana Venus terkena tonjokan.

"Gak biasanya kena tonjok. Sakit?" tanya Teguh dengan lembut.

Venus nyengir lalu menarik tangannya, "Enggak, pah. Nanti aku kasih minyak aja."

"Yaudah, kamu mandi dulu sana terus makan."

Mendapatkan perintah dari Luna, Venus langsung ngacir ke kamarnya dibarengi Bumi yang menghadap kedua orangtuanya juga.

"Bunda, Venus nakal!"

Luna terkekeh ketika Bumi mulai bermanja padanya. Sedangkan Teguh mendelik kesal melihat tingkah manja anaknya itu.

"Maafin Venus ya, Bumi. Yaudah, kamu juga mandi nanti keburu paha ayamnya di abisin Venus." ucap Luna seraya mengusap bahu Bumi. Bumi pun segera ngacir ke kamarnya. Ia takut paha ayam kesukaannya dimakan habis oleh mantan pacar sekaligus adik tirinya.

-

"Maruk banget sih, lo! Satu-satu paha ayamnya!" kesal Venus. Nyatanya walaupun Venus adalah gadis yang tomboi, Venus tetaplah gadis yang selalu merias diri setelah mandi. Berbeda dengan Bumi yang langsung mandi, dibaju, dan ngacir kemeja makan.

"Nanti pincang ayamnya kalo dipisahin." ucap absurd Bumi seraya sibuk dengan paha ayamnya. Disebelah tangan kiri juga terdapat paha ayam juga. Bumi sepertinya tengah balas dendam kepada Venus akibat menutup gerbang tadi.

"Mama!" teriak Venus mengadu.

"Ngaduan!"

"Emang lo doang yang suka ngadu sama nyokap gue!"

"Dia nyokap gue juga sekarang."

Venus termangu. Benar juga. Mamanya sekarang mempunyai anak selain Venus dan itu mantan pacarnya sendiri. Venus kesal lalu memajukan piringnya lalu pergi menjauh dari meja makan menuju kamarnya.

Bumi yang peka dengan perubahan sikap Venus lalu menghela nafasnya. Paha ayam dikedua tangannya terasa tidak berselera lagi. Bumi menyimpan paha ayam itu dan pergi ke kamarnya juga setelah mencuci tangan.

complicated story (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang