Chapter 6

9 0 0
                                    

Dima permana

Dima Permana. Lelaki manis, ramah dan mudah bergaul. Anak ketiga dari dewan politikus yang artinya anak bungsu. Dima menyukai hal politik seperti ayahnya, mereka selalu menonton perdebatan di serial tv ketika sang ayah tengah mengambil cuti libur. Dima anak yang berbakti dan ia juga anak yang paling dimanja oleh sang ayah. Ayahnya ingin, Dima menjadi penerusnya kelak.

Dima menyukai Venusha Miller yang notabenenya teman seangkatan sekaligus cewek galak yang suka karate. Dima menyukai Venus dari pertama kali mereka bertemu. Namun Dima buka lelaki yang berani menyatakan cinta apalagi Venus yang terlihat tidak perduli akan kehadirannya.

Sampai akhirnya, Dima harus menjadi orang terlihat oleh Venus dan berakhir menjadi ketua osis disekolah. Tentu Venus sekarang tahu dirinya dan sekarang pun pencapaian Dima mulai melambung. Venus dekat dengannya dan tengah jalan-jalan bareng.

"Mau kemana, Dima?" tanya Venus ketika beberapa menit berlangsung didalam mobil setelah melaju.

"Lo mau kemana? Tinggal pilih."

Venus langsung mengangguk dan meminta Dima berhenti diwarung angkringan untuk memenuhi perutnya yang kelaparan. Dima awalnya ragu, karena lelaki itu tidak pernah makan ditempat seperti itu. Namun, ada Venus dihadapannya. Ia tidak mau Venus menjadi elfeel karena hal seperti ini.

"Enak gak, Dim?" tanya Venus.

"Enak banget. Gue suka."

Venus terkekeh melihat Dima begitu lahap dengan makanannya. Manusia yang tidak pernah menemukan makanan murah dan sembarangan kini tengah kalap walaupun tangan itu kaku ketika mengambil nasi.

"Venus, kamu punya pacar?" tanya Dima ditengah-tengah makannya.

Venus terdiam. Sebenarnya ia ingin sekali menjawab tidak. Namun sebagian hatinya merasa itu bukanlah hal yang perlu dikasih tahu. Venus ingin lepas dulu dari ikatan hatinya dan tidak mau kalau Dima menjadi pelampiasan. Venus hanya tersenyum, "Gue lagi fokus karate, Dim. Doain gue ya, seminggu lagi gue ada tanding."

Dima mengangguk. Ia juga salah. Tidak seharusnya ia secepat itu bertanya soal perihal hati. Setelah makan mereka berkeliling dipusat makanan dan lagi-lagi bukan Venus yang antusis tapi Dima yang semangat mencicipi semua makanan disana.

Sampai akhirnya, acara jalan-jalannya pun selesai dengan perut yang kekenyangan. Danu mengucapkan terimakasih karena mendapatkan zona baru dihidupnya. Sedangkan Venus hanya mengangguk dan ikut senang.

-

Venus masuk kerumah dengan keadaan rumah sudah sepi. Jam menunjukan jam sepuluh. Venus melenggang menuju tangga. Kamar Venus dan Bumi bersebelahan, ia dengan keponya masuk ke kamar Bumi untuk sekedar mencari tahu keberadaan lelaki itu.

Kamar Bumi kosong. Sepertinya Bumi pergi. Ah, lagian besokkan hari libur jadi sepantasnya Bumi pergi ngelayap atau, atau berkencan seperti Venus sekarang ini.

Venus memasuki kamar dan mengganti baju serta membasuh wajahnya. Ia cape dengan hatinya. Meskipun ia senang berjalan-jalan dengan Dima tadi, nyatanya dihati Venus masihlah kosong. Ada kegamangan dihati Venus. Venus bersedih dengan hatinya.

"Kenapa gue harus terdampar jadi adik tiri, lo!" kesal Venus. Sampai akhirnya kesadaran Venus mulai menipis. Iapun tertidur dengan estetik menurutnya.

Di tengah-tengah tidurnya, Venus menyadari jika seseorang membuka pintu kamarnya. Venus adalah gadis yang selalu waspada meskipun gadis itu tertidur. Venus tahu bayangan itu, bayang yang berdiri di depan pintu seraya memegang hendle pintu. Dia Bumi Lautanapi.

complicated story (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang