Chapter 12

11 1 0
                                    

Filosofi Rambut panjang Rama

Venus kepo. Ia mencari Rama kedepan siapa tahu lelaki itu masih ada. Ternyata benar, Rama tengah duduk dikursi yang tersedia dibengkel Rajawali. Lelaki itu terlihat kebingungan. Venus mendekat mencoba sok akrab. Padahal mereka tidak pernah menyapa satu sama lain.

"Maaf yah udah liat hp lo." Ucap Venus tidak enak hati.

Rama mengangguk, "lain kali jangan gitu."

Kali ini Venus yang mengangguk. Namun, pesan itu membuat ia kepikiran. Venus menatap rambut Rama yang gondrong seperti anak kuliahan.

"Kok lo gak dihukum sih?" tanya Venus.

"Dihukum buat apa?"

"Jelas-jelas rambut lo panjang gitu. Gak baik tau."

Rama terkekeh. Ia mengerti dengan maksud Venus. "Sebisa mungkin gue ngehindar lah. Lagian kalo ngelebihin bahu, dipotong juga."

"Buat apa sih, begitu."

"Kok lo kepo?"

Venus cepat-cepat menoleh lalu terkekeh garing. "Jarang loh, gue kepo gini."

"Menurut lo, apa tanggapan lo soal Bumi ngasih tahu kalian bahwa gue adeknya?" tanya Venus tiba-tiba.

Rama mengedikkan bahunya acuh. "Yang pasti sekarang lo tanggung jawab kita juga selain ngejagain Grace dari jauh."

"Grace?"

"Heem, Putri mahkota kita. Ah, lebih tepatnya putri mahkota Benua." ucap Rama diselingi senyuman.

"Apasih gue gak ngerti. Dia anak sepuluh yah?"

Rama mengangguk, "dia jarang kesini. Dia lebih dijaga bodyguardnya."

Venus bingung. Apakah masih ada dijaman sekarang masih dijaga bodyguard. Sekaya apa di Grace-Grace ini? Ah, bodo amat lah.

"Btw, nama lo siapa?" tanya Venus.

Rama menoleh cepat kearah Venus lalu tertawa keras. "Daritadi kita ngomong lo baru nanyain nama gue? Gak salah?"

"Gak salah lah. Bosen kenalan dulu mah."

Mereka terkekeh bersama. Sedangkan disisi lain, Bumi merasa cemburu. Ia cemburu melihat interaksi antara Venus dan Rama. Tapi, yang mereka tahu, Venus adalah adiknya. Ia tidak berhak cemburu untuk itu.

"Sabar bro. Mungkin bukan jodoh." celetuk Desta yang langsung pergi kedalam. Desta si pengamat handal. Bumi mendengkus kesal dan langsung menyusul Desta.

Rama mengedarkan pandangan melihat situasi bengkel yang sepi. Teman-temannya mungkin sedang istirhat dibelakang rumah. Rama menoleh kearah Venus yang bengong juga.

"Lo gak bete?"

"Bete. Tapi lebih bete kalo dirumah. Mungkin gue belum terbiasa aja disini."

Rama mengangguk. Ia kembali diam dan mengecek ponselnya menunggu kabar seseorang.

"Lo kalo ada masalah cerita. Banyak temen-temen lo yang pastinya ngerti. Gue sebagai teman baru lo aja udah keliatan lo lagi ada masalah." ucap Venus tiba-tiba. Rama terkejut karena Venus sepeka itu dengan lingkungan. Venus seperti Desta yang selalu tahu apapun masalah temannya.

"Gue gerah pen rambut pendek."

Venus diam.

"Tapi bunda gue butuh rambut gue."

Venus menatap Rama yang menunduk dalam.

"Lihat,"

Venus menatap layar ponsel milik Rama dan terkejut melihat foto yang Rama kasih. Venus prihatin.

complicated story (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang