Chapter 19

9 1 0
                                    

Kangen.

Bumi melempar tas nya dengan kesal. Bisa-bisanya ia lupa dengan janji yang ia buat. Padahal untuk mendapatkan pulang bersama dengan Venus adalah hal yang susah

Tadi ia tidak sengaja bertemu Laras di lorong ketika mau mengambil motor. Laras dengan semangat menghampirinya dan meminta untuk mengantarkan gadis itu pulang karena supir yang menjemputnya ada urusan.

"Bisa kan, bum? Lagian kita belum ngedate atau jalan-jalan kan." Ungkap Laras.

Bumi awalnya ingin menolak, hanya saja ia tidak tega melihat Laras begitu bersemangat mengajaknya untuk pergi.

"Yaudah."

Bumi menggeram kesal dengan dirinya sendiri. Bisa bisanya ia lebih mementingkan orang lain daripada Venus. Bahkan Bumi bisa melihat betapa kecewanya Venus tadi.

"Gimana caranya biar dia gak marah lagi. Gue gak mau kalo udah canggung gini. Aarrggg!"

Bumi melempar bantal kemana-mana. Ia kesal sendiri. Matanya mengarah kearah atap rumah seraya berfikir. Otaknya langsung bekerja dan lelaki itu segera turun dari kasur dan pergi menuju dapur.

Bumi membuka kulkas yang ternyata sudah penuh dengan segala jenis makanan. Matanya mengarah mie instan dan telur. Bumi akan membuat mie instan dengan telur setengah matang untuk Venus. Gadis itu sangat menyukai telur setengah matang.

Setelah memasak bumi segera membawa mie tersebut ke kamar Venus. Ia agak susah mengetuk pintu.

"NUSSS, VENUSSS!"

Didalam seseorang berjalan dengan grasak-grusuk penuh emosi.

"APA!"

"Ngegas mulu deh." Gerutu Bumi. Wajah nya mencoba untuk ceria dan menatap mie dengan berbinar. "Lo mau gak? Telur nya setengah matang?"

Venus menatap mie itu dengan malas. Sebenarnya ia sudah kenyang karena tadi Rama mengajak nya makan di pinggir jalan.

"Makasih, gue kenyang."

Wajah yang tadi ceria mendadak mendung. Bumi menatap Venus dengan kecewa lalu menjatuhkan mangkuk berisi mie itu.

PRANGG...

"BUMI?"

Mangkuk itu pecah berkeping-keping dan mie berceceran dimana-mana.

"Lo gak ngehargain gue."

Gadis itu langsung tertegun. Ia menyadari kalau sikapnya tadi kelewatan. "Bumi, gue minta maaf." Venus berjongkok dan mulai membersihkan beling-beling yang berserakan. Bahkan ia tidak menyadari bahwa kakinya sudah berdarah karena tertusuk beling tersebut.

Sedangkan Bumi hanya menatap datar Venus yang terus membersihkan beling-beling tersebut. Bumi kesal mendengar bahwa Venus kenyang atau Bumi kesal karena Venus habis makan bersama Rama tadi. Yang pasti Bumi kesal sekarang.

"Berhenti bersihin itu dan masuk kamar. Biar gue yang bersihin." Ucap Bumi

Namun gadis yang berjongkok itu tetap diam sambil memungut mie yang berserakan.

"Venus!"

Lelaki itu berjongkok dan mengangkat dagu Venus. Terlihat gadis itu tengah menitikkan air matanya. Jelas Bumi kaget kenapa Venus menangis.

"Maafin gue, maafin gue. Udah gue bilang gue kenyang. Gue gak bisa makan mie lo." Ucap Venus dengan terisak.

"Ayo berdiri. Kita pindah dari sini dulu."

Bumi membawa Venus ke kamar gadis itu. Bumi mendudukkan Venus di atas kasur dan mulai menelaah semua tubuh gadis itu takutnya ada yang terluka.

Bumi mengambil kotak antibiotik dan mengeluarkan Betadine serta hansaplas dan mulai mengurusi kaki Venus yang terluka akibat beling.

"Udah." Ucap Bumi seraya menengadahkan kepalanya dan menatap Venus yang masih terisak.

"Kenapa masih nangis?"

Gadis itu hanya menggeleng. Venus tentu kaget dengan Bumi yang selalu berubah-ubah mood nya. Meski sudah lama bersama namun untuk itu Venus selalu merasa sakit.

"Lo tidur. Biar gue bersihin beling di depan."

Venus menggeleng dengan cepat. "gak boleh!"

"Terus gimana, hm?"

Venus mengusap air matanya dan menatap Bumi dengan malu, "gue mau tidur tapi pengen di temenin lo."

Bumi sedikit kaget dengan penurutan itu. Namun siapa yang tidak senang dengan kesempatan ini. Bumi langsung menganggukkan kepalanya dan menyuruh gadis itu berbaring.

"Peluk gue, Bum."

Bumi langsung memeluk Venus dengan nyaman. Betapa sangat ia merindukan sosok Venus di hidupnya. Entah sampai kapan akan seperti ini Bumi masih belum tahu.

"Gue kangen lo." Lirih Venus.

"Gue apalagi. Maaf ya, sering bentak-bentak lo. Gue cuman gak mau Lo kenapa-kenapa. Gue cuman gak mau Lo kelaparan atau gimana."

"Setidaknya lo nanya dulu,Bumi."

"Iya, iya. Maaf ya, kita baikan oke?"

"Iyaa."

Akhirnya Venus tertidur di pelukan Bumi yang ternyata ikutan tertidur. Mereka tidur dengan pulas tanpa memperdulikan beling dan mie menyatu di depan pintu. Biarkan saja, besok juga langsung bersih karena pembantu datang untuk membersihkan rumah.

_______

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

complicated story (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang