Kelicikan Bumi
Venus masuk ke markas Rajawali. Awalnya ia ragu untuk masuk kesana, karena memang ini pertama kalinya. Bumi tidak pernah membawanya kesana. Tempatnya sungguh strategis untuk membolos karena tidak jauh dari sekolah.
"Dimana Bumi?"
Jaelani tersentak kaget melihat seorang gadis yang masih memakai baju karate dengan sabuk coklatnya mencari Bumi.
"Ada apa ya? Eh, lo kan Venus ya?"
"Hm."
"Wes dah. Entar ajarin gue karate ya? Biar bisa main jurus, hehe."
Venus mendengkus mendengar celotehan Jaelani. "Dimana Bumi?"
"Eh iya, gue lupa. Ada tuh dirumah. Cari aja."
Setelah itu Venus menjauh dari bengkel dan masuk kerumah yang agak kotor karena memang tidak ada perempuan disana untuk membersihkan tempat.
Tempat biliard adalah fokus pertama Venus. Ditengah tengah ruangan terdapat biliard sedangkan disisi yang lain ada sofa usang warna coklat. Disana seseorang tengah tiduran dengan tangan menutup mata.
"Bumi?"
Bumi membuka matanya dan mengerjap pelan merasa tidak asing dengan suara itu. Ah, akhirnya orang yang ia tunggu-tunggu datang juga.
"Katanya lo berantem."
Semua anggota Rajawali yang ada disana menatap kearah Venus dengan tatapan bingung. Jelas karena Bumi tidak dikabarkan dengat dengan siapa-siapa. Adapun isu bahwa Bumi beroacaran pun tiba-tiba langsung lenyap.
"Iya. Sini duduk."
"Desta ambilin gue gunting." Desta hanya mengangguk dan mengambil gunting.
"Lo semua pergi kebelakang. Gue ada urusan sama dia."
Semua anggota Rajawali selalu mematuhi apa yang diucapkan Bumi. Lelaki itu menggunting celana abu-abunya selutut dan menampilkan darah kering dilutut tersebut.
"Kenapa digunting?" tanya Venus. Gadis itu menatap luka yang sebenarnya tidak parah-parah banget.
"Luka kecil doang, Bumi!"
"Tapi sakit! Gue pengen di obatin."
Venus memicingkan matanya merasa curiga. Namun ia kembali percakapannya dengan Bumi waktu tadi ditelepon.
"Hallo?"
"Ke markas sekarang. Gue luka. Kalo lo gak mau, gue pastiin lo gak bakalan jadi adik gue selamanya. Dan kita bakal benar-benar selesai. Gue bakal pergi dari kehidupan lo!"
"Oke!"
Venus terjebak. Bumi selalu memperangkap dirinya dengan ucapan licik lelaki itu. Venus yakin bahwa Bumi tidak akan pernah meninggalkan Danu. Bumi tidak bisa jauh dengan ayahnya.
Tapi kalau dipikir lagi. Ini adalah kesempatan Venus sebenarnya agar dirinya bisa dekat lagi dengan Bumi meskipun menjadi adik tirinya.
"Aduh, aduh sakit!"
"Ck, luka kecil gini juga!"
"Tapi tetep lah sakit."
Semua anggota Rajawali menggeleng tidak mengerti. Ternyata bosnya begitu bucin sampai rela memotong celana nya. Dan berpura-pura kesakitan. Padahal mereka tahu, ketika Bumi mendapatkan pingsan akibat berkelahipun tidak ada kata 'sakit' yang terlontar dari bibir Bumi.
"Dasar Bucin."
-
Venus membuka mata terkejut. Ia ketiduran? Dimana Venus sekarang? Namun daripada bergelut dengan pikirannya lebih baik ia keluar dari kamar yang hanya terisi kasur dan lemari saja.
Keluar ruangan, begitu ramai dengan anak anak Rajawali. Venus merasa canggung karena hanya dirinya wanita disana.
"Eh, Venus. Bangun juga lo?"
"Fajmi?"
Fajmi yang memang sekelas dengan Venus hanya memberikan cengirannya. Venus juga tidak mengetahui bahwa teman sekelasnya itu termasuk dari Rajawali.
Bumi keluar dari dapur dengan nasi dan juga air putih kemasan botol.
"Makan."
"Enggak. Gue mau balik udah sore."
"Disini aja. Dirumah gak ada gue!"
"Huuuuuu... " semua anak rajawali menyuraki Bumi yang terdengar seperti gombalan.
"Apa? Emang bener kan. Udah, makan aja. Nanti pulangnya bareng."
"Huuuuu... " lagi-lagi surakan terdengar.
"Apasih! Berisik deh." decak Bumi. Sedangkan Venus hanya diam dan juga malu. Meskipun gadis itu tomboy, tetap saja jika digoda seperti itu ia akan malu. Dengan berat hati Venus duduk disofa lusuh dan langsung menyantap makanan yang diberikan Bumi.
"Venus adik tiri gue!"
"Uhuk!!"
Rama yang tengah bermain billiar langsung meleset, jaelani dan Tatan yang tengah bermain karambol melesetkan tangannya akibat kaget. Desta tersungkur pelan ketika melangkah dan anak anak lain bengong tidak percaya. Begitupun dengan Benua yang baru sampai.
"Jadi tugas kalian lindungi dia. Dan jangan ada yang ngebocorin apalagi sampe kedenger sama musuh kita."
Semuanya masih hening. Venus diam seribu bahasa merasa kaget dengan pengakuan Bumi. Ada rasa senang dan juga sedih. Dulu ketika dirinya menjadi pacar Bumi, Bumi sana sekali tidak memperkenalkan diringa dengan teman-teman Bumi. Namun sekarang?
"SIAP BOS!"
Venus pasrah. Ia tidak berniat menyusahkan orang. Lagian dirinya belajar bela diri untuk meindungi dirinya juga. Venus yang saat itu tengah duduk di pojok sofa yang berdekatan dengan colokan listrik tidak sengaja mendengar dering ponsel yang ternyata tengah dicas.
Bukan maksud kepo, cuman matanya tidak sengaja membaca pesan itu dengan hati tertegun. Rama buru-buru mengambil ponselnya dan menatap kesal kearah Venus. Ia tidak suka privasinya dilihat orang.
________
Mangap mangap kata gue teh🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
complicated story (On Going)
Teen FictionVenus tidak menyangka percintaanya bersama Bumi akan serumit ini. sang ibu dipinang oleh ayah Bumi adalah hal yang tidak pernah Venus bayangkan. pacaran yang berumur jagung harus kandas akibat orangtua mereka yang saling menikah. ditambah Bumi malah...