Tría

4.1K 316 0
                                    

"Azka, apa kabar? Gimana udah nggak emosian lagi kan?" Azka menatap tanpa minat Reihan yang berjalan di sampingnya. "Lo kemarin tuh berlebihan tau, emosinya sampe buat takut anak orang kan nggak baik!" ujar Reihan buat Azka mendengus kesal.

"Dia dua kali buat gue marah, gimana gue mau nahan lagi, uda keburu jadi bubur." jawab Azka. Reihan tertawa mendengarnya, dan berjalan mengikuti Azka ingin pergi kemana.

"Untungnya Keisha datang tepat waktu, kalo nggak nangis itu adik tingkat lo buat," Azka yang kali tertawa pelan, sedangkan Reihan mendengus kesal.

"Gue mau ke ruangan PKS, kemarin ada hp yang ke bawa sama gue. Lupa ke laci ruangan, lo mau langsung ke kelas?" tanya Azka di balas anggukan oleh Reihan dan keduanya berpisah tikungan.

~'🌺'~

"Oh, Ka Azka kebetulan sekali tiba-tiba lo datang." ujar Aurellia. Azka menaikan alisnya bingung, dan merogoh sakunya untuk mengambil handphone yang terbawa. "Tadi ada beberapa siswa/i yang udah datang bawa surat pernyataan beserta tanda tangan orang tua, terus gue udah kasih hp mereka kak," ucap Aurellia memulai pembicaraan.

"Bagus kalo gitu, lo bantuin tugasnya Eska," sahut Azka datar. Aurellia mengangguk setuju, "Cuman ada satu orang yang handphonenya nggak ada di laci kak, dia juga udah bawa surat pernyataan dan katanya udah ketemu sama kepala sekolah. Hp dia hilang atau gimana kak? Soalnya tadi anaknya kelihatan panik gitu, gue kasihan lihatnya."

"Siapa namanya?" tanya Azka dan Aurellia langsung memeriksa surat pernyataan tersebut. "Kaila Sherly Bella, dia yang belum dapat handphonenya kak," jawabnya buat Azka mengingat kesalahannya.

"Oh, handphonenya ke bawa sama gue. Ada di laci itu, ntar lo kasih aja ke dia kalo orangnya datang lagi," sahut Azka santai dan berjalan ke arah pintu keluar.

"Kenapa nggak kakak aja? Soalnya tadi kak Eska bilang ke dia buat nemuin kakaknya secara langsung," ujar Aurellia. Azka menghentikan langkahnya.

"Yaudah, lo anak kelas 11 B kan. Bilang sama dia, temuin gue di ruangan saat jam istirahat pertama," ujar Azka di balas anggukan oleh Aurellia dan membiarkan kakak seniornya berlalu pergi.

~'🌺'~

Kelas 12 A yang terlihat banyak anak pintar di sana, tapi sebenarnya banyak juga yang suka berbuat onar. Azka masuk dengan malas ke dalam kelas.

"Azka yang kemarin gue minta maaf ya, dorong lo kuat banget," teriak lino buat Azka menganggukkan kepalanya, sudah biasa dengan hal tersebut. Lino juga sudah paham dengan sifat teman akrabnya itu.

Azka merebahkan kepalanya di atas meja, memejamkan mata untuk menikmati waktu pagi sambil menunggu bel masuk berbunyi. Ia mendengar dengan jelas, jika kursi di sampingnya bergeser dan sebuah sentuhan sedang memainkan rambut pendeknya.

"Lukanya, udah di obati lagi kan?" tanya Keisha di balas anggukan olehnya. Keisha tersenyum sambil melihat kearah Azka yang sepertinya sudah tertidur. Azka sangat suka jika kepalanya dielus, atau seseorang memainkan rambutnya saat ia sedang lelah itu membuatnya mengantuk dengan cepat.

"Itu Keisha kan, anak kelas 12B. Cantik banget ya, cuman hubungan dia sama Azka apaan?"

"Sahabatan, mereka udah saling kenal dari kelas 10 jadi deketnya ya kelihatan begitu, cuman kalo pun pacaran ya itu urusan mereka juga,"

Teman Lino menatapnya dengan aneh, sedangkan Lino ikut menatap temannya dengan bingung. "Lo nggak lihat ke arah jendela banyak yang dukung mereka?" tanya Lino buat temannya melihat ke arah luar kelas.

"Banyak yang suka sama Azka dan Keisha, jadi mereka mendukung keduanya jika memang punya hubungan lebih," ujar Lino pelan.

Tidak lama, bel pelajaran pertama berbunyi membuat semua siswa berhamburan masuk ke dalam kelas masing-masing.

𝐂𝐚𝐦𝐚𝐫𝐚𝐝𝐞𝐫𝐢𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang