Triánta Tría

1.8K 201 9
                                    

Akhir-akhir ini, Azka dan Kaila jarang bertemu. Hal ini dikarenakan, Azka sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja dengan ayah nya. Bahkan terkadang dia harus begadang di dalam kamar, dan keluar di pagi hari untuk ikut rapat perusahaan.

Sebenarnya, jika ditanya apakah Kaila merasa kesepian. Sangat, ia benar-benar merasakan hal tersebut. Dirinya memang memiliki teman, tapi tidak sebenarnya Azka. Bahkan, kemungkinan mereka sudah tidak ingin berteman dengan Kaila setelah dengar kasus mengenai dirinya —kecuali, Aurelia.

Selama di rumah orang tua Azka, ia hanya diam di depan tv ruang tengah. Terkadang memasak cake, atau masakan yang lain meskipun hanya dirinya yang makan. Ibu Azka sibuk di butik, jadi juga jarang berada di rumah.

Keluarga ini, akan ada hanya saat makan malam. Itu juga kalo mereka bertiga tak pulang terlambat, atau kemungkinan ketiganya makan malam bersama di luar tanpa Kaila? Entah mengapa Kaila selalu berpikir negatif akan hal tersebut, lagipula ia juga bukan bagian dari keluarga.

Dirinya tak lebih cuman menumpang hidup dan jadi benalu, seperti yang dikatakan lara pekerja di rumah Azka bila hanya ia seorang di dalamnya.

Seperti saat ini, Kaila yang lagi berada di dapur sedang memotong beberapa sayuran. Ia ingin membuat salad sayur, untuk sarapan pagi. Lagipula, tidak ada yang sarapan bersama. Semua orang sudah pergi bekerja, tanpa membangunnya untuk makan bersama.

“Dia hanya jadi benalu, tapi kenapa tanpa malu melakukan sesuatu di rumah tuan besar bahkan tidak izin lebih dulu.” bisik salah satu maid, agak kuat karena Kaila bisa mendengarnya.

“Ya namanya juga benalu, rasa malunya hilang. Kan dia juga yang buat nama tuan besar jadi jelek. Terus kayanya, nona besar sengaja buat kak Azka jarang di rumah biar jauh dari dia.” sahut yang lain.

Kaila memperlambat gerakan pisaunya, berpikir apa ucapan terakhir dari maid tersebut memang benar? Atau cuman emosinya saja yang memang Kaila sadari tidak baik akhir-akhir ini.

Kaila bahkan tidak tau kenapa, ia jarang check up ke dokter. Rasanya takut jika pergi sendiri, terkadang ia minta ditemani Aurelia. Tapi temannya itu lagi sibuk ujian sekolah.

Meminta temani Azka? Em, kita juga tau seberapa sibuk seniornya itu. Kaila benar-benar tidak tahu kesehatannya saat ini. Katakan saja ia bodoh, dan Kaila menyadari itu.

Kaila segera menyiapkan semuanya, dengan terburu-buru. Ia tidak mau lagi dengar ucapan dari pelayan di rumah Azka, buat kepalanya sakit jadi lebih berat lagi.

Dan bahkan ia langsung berlari naik ke tangga menuju kamarnya, tanpa ingat untuk menuangkan mayones di atas salahnya. Ia hanya membawa potongan sayur, dan tidak merapikan kekacauan tersebut. Biasanya sikap Kaila tidak seperti itu.

Kaila juga sering menangis, mimpi buruk dan karena rasa takut berakhir ia tidak tidur satu malam. Hal itu tentu saja buat kepalanya makin sakit serta berat.

*****

Hari ini, Kaila memberanikan diri untuk keluar rumah sendirian. Ia hanya izin pada kepala pelayan di rumah Azka akan pergi check up ke rumah sakit. Kaila tidak berbohong kok, memang tujuan utamanya adalah untuk melihat kesehatannya.

Setelah memeriksa kesehatan, baru Kaila akan berkeliling menghabiskan waktunya di luar rumah daripada harus berada didalamnya dengan bisikan yang buruk dari para pelayan.

Saat ini, ia lagi duduk di taman kota dekat dengan danau yang indah jika pada malam hari. Kaila hanya memandang para buruk camar sedang berada di sekitar tepi danau, atau beberapa orang yang datang memberi makan burung-burung itu.

𝐂𝐚𝐦𝐚𝐫𝐚𝐝𝐞𝐫𝐢𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang