Dekaeptá

2.5K 248 6
                                    

Setelah kejadian kemarin, Kaila memang jadi menghindari untuk bertemu dengan Azka. Sepertinya Azka juga hanya mengganggapnya adik tingkat yang rumah mereka berdekatan.

Bahkan saat ketemu di perpustakaan, tidak ada sapaan satu sama lain, seakan-akan mereka tidak saling mengenal. Ketika Kaila tidka sengaja bertemu dengan Azka di cafe tempatnya bekerja ia berusaha semaksimal mungkin berpura-pura tidak mengenal Azka.

Hari ini Azka juga ada di cafe tempat ia bekerja dengan orang lain, Kaila juga meyakini itu bukan Keisha atau Aurelia.



*****
“Jadi, setelah lulus SMA lo bakalan kemana?” Azka melirik wanita yang ada dihadapannya sekilas dan memainkan sendok kopi.

“Jerman?” jawabnya tidak yakin. Ia bahkan sempat tersenyum tipis, Kaila memperhatikan semuanya dari tempat ia menjaga kasir.

Kaila sadar, Azka tidak pernah tersenyum dengan orang lain. Bahkan ia juga sering memperhatikan saat Azka berbicara dengan Keisha tidak ada senyuman seperti saat ini.

“Padahal kalo senyum tipis gitu kelihatan ngga seram, kenapa harus serius banget mukanya setiap hari,” gumamnya.

“siapa Kaila? Kamu bicarain aku ya?” tanya pegawai lain dan membuat Kaila terkejut. Ia segera menggelengkan kepalanya, dan berlalu pergi ketika Azka meliriknya sebentar.


“Dia. Kau menyukainya bukan?” tanya wanita itu membuat Azka hanya menatapnya dan kembali tersenyum.

“Azka, aku menggenalmu lebih dari siapapun ya. Jadi aku tau bagaimana wajahmu saat berbicara dengan orang lain, kau akan menatapnya lama dan juga tersenyum.”

“Itu lo, bukan?” sahut Azka dan hanya helaan nafas yang bisa di dengar oleh mereka.

“Maaf, kali ini aku nggak bisa. Aku mendengar kabarmu dari Astrid akhir-akhir ini,”

Azka menganggukkan kepalanya. “Ia sedikit mengganggu, kenapa lo nyuruh dia? Nggak bisa orang lain aja?” tanya Azka sedikit kesal.

“Dia lebih bisa mengaturmu jika kau sering melakukan masalah, lagian bukan aku yang memintanya. Ibumu yang memintaku untuk menyekolahkan Astrid di sana,”

“Irena, bagaimana dengan kuliah mu .. lancar?”

Irena nama wanita yang disukai oleh Azka, ia menganggukkan kepalanya dan tersenyum sangat indah.

“Orang-orang di sana baik, aku juga senang kuliah di Amerika. Berkatmu, impianku jadi nyata” jawab irena.

“baguslah,” sahut Azka sambil melirik jam ditangannya.

“ada janji lain?” tanya Irena dan Azka menganggukkan kepalanya.

“Sebentar lagi jam 8 malam, waktunya .. ah! nggak ada, gue lupa nggak ada janji hari ini,” jawab Azka cepat.

Irena kembali tersenyum, ia melirik ke arah belakang tubuh Azka.


“Kaila lo pulang bareng siapa? udah malam,” 

Suara pegawai yang ada di kasir, kini bertanya pada sosok gadis sedang berjalan menuju pintu masuk. Shiftnya sudah selesai, dan ia harus pulang sebelum hari lebih gelap lagi.

“naik bislah kak, kan masih jam 8.” jawab Kaila sambil melambaikan tangannya.


“mau nganter dia pulang ya? Yaudah sana, keburu anaknya nyetop bis. Aku juga bakalan dijemput sama cowokku,” ucap Irena.

"Astrid bilang gadis itu terlalu baik buatmu, haha. Ia mengatakan jika kau benar-benar menyukainya, kemungkinan kau akan mendapatkan pukulan darinya. Tapi aku yakin kau tidak seburuk itu untuk gadis polos bernama Kaila,”

𝐂𝐚𝐦𝐚𝐫𝐚𝐝𝐞𝐫𝐢𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang