Eptá

3K 233 4
                                    

Kaila yang baru saja memasuki ruang kelas, langsung melihat kekacauan yang dibuat oleh teman-temannya. Kalau sudah begini, apa yang dibilang oleh anak kelas lain benar adanya, jika kelas 11B merupakan pembuat onar.

Meskipun ada anggota PKS di dalam kelas mereka, mana ada yang peduli dengan hal itu terkecuali jika ketua PKS yang datang ke kelas.

“Oi, Kaila. Bengong aja, ngapain lo diem di depan pintu gitu?” tanya Aurellia sambil tertawa. Kaila segera menghampiri teman sebangkunya, duduk dengan wajah tertekuk sebal.

“Aurel, kamu nggak takut ditegur sama anggota PKS lainnya, kalo kelas kita ribut dan kacau banget gini? Lihat itu, baru pagi aja susunan meja sama kursi udah lari dari tempatnya,” ujar Kaila dan lagi Aurellia hanya tertawa.

“Ngapain takut, anak PKS nggak semenakutkan yang lo pikir. Lagian, ntar juga waktu bel bunyi mereka bakalan pada diem lagi, udahlah santai aja.” sahut Aurellia membuat Kaila memilih diam.

“Eh, Eh. Lo udah lihat group sekolah belum? Gila, gue nggak percaya mereka benaran punya hubungan,” Kaila lebih memilih memperhatikan dan curi-curi dengar pembicaraan teman-temannya yang lain.

“Lo lihat aja anjir, ini mereka pangkuan-pangkuan gini lo masih nggak percaya mereka punya something?” merasa semakin penasaran, ia kini menatap Aurellia yang terlihat sedang bermain game mobile di handphonenya.

“Mereka membicarakan siapa sih? Kenapa heboh bener,” tanya Kaila. Aurellia melirik ke teman-temannya, dan tertawa.

“Oh, itu lagi bicarain tentang kak Azka sama Keisha,” jawab Aurellia santai dan kembali melanjutkan game yang sempat tertunda. Kaila yang masih kebingungan membuat Aurellia menyuruhnya untuk melihat group sekolah yang berisikan hanya siswa/i nya saja.

“Bukannya ini club, ya?” Aurellia menganggukkan kepalanya. “Dia kan Ketua PKS kenapa mainnya di club? Ini yang namanya contoh murid teladan di sekolah!”

Mendengar suara Kaila yang cukup kuat, teman sekelasnya langsung menatap tajam ke arahnya, lebih tepatnya orang-orang yang menyukai Azka. Aurellia selalu teman dekat Kaila juga menatapnya terkejut.

“Terus maksud lo, ketua PKS atau anggota PKS tuh harus duduk diem di rumah, nggak boleh main atau party, gitu?” Kaila menganggukkan kepalanya ketika Shein bertanya dengan nada ketus padanya.

“Harusnya gitu, lagian kan Ketua PKS ada buat jadi contoh biar siswa lain ikut taat sama peraturan sekolah, kenapa dia pergi ke club terus, ini sama cewek kan?!” sahut Kaila mengebu-gebu.

Kaila, what do you mean?” tanya Aurellia mencoba untuk memastikan. Kaila melihat temannya dan menghela nafas.

“Ketua PKS kita cewek kan, lo juga tau itu semua murid di sekolah juga tau. Wouldn't this look wrong, if she had a relationship with someone like her?” jawab Kaila. Aurellia tertawa mendengar jawaban tersebut, ia memilih bangkit dari tempatnya duduk tadi.

There is nothing wrong in the world if we are sure to live it, tapi lo salah kalo lo terlalu mengurusi urusan orang bahkan hubungan mereka, sampai mengatakan hal itu salah.” ujar Aurellia membuat Kaila menggelengkan kepalanya tidak setuju.

“Tapi, Aurel—” Aurellia melangkah menjauh, membuat Kaila diam sambil memperhatikan temannya. “Don't say anything else Kaila, if you keep doing it I can't help you,” potong Aurellia dan pergi meninggalkan kelas.

“Sehebat apa sih lo, sampe ngomong kalo yang mereka lakuin itu salah. Kalo lo emang nggak suka sama hubungan kayak gitu, mending diam aja jangan ngomong secara langsung. Nanti, jatuhnya lo yang dibenci sama orang-orang,” ujar Sein membuat Kaila diam sambil menundukkan kepalanya.

𝐂𝐚𝐦𝐚𝐫𝐚𝐝𝐞𝐫𝐢𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang