Sequel Camaraderie || Chapter 3

1.1K 82 0
                                    

Maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, seperti kata dan kalimatnya. ketidaknyamanan itu akan segera diperbaiki bila sudah waktunya untuk revisi✨

*****

"Happy birthday Ziva!!" teriakan dari suara riuh anak-anak terdengar di seluruh ruangan dalam rumah.

"Yeay, makasih semua~" balas Ziva senang.

Hari ini merupakan perayaan ulang tahun Ziva yang ke 10, dan orang tuanya mengadakan pesta dengan mengundang teman-teman terdekat Ziva bersama orang tua mereka masing-masing.

"Happy birthday sayang," ujar Kaila dan mengecup pipi Ziva yang tersenyum senang. Ziva menatap Azka yang lagi memotret mereka di tempat lain, ia segera memeluk kaki Azka dan menatapnya dari bawah.

"Selamat ulang tahun, Ziva." ujar Azka setelah berjongkok agar menyamakan tinggi mereka. Ziva mengangguk dan memberikan tawa bahagia saat Azka juga memberikan kecupan di keningnya, dan mengelus pucuk kepala Ziva.

"Teman-teman semua, terima kasih sudah datang ke acara ulang tahun Ziva yaa.." seru Ziva setelah kembali ke tempatnya.

"Ziva, ayo kita main-main di halaman!!" ujar salah satu temannya dan yang lain mengangguk setuju.

Semua anak-anak sudah berlalu keluar rumah menuju halaman, sedangkan para orang tua kembali asik berbincang setelah mengingatkan putra-putri mereka agar tidak jauh-jauh mainnya. Setelah urusan Azka mengambil gambar, ia berjalan ke arah para orang tua karena di situ ada Kaila.

Acara ini tidak mengundang terlalu banyak orang, karena Kaila mengatur semuanya untuk orang-orang yang memang sudah dekat dengan Ziva dan keluarga mereka. Bisa dibilang, sebagian tamu juga merupakan mitra kerja Azka di perusahaan.

"Itu bos suami kamu ya?" bisik salah satu tamu saat melihat Azka sedang berbincang-bincang dengan seseorang.

"Iya, itu CEO perusahaan tempat suami aku kerja."

"Owalah, pantesan aja waktu tiba di rumah mereka tadi. Aku sempat ragu buat masuk, rumahnya mewah banget."

Beginilah yang akan terjadi jika mengundang ibu-ibu ke sebuah acara, perbincangan mereka tidak jauh dari membicarakan sang tuan rumah, meskipun kamu tetap saja hal tersebut sudah sewajarnya akan terjadi.

"Halamannya aja luas banget, udah bisa buat satu rumah kecil. Gimana nggak mewah dalamnya, bu." sahut yang lain heboh.

"Nggak usah jauh-jauh deh dari rumahnya, putri mereka aja udah kelihatan banget loh terawatnya. Lihat aja dari segi pakaian, sama mungkin perawatan kulit nggak sih."

Anggukan setuju pun tak terelakkan dari tamu-tamu yang ikut dalam perbincangan tersebut. Mereka terus memperhatikan tuan rumah acara. Pakaian begitu sederhana, tapi kenapa ketika aura sultan yang pakai, mau sesederhana apapun itu pakaian tetap aja kelihatan mewah dan mahal.

"Cakep yang suaminya" bisik ibu-ibu dan tertawa pelan. "Istrinya aja cakep bu, cocoklah mereka." timpal yang lain.

Saat ini Azka yang sedang duduk di salah satu kursi dan berhadapan langsung dengan beberapa mitra kerja di perusahaan. Sementara Kaila, ia lagi membantu para pekerja rumah (art) dalam menyiapkan makan siang bersama.

Saat melihat Kaila lagi membawa beberapa sajian untuk makan siang, Azka permisi ke para mitra sebentar dan segera menghampiri Kaila.

"Kenapa bawa sendiri?" tanya Azka dengan suara pelan dan menatap Kaila bingung.

"Iya, yang lain lagi bantuin Mama di dapur. Jadi karena aku senggang, yaudah aku bantu aja bawa ke depan makanannya." jawab Kaila dan Azka pun membantu menyusun.

𝐂𝐚𝐦𝐚𝐫𝐚𝐝𝐞𝐫𝐢𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang