Saránta Ένα

2K 172 2
                                    

Maaf apabila ada kesalahan penulisan, seperti kata dan kalimatnya. Akan segera diperbaiki bila ada waktu untuk revisi. Selamat membaca dan Tahun baru untuk kita semua 💕 —🥀








Pagi ini, bel kamar berbunyi cukup nyaring buat Azka agak kesal karena tidurnya terganggu. Dengan malas ia buka matanya, dan pandangan yang pertama ia lihat adalah sosok Kaila sedang tertidur dengan masih nyaman.

Ia tersenyum tipis, mengecup kening itu singkat dan berjalan ke arah pintu kamar.

“Ada apa, Ma?” tanya Azka.

Sang Ibu yang lihat anaknya baru tidur, cuman bisa menggelengkan kepalanya. Dan mendorong tubuh sang anak, agar bisa masuk ke dalam kamar.

“Astaga Azka, ini hoodie digantung jangan asal lempar gini loh!” omel sang Ibunda buat Azka cuman membalas dengan senyuman terpaksa.

“Mama udah pesankan sarapan, kita makan bareng di cafe hotel. Kaila bangunkan, jangan sampe perut dia kosong kaya kemarin.” ucap sang Ibunda saat memperhatikan Kaila masih tertidur dengan nyaman.

“Iya ma.” sahut Azka malas. “bentar deh, kemarin Kaila nggak sarapan emang?” tanya Azka setelah sadar akan ucapan sang Ibu.

“Nggak makan malam, sejak kamu pergi dia nggak selera makan katanya. Kamu ini kapan si peka nya jadi orang, hah?! Mirip sama Papa banget heran Mama,” kesal sang Ibunda.

Azka mengerjapkan matanya, dan mengulum senyum kecilnya. “maaf ma, Azka kurang ngerti tingkah Kaila kalo lagi marah tiba-tiba.” sahutnya pelan.

Sepertinya pembicaraan Ibu dan anak itu, membangunkan Kaila. Ia meregangkan tubuhnya dengan pelan-pelan, sambil memanggil nama Azka meskipun matanya masi terpejam.

“Kak Azka,” panggilnya pelan.

Sang Ibu tertawa melihat tingkah lucu Kaila yang baru saja bangun tidur, ia menghampiri sosok yang sudah jadi putri keduanya itu dengan senyuman.

“Morning saya bunda, mau sarapan apa hari ini? Biar bunda pesankan, nanti kita sarapan sama-sama lagi ya.” ujar sang bunda.

Kaila membuka matanya, mengerjap sejenak dan terkejut saat lihat orang tua pacarnya ada depan mata.

“Tante! Loh, kenapa ada dikamar Kaila?” tanyanya dengan wajah kaget.

“kenapa kaget gitu, panggilnya bunda jangan tante ih. Bunda mau bangunkan kalian buat sarapan bareng Papa di resto hotel,” jawab sang bunda.

Kaila menganggukkan kepalanya, ia masih belum terlalu sadar. Bahkan karena kaget, tubuhnya hampir oleng.

“Hati-hati dong. Yaudah, bunda tinggal ya. Siap-siap nya jangan terlalu lama, Papa sudah nunggu.” final sang Ibunda.

Kaila menganggukkan kepalanya dan Azka mengantarkan Ibunya sampai depan pintu. Setelahnya menghampiri Kaila yang tadi dibantu duduk oleh Ibunya.

“Mau mandi duluan atau basuh wajah aja?” tanya Azka lembut.

“Mandilah kak, tapi kak Azka duluan ya. Kepala aku pusing, karena kaget tadi hehe. Tapi nggak apa, karena kaget kok bukan karena apa-apa.” jawab Kaila dan Azka menganggukkan kepalanya.

“Aku mandi sebentar, oke. Kalo ada apa-apa, langsung gedor pintu kamar mandi ya.” sahut Azka sambil mengusak rambut Kaila dengan pelan.
.

*****

Kini, keluarga Qirani lagi sarapan bersama di resto hotel. Jika kihat sang Papa dan Azka sibuk membicarakan tentang pekerjaan, maka berbeda lagi dengan Ibunda dan Kaila yang lagi berbicara mengenai baju bayi.

𝐂𝐚𝐦𝐚𝐫𝐚𝐝𝐞𝐫𝐢𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang