Dódeka

2.5K 263 4
                                    

Setelah dua hari Kaila kembali ke sekolah, Ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan Azka. Kemungkinan kakak seniornya itu sangat sibuk, apalagi ia ikut ekstrakurikuler basket dan juga PKS yang memakan waktu latihan serta rapat tidak menentu.

Kali ini Kaila pulang tidak terlalu sore, sekitar jam 5 Ia sudah berada di pekarangan rumah habis selesai bekerja. Seperti biasa Kaila setelah pulang sekolah akan langsung menuju tempatnya bekerja dan pulang tergantung dengan orang yang shift setelahnya.

Kapan orang tersebut datang, jika cepat ya Kaila sangat bersyukur jika datangnya lama apa boleh buat Kaila tidak ingin mencari masalah.

"Nak Kaila, sini." panggil seorang ibuk salah satu tetangga Kaila. Merasa tidak sopan jika ia menolak, Kaila datang untuk menghampiri. "bibik baru buat rujak, sini makan sama-sama," ujarnya.

Kaila menatap binar buah rujak yang terlihat sangat mengiurkan, kapan lagi ia bisa makan rujak secara gratis, tentu saja hari ini. Kaila dengan semangat mengambil garpu kecil dan memilih buah apa yang akan ia makan pertama.

Mereka hanya berdua, jadi tidak banyak yang dibicarakan oleh keduanya. Kaila memperhatikan, sedari tadi saat ia berjalan dari depan gang menuju pekarangan rumahnya, banyak sekali kendaraan roda empat masuk ke dalam dengan membawa perabotan.

"Oh, itu ada yang baru pindah nak. Di rumah itu," ujar ibu tetangga ketika melihat Kaila sedikit bingung. Sekarang ia sudah mengerti, mengapa banyak sekali motor besar masuk ke dalam pekarangan perumahan tempatnya tinggal.

"Kayaknya orang kaya, cuman bibik heran kenapa cari rumah di sini ya?" tanya ibuk tersebut. Kaila tertawa pelan, dan kembali mengunyah rujaknya.

"Mungkin aja di sini dekat sama tempat dia kerja bik, mana tau kalo cari tempat lain jauh banget. Atau dia mau menghemat pengeluaran, di sini kan perumahannya nggak terlalu mahal kayak yang lain," jawab Kaila.

"Tapi anak sekolah lo yang pindah, seragamnya juga sama kayak nak Kaila," Kaila menatap tetangganya dengan terkejut, tidak percaya sebenarnya. Membuat ibuk tersebut berdecak agak kesal, karena tetangganya yang masih mudah ini masih tidak percaya.

"Kemarin orangnya yang langsung nanya ke bibik, dimana rumah pemilik kontrakan. Terus, tadi baru aja orangnya juga datang masih pakai baju seragam, naik mobil itu." jelas ibu tetangga sambil menunjuk mobil hitam yang tidak asing di mata Kaila.

Hanya tidak asing, bukan berarti Kaila hapal siapa pemilik mobilnya. Tapi sejujurnya Kaila penasaran, siapa yang pindah ke rumah tersebut dan katanya anak sekolah yang memiliki seragam sama dengannya.

Ia tidak memiliki clue atau bahkan jawaban di kepalanya, namun sepertinya keberuntungan sedang berada di pihaknya. Sosok yang dibicarakan oleh tetangganya baru saja keluar dari dalam rumah dan sedang menelpon di depan pagar, lebih tepatnya dekat mobilnya.

"K-kak Azka," ujar Kaila pelan membuat tetangganya menatapnya heran.

"Kamu kenal? Bener kalo gitu, teman sekolah kamu yang pindah itu," sahut ibu Ani (tetangganya). Kaila tertawa ragu, ia hanya menganggukkan kepalanya saja untuk menanggapi ucapan bibik Ani.

"Bik, Kaila balik ke rumah dulu ya. Belum mandi, baru pulang kerja. Gerah, mau istirahat juga. Makasih ya bik rujaknya, mantap!" ucap Kaila dengan senyuman manisnya dan tertawa pelan ketika melihat bik Ani membalas jempolnya.

Azka yang memang sedang menelpon seseorang, kini memperhatikan Kaila yang sedang berjalan masuk ke dalam rumah. Jarak rumah mereka tidaklah banyak, hanya ada 3 rumah saja. Azka bahkan bisa berjalan kaki menuju rumah Kaila.

"Dek, ini perabotannya udah semua. Mau di susun sekalian?" seorang petugas menghampiri Azka dan bertanya. Azka mematikan sambungan telepon dan berjalan mengikuti sang petugas.

𝐂𝐚𝐦𝐚𝐫𝐚𝐝𝐞𝐫𝐢𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang