Íkosi dío

2.2K 221 3
                                    

Ini merupakan hari pengumuman hasil ujian semester yang akan dilakukan oleh anak kelas 12. Di kelas Azka, semua siswa/I tampak gugup juga namun mereka terlihat santai dan duduk dengan tenang sambil bercanda. Berbeda dengan kelas Keisha, beberapa siswa/i terlihat sangat gugup karena takut akan hasil nilai ujian akhir.

“Oke semuanya, sebelum kita pulang ke rumah masing-masing. Seperti yang sudah kalian ketahui, jika besok adalah acara prom night. Ya, bisa dibilang acara perpisahan yang diselenggarakan sekolah untuk anak kelas 12.” jelas Barra di depan kelas.

“Jadi, aku harap semua anak kelas 12 akan menghadiri acara tersebut sebelum kita benar-benar berpisah untuk menuju perjalan pendidikan yang lebih luas. Btw, kalian boleh bawa pasangan dari luar sekolah ya, asalkan tetap punya undangan yang diberikan oleh panitia!” sambungnya.

Selesai menjelaskan beberapa tahapan acara, Barra sudah boleh mempersilahkan teman-temannya untuk pulang ke rumah. Keisha yang berada di kelas lain segera menghampiri Azka yang baru saja keluar dari dalam kelasnya.

“Azka, boleh ya besok gue bareng sama teman ke prom night.” ujar Keisha padanya.

Azka menaikan salah satu alisnya, menang Keisha dengan bingung. “Sama siapa? Barra?” tanyanya.

“hehe, bukan. Sama kakak tingkat kita dulu, kapten basket sebelum lo. Kak, gibran.” jawab Keisha dan Azka menganggukkan kepalanya.

“Gue pikir sama siapa, yaudah kalau mau pergi sama kak Gibran.” ujar Azka seadanya dan Keisha memekik senang.

Setelahnya berpamitan lebih dulu, karena ingin memilih baju untuk acara besok. Azka melambaikan tangannya dan kembali berjalan, beriringan dengan Reihan.

“Kalo Keisha sama kak gibran, lo bareng sama siapa?” tanya Reihan.

“Ya sendiri aja lah, lagian prom night mesti bawa pasangan apa?” sahut Azka bingung.

“Ya nggak juga sih, cuman lebih asik bawa pasangan. Oh, gimana kalo lo sama gue aja!” jawab Reihan dan saat itu juga Azka memberikan pukulan otomatis tepat pada kepala sang teman.

*****

Keesokan harinya, beberapa teman dekat Azka terutama Barra dan Reihan sudah sibuk mengajaknya untuk mencari pakaian. Tapi Azka mengatakan jika ia sudah punya, dan tidak perlu mencari lagi.  Tentu saja jawaban tersebut membuat keduanya kesal, karena Azka tidak mengajak mereka untuk mencari bersama.

Aurellia yang tinggal bersama Azka kini berjalan menghampiri sang kakak sepupu dan duduk di sampingnya. “Kak, lo ke acara itu bareng siapa? Masa gue di ajak bareng kak Barra!” curhatnya.

“Apa, lo sama Barra?! Yang bener aja itu anak ngajak lo?” sahut Azka tanpa melihat ke arah sang adik dan fokus pada televisi.

“Iya kak, nyebelin banget! Padahal gue mau bareng Kaila aja, kan nggak apa-apa kita pergi sama-sama.” ujar Aurellia.

“Yaudah bareng dia aja perginya, nanti gue bilang ke Barra,” sahut Azka.

“lo beneran sendirian kak, eh tapi nggak mungkin sih. Pasti bareng kak Keisha kan ya? Cuman kenapa lo kagak siap-siapa sekarang anjir?!” ucap Aurel.

“Gue berangkat telat aja dah, lagi males buat bergerak.” jawabnya dan merebahkan tubuh di sofa, membuat Aurel harus bergeser menjauh dari tingkah sang kakak.

“Yang bener aja, tapi lo beneran sama kak Keisha kan ya?” tanya Aurel dan Azka menggeleng kepala.

“Dia bareng kak Gibran, kayanya bakalan banyak anak alumni datang. Gue males banget, seriusan. Boleh nggak sih, gue izin nggak hadir?” tanya Azka sambil menatap Aurel memohon seperti anak anjing.

𝐂𝐚𝐦𝐚𝐫𝐚𝐝𝐞𝐫𝐢𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang