Arka menatap punggung Prilly nanar. Di tangannya terdapat kue tar berwarna putih polos dengan qoutes:
Happy birthday, kakak bawel♡
Kecelakaan yang menimpa abang iparnya tentu saja hal yang menyakitkan bagi kakaknya, Prilly. Arka berjalan pelan, lalu menyanyikan lagu ulang tahun dengan suara serak dan pelan. Hal itu membuat Prilly langsung menoleh, menatap sendu pada Arka. Prilly berdiri, menatap lekat pada kue cake yang Arka bawa untuknya.
"Lo sebenernya gak perlu bawa-bawa kayak gini."
Arka terkekeh perih, lalu menjawab, "Make a wishnya. Lo tau? Tangan gue pegel terus pegang kue," ujar Arka mengalihkan pembicaraan.Air matanya langsung kembali menetes, matanya langsung beralih menatap sendu pada Ali yang masih tertidur damai. "Aku juga pengen di ucapin sama suami aku sendiri." Prilly tersenyum lesu.
Prilly menatap kembali pada kue cake, lalu memejamkan matanya. "Ya Tuhan, aku mohon di hari ulang tahunku, dia sembuh. Kembali seperti biasamya, memelukku, memberiku kasih sayang yang sangat aku rindukan," pinta Prilly dalam hati.
Dulu, ia sangat membenci ulang tahunnya. Hal yang sangat menyakitkan saat mama meninggal bertepatan dengan hari kelahiran. Bahkan papa selalu ingin merayakannya. Namun, ia selalu menolaknya mentah-mentah dan menyibukan dirinya di dunia luar. Dan kini, semua berubah saat ia bertemu dengan Ali. Seorang yang dapat membuat kenyamanan seperti pelukan mama dulu.
Prilly membuka matanya. Arka meletakkan kue cakenya, lalu memeluk sang kakak. Punggung Prilly kembali terguncang. "Bertahun-tahun gue coba lupain kejadian mama, bertahun-tahun, Ka! Dan sekarang, gue bisa lupain. Tapi, semua itu kembali sirna," ujar Prilly terisak.
Beberapa tahun yang lalu..
Dari jam tujuh malam sampai jam duabelas malam, gadis berumur tujuh tahun masih terjaga di balik selimut tebal. Ia hanya tertidur beberapa menit, itu pun langsung terbangun karena gelisah. Ia terkekeh kecil saat mendengar keributan di luar sana. Mungkin, mama dan papanya sedang mempersiapkan sesuatu untuk ulang tahunnya, karena besok adalah hari ulang tahunnya.
"Mama sama Papa pasti siapin kejutan yang meriah buat aku. Besok aku bakalan pamerin ke semua orang, kalo aku dikasih kejutan sama Mama Papa," kata gadis kecil itu dengan lugu.
Tangannya mengambil jam weker dan mengamatinya dengan polos. Sekitar limabelas menit lagi jam akan tepat jam duabelas malam.
Lampu kamar sengaja ia padamkan untuk menambah kesan yang sangat berarti, saat mama dan papa masuk ke dalam kamar dengan membawa kue ulang tahun beserta lilin.
Sungguh ia tak sabar menanti hal itu. Limabelas menit telah berlalu, Prilly menyibakkan selimut dan mulai berdoa dengan doa yang ia ketahui. "Aku hanya ingin terus bersama Mama, Papa, dan Arka. Aku gak minta apapun lagi. Karena aku rasa, kebahagiaanku cukup karena adanya mereka. Tetapi, aku punya satu permintaan, aku mau punya adik perempuan, aku gak suka sama Arka, dia gak bisa aku ajak barbie-barbiean," pinta Prilly.
Prilly terperanjat saat suara sirene ambulance terdengar dengan jelas. Ia langsung berdiri keluar dari kamar dan terkejut melihat mama di gendong sama papa. Ia hanya gadis kecil umur tujuh tahun yang tidak tahu apa-apa, hanya memandang orang-orang dengan pandangan yang tidak mengerti.
Terlebih lagi Arka, dia hanya menangis di sofa, seolah-olah tahu keadaan kacau ini. Tanpa berkata apapun, papa langsung menggendongnya dan Arka setelah membawa mama keluar.
Di Rumah Sakit, Prilly hanya diam membisu mencoba mencerna percakapan papa bersama om dokter itu. Ia benar-benar tak mengerti apa yang mereka bicarakan, terlebih lagi suara isakan dari Arka semakin mendominan di koridor sepi Rumah Sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DOCTOR [END]
RomanceNamanya Pritta Illyana atau Prilly, wanita angkuh dan tak mempunyai tata-krama yang baik berusaha memaksa seorang Dokter spesialis bedah bernama Alfairuz illahi yang kerap disapa Ali untuk menikahinya. Bahkan mereka saja tak kenal. Mengapa Prilly me...