Rayanna Illya Alfairuz & Rayyan Malik Alfairuz
Usia sembilan bulan..
"Kamu jagain dulu anak-anak. Aku belum selesai masak."
"Oke."
Prilly langsung berlari ke dapur, bau-bau harum gosong tercium di indra penciumannya. Ali melihat si kembar yang anteng memainkan mainan kecil di tangan mereka. Sesekali mereka tertawa, padahal ia sendiri tidak mengajak mereka bermain. Ali menggaruk tekuknya yang tak gatal, dari mereka bayi merah, ia sendiri bingung harus mengajak bermain mereka seperti apa, ia tidak bisa bahasa bayi yang menurutnya sangat ribet dan penuh drama.
Ali duduk di depan mereka dan bergaya cilukba, tetapi kali ini mereka tidak tersenyum, hanya menatapnya, seakan-akan mereka tidak suka bermain dengan papanya.
"Illyana!"
"APA?! AKU LAGI MASAK! KAMU JAGAIN AJA MEREKA YANG BENER!"
Ali menghela napas. Tiba-tiba saja Ana menangis membuat Ali langsung menggendong tubuh mungil Ana yang sangat gemuk ke dalam pangkuannya. "Cup-cup-cup, anak gadis jangan cengeng," ujar Ali dengan nada datar.
Belum selesai Rayanna menangis, Rayyan menangis kencang. Ali menendang ranjang di dekatnya, ternyata mengurus anak itu tak mudah, bahkan lebih baik ia mengurus sepuluh pasien dari pada anak-anak. Membayangkan Prilly mengurus mereka saja membuatnya ngeri, dari pagi sampai malam, bahkan ia pernah menemani Prilly bergadang demi mereka.
Ali mengambil bedongan si kembar, ia cukup handal menghendong mereka karena tantenya pernah mengajari cara menggendong bayi kembar. Walau cukup berat, Ali membawa keduanya keluar dari kamar. Tangisan mereka tetap menggema di seluruh ruangan.
Prilly mengusap keringatnya yang bercucuran, matanya melebar mereka Rayyan dan Rayanna datang bersama Ali. Mata mereka sama-sama lembab, Prilly mencuci tangannya lalu menghampiri mereka.
"Kalian diapain sama Papa, hm?"
Terlebih dahulu Prilly mengambil Rayyan, karena melihat Rayanna yang mulai tenang dipangkuan Ali. "Aku udah siapin kamu makan. Sekarang kamu makan, sana. Biar aku yang urus mereka," kata Prilly sambil fokus menatap Rayyan.
Ali tersenyum tipis. "Kita makan sama-sama. Aku tau dari kemarin kamu belum makan sama sekali!" balas Ali.
Mata Prilly membulat, lalu kepalanya menggeleng. "Enggak kok. Ak---u makan. Walau aku sibuk, aku pasti makan, Alii," elak Prilly.
Ali mengacak rambut Prilly. Walau sudah berapa beribu kali Ali mengacak rambutnya, rasa itu tetap sama, selalu berdebar-debar merasakan seksasi saat dirinya jatuh cinta pada Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DOCTOR [END]
RomanceNamanya Pritta Illyana atau Prilly, wanita angkuh dan tak mempunyai tata-krama yang baik berusaha memaksa seorang Dokter spesialis bedah bernama Alfairuz illahi yang kerap disapa Ali untuk menikahinya. Bahkan mereka saja tak kenal. Mengapa Prilly me...