"Selamat datang. Oh? Ternyata kau lagi, Yoongi-ah."
Sapaan itu terdengar begitu Jiwoo dan Yoongi baru menempati kursi tinggi yang tepat berada di depan seorang bartender yang sedang berjaga. Menyapa keduanya dengan senyuman ramah di wajahnya yang tampan.
"Hmm. Beri kami minuman terbaik yang kau punya, hyung." Balas Yoongi selagi membuka jasnya sebelum ia sampirkan pada punggung kursi.
"Tidak memperkenalkan aku dengan temanmu terlebih dulu?" bartender yang di sapa hyung oleh Yoongi belum pergi menyiapkan minuman yang diminta. Yang ada pria itu malah meletakan kedua telapak tangannya pada meja yang menghalangi keduanya. Sebelah alisnya menukik naik dengan senyuman asimetris tertekuk di bibirnya yang tebal. Sudah jelas pria itu sedang menggoda Yoongi. Karena sesungguhnya pria itu belum pernah melihat Yoongi membawa teman wanita ke tempat itu.
"Ah benar." Yoongi hanya mengangguk pelan sembari melinting lengan kemejanya hingga siku. "Dia Kim Jiwoo, teman sejawatku di tempat kerja. Dan Nona Kim, dia Kim Seokjin. Pemilik bar ini." Lanjutnya masih terlihat acuh. Sama sekali tidak menangkap kerlingan jenaka pria di hadapannya yang sedang menggoda Yoongi.
"Kim Jiwoo." Tanpa di suruh, Jiwoo mengulurkan tangannya pada Kim Seokjin yang langsung pria itu jabat. "Lebih tepatnya, aku bawahan Chief Min." lanjut Jiwoo yang mendapatkan satu lirikan dari Yoongi yang kini terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Bagaimana Yoongi di tempat kerjanya? Pasti dia membuatmu tertekan ya?"
"Jangan sok tahu." Yoongi menyahut meskipun masih berkutat dengan ponselnya.
Jiwoo tidak menjawabnya. Yang gadis itu lakukan hanya tertawa pelan karena sesungguhnya dia kebingungan mau menjawab apa.
Setelah pergulatan batin dengan dirinya sendiri, Jiwoo akhirnya menyetujui ajakan Yoongi untuk pergi minum berdua. Memang agak aneh karena hanya mereka berdua. Tapi menurutnya menolak atasannya setelah berkata bahwa ajakannya itu adalah bentuk apresiasinya dalam bekerja, Jiwoo rasa tidak akan terdengar sopan. Lagi pula Jiwoo memang sedang membutuhkan alkohol untuk mengalihkan pikirannya dari Jungkook yang entah sekarang sedang melakukan apa dengan pasangan kencan butanya.
Dan mungkin saja ajakan atasannya itu adalah langkah pertama untuk memulai suatu hubungan atasan dan bawahan yang lebih sehat. Maksudnya, siapa tahu setelah malam ini, omelan Yoongi akan berkurang karena sudah 'mendekatkan diri'. Yah, mudah-mudahan saja.
"Manager Song mengirim pesan padaku." Mulai Yoongi begitu minuman sudah berada di hadapan keduanya dengan sang pemilik bar yang sudah sibuk oleh pelanggan lain.
Jiwoo tidak menjawabnya. Yang gadis itu lakukan hanya menatap atasannya sembari menyesap minumannya. Menunggu Yoongi melanjutkan.
"Katanya dia sudah menerima laporan keuangan yang baru kita kirimkan. Dan... hmm." Yoongi menggantungkan ucapannya dengan alis bertaut. Bibirnya mengerucut sembari membaca pesan lain dari atasannya. "Dia akan memeriksanya besok." Lalu segera meletakkan ponselnya ke atas meja sebelum mengambil gelasnya untuk menyesap minuman miliknya.
Jiwoo mengernyit setelah mendengarnya. "Apa lembur kita terdengar sia-sia?"
Tanpa di duga, Yoongi menyunggingkan sebuah senyum tipis ke arah sang puan. Senyuman yang sama sekali belum pernah Jiwoo lihat hingga membuat gadia itu berkedip cepat. "Tidak ada yang sia-sia, Nona Kim. Lagi pula Manager Song sudah memintaku untuk merekap budget dari awal tahun hingga bulan ini karena lusa akan ada kunjungan Chairman. Itu artinya, besok kau harus mewakilkan aku untuk mendatangi sebuah rapat dengan tim IT untuk pengenalan sistem baru. Dan seperti yang sudah kau tahu, rapat itu tidak bisa selesai satu atau dua jam saja. Bisa seharian penuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelions
Fanfiction"Dia mengingatkanku akan bunga dandelion. Meski terlihat rapuh, namun sebenarnya bunga itu memiliki arti pengharapan, keceriaan dan cinta. ketiga kategori itu merangkap menjadi satu pada dirinya. membuatku tak begitu takut untuk kembali berharap aka...