"Bagaimana menurutmu? Pakaian ini tidak terlihat aneh padaku kan?" Jiwoo membentangkan kedua lengannya di depan Jungkook. Meminta pendapat sahabatnya mengenai setelan baju yang sedang gadis itu kenakan untuk pergi bersama Haneul.Bukannya menilai, yang ada Jungkook terus menatap wajah Jiwoo tanpa beralih pada setelannya. Menatap gadis itu sembari mengigit bibirnya dengan gerakan sensual. Di tambah lagi posisinya yang masih enggan untuk beranjak dari ranjangnya yang terlihat begitu berantakan paska pergerumulan panas mereka.
"Kau yakin mau meminta saranku disaat aku masih berada di atas ranjang tanpa mengenakan apapun?" goda Jungkook. Pria itu sengaja merendahkan suaranya dengan logat Busan yang mengalun kental. Dia juga mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Menumpukkan kedua lengan kekarnya ke belakang.
Jiwoo merotasikan bola matanya. Merasa jengkel dengan godaan Jungkook karena berhasil menghadirkan reaksi pada tubuhnya yang berubah panas. jangan lupakan wajahnya yang kembali merona merah. "Kau sudah memakai celana, Kook." Dengus Jiwoo, berusaha terdengar dan terlihat acuh meskipun jantungnya berasa mau melompat lewat kerongkongannya. "Tidak perlu menggoda-goda. Aku tahu apa yang sedang kau lakukan. Kali ini aku tidak bisa. Haneul sudah dalam perjalanan."
"Baiklah," Jungkook mengangkat kedua lengannya, menyerah. "Kau masih ingin mendengar pendapatku mengenai setelanmu?" Jungkook menjungkatkan sebelah alisnya dengan tinggi. Sedangkan Jiwoo hanya terdiam dengan wajah jengkelnya. Mengundang tawa renyah dari Jungkook hingga kepalanya mendongak ke belakang.
Lalu dia kembali menatap sang puan yang masih berdiri di hadapannya. Kali ini tatapan Jungkook melembut. Senyuman yang terpatri di bibirnya pun terlihat begitu manis dan tulus. "Sempurna, Ji. Kau tetap terlihat sempurna meskipun sedang mengenakan kaus kebesaran punyaku." Puji Jungkook sembari bersendang dagu saat kedua matanya masih terpaku pada gadis di hadapannya.
Jiwoo menunduk. Kedua tangannya seperti sedang merapikan kaus kebesaran milik Jungkook yang sedang dikenakannya meskipun pada kenyataannya gadis itu sedang menyembunyikan wajah meronanya yang kembali ranum oleh pujian Jungkook. Jiwoo juga harus pintar-pintar mengatur napasnya begitu jantungnya tak mau tenang di dalam sana.
Tidak hanya pujiannya yang membuatnya salah tingkah seperti gadis yang baru saja mengenal cinta, namun juga karena tatapan mata Jungkook yang terlihat teduh begitu pria itu terus memperhatikan Jiwoo tanpa beralih barang sedetikpun.
Dasar memang. Jiwoo selalu kalah dengan pesona Jungkook meskipun pada kenyataannya pria itu sangat berengsek karena sudah membuat hatinya berantakan.
"Ji, aku mau bertanya sesuatu padamu."
Kedua netranya berserobok dengan mata bulat Jungkook. Mengundang pertanyaan begitu melihat sorot matanya memancarkan pandangan elusif meskipun tatapannya masih terlihat lembut. Jiwoo memilih untuk diam dan menunggu pria itu kembali membuka suara. Entah kenapa hatinya berdebar. Merasa ada yang mengganjal dengan apapun yang akan di tanyakan Jungkook padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelions
Fanfiction"Dia mengingatkanku akan bunga dandelion. Meski terlihat rapuh, namun sebenarnya bunga itu memiliki arti pengharapan, keceriaan dan cinta. ketiga kategori itu merangkap menjadi satu pada dirinya. membuatku tak begitu takut untuk kembali berharap aka...