xiii.

395 69 4
                                    

AIDEN SETUJU, walau sempat bimbang sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AIDEN SETUJU, walau sempat bimbang sebelumnya. Kami pun mulai membuat rencana. Aiden mengatakan padaku, "Lebih baik kita beritahu Naomi dan Harris dulu."

Aku ingin menolak sebenarnya. Ada firasat yang muncul dari diriku, kalau Naomi akan menolak. Tapi Aiden terus membujukku untuk mencoba. Alhasil, aku berbicara pada Naomi dan Harris setelah makan siang.

"Ada apa, Jeanne? Kenapa kau membawa kami ke kamar?" tanya Naomi. "Aku belum selesai minum."

"Ada hal penting yang ingin kubicarakan pada kalian," ujarku. Naomi dan Harris memandangku. Aku pun menjadi sedikit gugup.

Setelah melirik Aidan yang meyakinkanku, aku menceritakan semuanya kepada Naomi dan Harris dengan detail. Tentang aku yang terbangun tadi malam, mendengar pembicaraan Mum dan Dad, sampai rencanaku untuk pulang.

Dan benar saja dugaanku. Naomi menolak.

"Hah?! Kau mau pulang?!" Naomi terkesiap dan marah. "Untuk apa, Jean??"

"Aku rindu Avonlea. Sudah lama sekali kita di sini, Naomi. Aku tak mau di sini! Apalagi jika harus tinggal di sini selamanya, tanpa berpamitan pada teman-teman di Avonlea!" ujarku, melawan pada Naomi.

"Kenapa kau tidak mau di sini, Jean?? Bukannya kau sangat rindu pada Mum dan Dad?? Seharusnya kau senang karena kita akan tinggal di sini selamanya, tanpa berpisah dengan Mum dan Dad lagi!" bentak Naomi.

Aku mengepalkan tanganku. "Aku senang, Naomi! Sama sepertimu. Tapi aku tak mau langsung pindah tanpa berpamitan dengan mereka yang di Avonlea! Seharusnya Mum dan Dad memberitahu kita dulu kalau kita akan tinggal di sini selamanya!"

"Kenapa kau ingin berpamitan pada mereka yang di Avonlea??" Naomi menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Bukannya mereka menjauhimu?"

"Aku ingin berpamitan pada Diana dan Ruby, bukan dengan yang lain," ucapku, kesal pada Naomi. "Kau sendiri? Kenapa kau ingin langsung tinggal di sini tanpa berpamitan pada sahabatmu? Mereka sudah menemanimu dari dulu."

Naomi diam. Aiden memegang pundakku. Aku menoleh dengan tajam.

"Jangan bicarakan soal itu, Jean. Ada yang tak kau ketahui soal Naomi."

━━━━━━━━━━━━━━━

Aku melempar batu ke halaman rumah dengan gusar. Aiden belum memberitahuku soal rahasia Naomi yang tak kuketahui. Aku pun penasaran jadinya.

"Rahasia apa, Den?" tanyaku.

"Nanti saja kita bicarakan. Sekarang, apa kau tetap ingin pulang?" tanya Aiden.

Aku mendengus. Kenapa harus nanti kalau bisa sekarang? Aneh.

"Ya. Aku tetap ingin pulang," jawabku. "Aku tak peduli jika kalian tak ingin ikut."

𝐃𝐄𝐉𝐀 𝐕𝐔, 𝗀𝗂𝗅𝖻𝖾𝗋𝗍 𝖻𝗅𝗒𝗍𝗁𝖾 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang