iii.

658 115 10
                                    

DIANA dan Ruby menyambutku setibanya aku di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DIANA dan Ruby menyambutku setibanya aku di sekolah. Aku duduk di kursiku di depan Ruby, lalu mendengarkan cerita Ruby soal bunganya kemarin.

"Hei, Jeanne. Aiden pekerja ladangmu itu pendiam sekali ya," kata Ruby, melirikku.

"Ya. Kalau bertemu dengan orang baru, dia memang begitu. Tapi tenang saja, dia akan lebih seru kalau sudah lama kenal," kataku, mengangguk-angguk.

"Aiden? Aku tak pernah bertemu dengannya," kata Diana. "Seperti apa dia?"

"Mata hazel, rambut cokelat, dan sering memakai mantel dan topi. Dia rajin," terangku.

"Oh, aku sangat ingin mengunjungi rumahmu, Jean," kata Diana.

"Well, kunjungi saja! Kita bisa bermain di ladang ataupun memasak dengan Aunt Beth." Aku tersenyum sumringah.

"Baiklah. Aku akan meminta izin kepada Mum!" kata Diana, tersenyum lebar. Aku dan Ruby membalas senyumannya dengan manis.

PLUK!

Sebuah kertas mendarat ke meja kami. Kami bertiga saling berpandangan dan membaca tulisan yang ada di dalam kertas.

"'Selamat pagi, Diana'?" Aku menatap Diana sambil tertawa. "Dari siapa ini?"

"Entahlah." Diana masih menatap tulisan itu.

"Wow, Diana! Kau punya penggemar rahasia!" Ruby menatap Diana dengan berbinar. Dia tertawa, sama sepertiku.

"Tak heran. Lihatlah Diana," kataku. Memang, Diana itu sangat cantik. Tidak heran kalau ada yang menyukainya.

"Itu dari Moody!" seru Billy dari belakang. Kami menoleh dan memandang Moody yang melotot kesal kepada Billy.

"Shut up, Billy Andrews!" Moody menatapnya dengan kesal. Tawaku dan anak kelas lainnya pun meledak. Moody hanya menyengir malu dan Diana tersenyum kecil.

Kami mengobrol lagi. Kali ini bersama Josie, Tillie, dan Jane. Kami membicarakan tentang surat dari Moody.

"Oh my God. Aku juga ingin mempunyai penggemar rahasia," kata Josie, menyelipkan helaian rambut pirangnya ke belakang telinga.

"Ya, aku juga. Aku sangat ingin mendapat ucapan seperti itu dari Gilbert," kata Ruby. Aku menatap mereka sambil menggeleng-gekengkan kepala.

"Jeanne, apa kau suka pada seorang laki-laki di sini?" tanya Josie. Aku menggeleng.

"Tidak," jawabku.

"Apa kau tidak suka pada laki-laki?"

Aku melotot kepada Josie. "Bukan begitu!"

"Jadi, mengapa kau tidak suka pada salah seorang pun?" Josie memandangku dengan heran.

"Aku belum menemukan yang sesuai dengan tipeku," jawabku, memutar bola mata.

𝐃𝐄𝐉𝐀 𝐕𝐔, 𝗀𝗂𝗅𝖻𝖾𝗋𝗍 𝖻𝗅𝗒𝗍𝗁𝖾 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang