𝐃𝐄𝐉𝐀 𝐕𝐔, 𝗀𝗂𝗅𝖻𝖾𝗋𝗍 𝖻𝗅𝗒𝗍𝗁𝖾 ✓

prolog

MENTARI bersinar. Menerangi langit di pagi hari. Aku memandang pemandangan langit pagi itu dari jendela sekolah.

"Hei, Jean!"

Diana Barry, sahabatku alias teman sebangkuku, menepuk pundakku. Aku menoleh dan menyahut, "Apa?"

"Kau melamunkan apa?" tanya Diana. Dia memang sudah tahu kebiasaanku, melamun.

"Langit itu." Aku melirik ke jendela, "indah."

"Dan kau mau terbang ke langit itu?"

Ruby Gillis, sahabatku yang kedua. Dia duduk di belakang Diana.

"Hmm, iya?" jawabku, mengangkat bahu dan menyengir lebar. Diana menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum.

"Kenapa kau tidak membayangkan Gilbert saja, Jean?" kata Ruby. Aku pun langsung mendelik.

"Gilbert?" Aku mengernyitkan dahi. "I don't like him."

"Dia tampan, baik, pintar. Sangat sempurna." Ruby menopang dagunya dengan kedua tangannya. "Oh, I like him so much."

Pintu kelas terbuka. Kami menoleh. Masuklah seorang anak laki-laki ke dalam kelas.

Gilbert Blythe.

Gilbert disambut oleh teman-temannya. Ruby terus memandangnya.

"Ah, lihatlah. Dia langsung datang," kata Ruby. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Dia laki-laki paling menarik di kelas ini," bisik Diana kepadaku. "Apakah kau masih belum menyukainya, Jean?"

Aku menarik ujung bibirku dan berpikir, sebelum menjawab, "Belum."

━━━━━━━━━━━━━━━

"Aku pulang!"

Aku membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Aunt Beth menyambutku dari dapur.

"Jeanne! Makan siang setelah berganti baju ya!" seru Aunt Beth.

"Baik, Aunt!" sahutku. Lalu aku menghampirinya dan bertanya, "Dimana Naomi?"

"Oh, dia sedang di ladang dengan Aiden," jawab Aunt Beth. Aku terkejut mendengar jawaban Aunt Beth.

"Huh, Naomi! Dia bilang akan pergi ke ladang bersamaku, ternyata dia sudah duluan pergi," gerutuku kesal.

"Nanti kau susul dia saja ya. Dia pasti masih di sana," kata Aunt Beth, tersenyum. Aku mengangguk.

━━━━━━━━━━━━━━━

"Naomi!"

Aku naik ke lantai dua gudang jerami. Kuhampiri Naomi dan Aiden yang sedang membersihkan jerami.