iv.

661 120 7
                                    

"HARRIS?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HARRIS?"

Aku mengangguk. "Iya!"

"Dia bekerja dimana? Mau pulang besok?" Ruby bertanya dengan ekspresi bingung.

"Di Charlottetown. Sudah lama dia tak pulang. Terakhir kali kami bertemu dengannya di Charlottetown. Kami yang berkunjung." Aku menatap langit-langit sekolah.

"Wah. Berarti kalian sangat rindu dengannya?" tanya Diana. Aku mengangguk.

"Omong-omong, apa kalian mau ke rumahku nanti? Saat Harris pulang? Aunt Beth katanya mau memasak banyak makanan. Dan dia menyuruh kami mengundang sahabat kami," kataku dengan mata berbinar. "Apa kalian mau?"

"Tentu saja mau!" jawab Ruby, mengangguk. Matanya sama berbinar denganku. Aku tersenyum.

"Bagaimana denganmu, Diana?" Aku sekarang menatap Diana yang masih diam.

"Emm, Jean... aku belum meminta izin pada Mum dan Dad soal itu. Aku tak tahu apa mereka akan mengizinkanku berkunjung ke rumahmu atau tidak," ujar Diana lirih. Aku menunduk, kemudian mendongak dan menatap Diana.

"Kalau begitu, baiklah. Semoga kau diizinkan." Aku tersenyum. Diana menatapku, lalu membalas senyumanku.

━━━━━━━━━━━━━━━

Aku melamun di jendela kamar, menikmati angin sore yang menerpa wajahku. Langit biru cerah membuat pemandangan semakin indah. Matahari mulai bergerak ke arah barat. Terlihat Naomi yang baru saja keluar untuk memetik buah di kebun. Dia menari riang.

TOK! TOK! TOK!

"Siapa?"

"Aiden." Orang yang mengetuk pintu kamarku menjawab. Aku beranjak dari kursiku dan membuka pintu.

"Ada apa?" Aku memandang Aiden yang berdiri di depan pintuku. Dia menunduk, memandang kue yang tampak baru matang.

"Ini. Aunt Beth menyuruhmu mencobanya." Aiden menyodorkan nampan kue itu. Aku menepuk dahi.

"Astaga. Mengapa Aunt Beth tak menyuruhku ke dapur saja?" Aku menerima nampan itu dan pergi ke dapur. Aiden memandangku dengan bingung dan mengikutiku dari belakang.

"Hei, Jeanne. Apa kau sudah mencoba kuenya?" tanya Aunt Beth dengan wajah berseri-seri. Meja dapur terlihat berantakan. Di wajah Aunt Beth juga ada bekas-bekas bahan kue. Entah tepung, ataupun adonannya.

"Belum, Aunt. Aku ingin mencoba di sini saja." Aku meletakkan nampan itu di meja makan dan mengambil satu kue. Aunt Beth menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahku yang tak jelas.

Baru saja aku merasakan kue itu, aku langsung berseru kecil. "Wow! Lezat sekali."

"Benarkah?" Aunt Beth terperangah dengan wajah berseri-seri. "Untung tak gagal. Kau mau lagi? Aiden? Ayo coba."

𝐃𝐄𝐉𝐀 𝐕𝐔, 𝗀𝗂𝗅𝖻𝖾𝗋𝗍 𝖻𝗅𝗒𝗍𝗁𝖾 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang