ix.

462 83 3
                                    

"AIDEN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AIDEN!"

"Hm?" Aiden menoleh kepadaku dengan dingin. Aku menghela napas.

"Kau mau?" Aku menyodorkan muffin yang kubuat di rumah Diana tadi kepadanya. Muffin itu masih bersisa. Aku membuat sembilan muffin tadi, dan sekarang bersisa empat.

Aiden menggeleng. Tapi aku tak menghiraukannya. Dari ekspresinya, tampak kalau dia menginginkan muffin itu.

Aku pun mengambil satu muffin meletakkannya di hadapan Aidan.

"Maaf," ucapku. Aiden diam sejenak.

"Maafkan aku juga. Aku.. terlalu egois." Aiden pun akhirnya berbicara.

Aku mengangguk.

"Emm, nanti sore, kau ada rencana?" tanya Aiden.

"Tidak ada." Aku menggeleng.

"Kau akan memetik buah dengan Naomi, kan?" tanya Aiden.

Aku refleks mengernyitkan dahi. "Ha? Memetik buah dengan Naomi?"

"Iya. Bukannya Naomi sudah memberitahumu?" tanya Aiden heran. Aku menggeleng, "Belum."

"Astaga," gumam Aiden. Aku pun segera berlari ke kamar Naomi.

CKLEK!

"Naomi!"

"Jeanne! Kau seharusnya mengetuk pintu dulu!"

"Kau mau memetik buah di kebun nanti?" tanyaku langsung ke pokoknya.

"Iya. Kau sudah tahu ternyata. Aiden yang memberitahumu kan? Aku tak sempat soalnya, maaf," jawab Naomi yang sedang mengerjakan tugas Matematikanya.

Aku mengangguk lalu kembali turun ke bawah.

━━━━━━━━━━━━━━━

flashback.

"Gilbert, kau tak mau masuk dulu?" tanyaku setelah Gilbert mengantarku sampai rumah.

"Tidak usah, hehe." Gilbert nyengir.

"Emm, baiklah. Sebentar! Jangan pulang dulu," kataku. Gilbert pun tetap berdiri di tempatnya.

Aku membuka kotak muffin ku tadi. Kemudian aku mengambil tiga muffin dan menyodorkannya pada Gilbert.

"Ini, untukmu. Sebagai balasan karena kau sudah mengantarku. Aku buat kue ini di rumah Diana tadi," ujarku.

"Terima kasih, Jean." Gilbert menerima muffin-muffin itu dengan senyum lebar. Aku mengangguk dan menjawab, "Sama-sama."

Aku mengambil dua muffin lagi dan melahap muffin itu. Begitupun Gilbert yang sedang memakan satu muffin. Dua muffin yang lain akan dibawa pulang, katanya.

𝐃𝐄𝐉𝐀 𝐕𝐔, 𝗀𝗂𝗅𝖻𝖾𝗋𝗍 𝖻𝗅𝗒𝗍𝗁𝖾 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang