~Delapan Belas~

3 1 0
                                    


Kau yang selalu merasa kurang, padahal sebaliknya Kau lah yang selalu terlihat berkecukupan. Kau yang selalu menjadi pemeran utama disetiap kejadian, dan Kau juga yang selalu terlihat di depan semua orang, sedangkan Aku? Aku hanyalah bayangan yang selalu Kau jadikan bantalan agar Kau selalu terlihat dan diakui semua orang. 

~Cindy


*****

"Nih buat lo," sebuah kotak makan yang berisikan sandwich disorotkan di depan pandangan Cindy yang saat itu tengah menikmati pertandingan basket di sekolahnya. Cindy yang duduk di tepi lapangan basket itu masih bingung dengan kotak makan yang diberikannya, seketika ia menoleh melihat siapa yang memberikannya kotak makanan berisikan sandwich itu.


Matahari yang bersinar di balik punggungnya membuat Cindy sulit mengetahui siapa pemilik wajah itu yang kini sedang menatapnya dengan satu senyuman manis. Cindy berusaha menepis sinar matahari itu menggunakan punggung tangannya itu, sedikit membantu penglihatannya yang sekarang sedikit tampak siapa pemilik wajah yang memberikannya kotak makanan itu.


"Rey," ucapnya lirih, sedikit senyuman terurai di bibir Cindy setelah ia mengetahui siapa pemilik kotak makanan itu. Cindy menerima kotak makanan itu tanpa basa-basi setelah mengetahuinya, "thanks ya," setelahnya saat mendapatkan kotak makanan tersebut.


Rey hanya membalas senyuman Cindy dengan senyumannya yang terkesan sangat cool, membuat siapa pun yang menerima senyuman dari Rey langsung jatuh di hatinya saat itu juga, termasuk keadaan Cindy sekarang. Cindy mencintainya dengan sangat tulus, tetapi lelaki itu tidak pernah sekalipun melihatnya sebagai Wanita yang mencintainya.


Rey melenggang pergi menuju lapangan basket setelah memberikan kotak makanan itu kepada Cindy, menghampiri kawanannya yang sudah menunggunya untuk ikut bertanding dengannya.


Lelaki itu ialah orang yang pertama kali berhasil membuat seluruh perasaan Cindy bercampur aduk di dalamnya, membuat Cindy sendiri yang memiliki hati tersebut tak dapat mengendalikan perasaannya sendiri. Ia mengetahui bahwa perasaan yang ia miliki kepada Rey terbilang salah dan tidak masuk akal, secara ia sendiri yang mengikhlaskan Rey bersama saudara perempuannya yaitu Cinta.


Namun, perasaan itu tak bisa ia hapus bahkan untuk mengendalikannya pun sulit. Karena sebelum kejadian Rey mengungkapkan perasaannya kepada Cinta, ia sudah lebih dulu mencintai Rey saat pandangan pertamanya memasuki sekolah ini. Semakin ia berusaha menghapusnya, semakin kuat pula perasaannya kepada Rey.


Hari berganti, waktu pun terus berjalan sampai saat ini pula Cindy masih bertahan terhadap perasaan yang sama, terkurung dan terjebak di suatu keadaan dimana ia tak bisa mengontrol perasaan, emosi, dan bahkan ia sempat berfikir untuk merusak hubungan antara Rey dan juga Cinta. Segila itu perasaan Cindy terhadap Rey, namun Cindy masih mempercayai dirinya sendiri, ia bukanlah orang yang seperti itu. Jika takdir mendukung Cindy, maka Rey akan pulang ke hati yang tepat, namun jika Rey memang bukanlah takdirnya, Cindy yakin ia pasti benar-benar bisa mengikhlaskannya. Keyakinan itulah yang selalu Cindy yakinkan kepada dirinya agar tidak menjadi seseorang yang jahat hanya karena cinta sepihak yang ia alami.


Hari itu matahari bersinar cerah, layaknya seperti mendukung perasaan Cindy yang tumbuh bersemi di hatinya, tanpa ia sadari perasaan itu semakin kuat dan semakin tak bisa ia hapus. Rambutnya yang tergurai, seketika terkibas angin yang lewat membuat aura kecantikannya semakin terlihat jika ada satu saja yang menyadari itu. Namun, Cindy sadar selamanya ia akan tetap menjadi bayangan, dan takkan pernah ada seorang pun yang menyadari kehadirannya.

Cinta Or CindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang