•Happy Reading•
❤*****
Cinta itu apa?
Cinta itu seperti angin, apapun yang di tiupnya akan di gerakannya. Seperti air, yang menghidupkan segalanya.
Dan seperti bumi, ia bisa menumbuhkan apapun.*****
Pagi hari di kediaman Lingga. Sudah seminggu penuh Cinta berada di rumah itu, Cinta merasa ada sedikit perubahan di sana. Keluarganya tak lagi memandangnya sebelah mata bahkan terkadang Lisa menunjukkan sikap keibuannya di depan putri kembarnya dan tidak lagi memberi kasih sayang hanya kepada Cindy. Galuh pun sama ia lebih banyak diam saat bertemu Cinta tidak dengan biasanya jika bertemu dan bertatap mata kepada Cinta sejurus kemudian keluar kata cacian serta makian untuk Cinta.
Cinta yang merasa kehidupan keluarganya telah berubah ia tak banyak berkutik, mungkin ia bersyukur namun itu tetap tidak seperti yang dia inginkan semuanya tetap terasa hampa karena apa yang telah berubah di dalam keluarga nya semuanya adalah kepalsuan yang mereka buat.
Hari ini Cinta duduk di meja makan keluarga Lingga, cita-cita yang dulu sangat ia ingini untuk berada di tempat ini adalah suatu khayalan baginya. Namun, saat ini pagi ini dan minggu sebelumnya setelah sekian lama ia menunggu waktu ini pun datang, akhirnya ia bisa duduk di sini tempat dimana ia sangat ingin mendudukinya. Karena dulu ia selalu makan bersama dengan Elis tidak pernah bersama dengan keluarganya untuk duduk di tempat itu pun rasanya mustahil baginya karena orang tuanya selalu memakinya dengan kata-kata kasar seperti 'anak sial sepertimu tidak pantas duduk di tempat ini' memamgnya hal apa yang telah Cinta lakukan sehingga mereka tega mencaci Cinta dengan kata-kata itu?
Tetapi untuk saat ini Cinta tidak menginginkan untuk mengingat masa lalu kelam itu, karena itu sudah cukup membuatnya menderita biarlah seperti ini waktu memberikannya kesempatan untuk bahagia sebelum napas terakhirnya merenggut kebahagiaannya.
"Bagaimana hari-harimu di sekolah Cinta?" seperti minggu kemarin setelah kembalinya Cinta di rumah itu, Lisa selalu membuka suara di antara kecanggungan yang terjadi antara keluarga itu.
"Menyenangkan?"
Cinta selalu menjawab cuek memperlakukan apa yang selama ini ia tunjukan di depan orangtuanya, memang selama ini ia selalu begitu bukan? Tak ada yang berubah dalam dirinya yang membuat dirinya berubah adalah orangtuanya sendiri yang menelantarkannya.
"Bagaimana denganmu Cindy?" kali ini Galuh yang bertanya kepada Cindy.
Awalnya Cindy hanya tertunduk dan memilih fokus pada makanannya, karena saat kembalinya Cinta kerumah itu, ia merasa tidak di pedulikan oleh kedua orangtuanya jadi Cindy hanya memilih diam.
"Baik dad, kemarin Cindy menjadi 'student of the year' lagi dad," seru Cindy mulai tertarik dengan pembicaraannya sendiri.
"Bagus, memang itu seharusnya yang jadi prioritas kamu kan?" Galuh hanya menanggapinya cuek.
Terkesan kecewa memang, namun apa yang bisa Cindy lakukan? Semenjak datangnya Cinta semuanya kembali berubah sebagian sifat orangtuanya mulai kembali seperti dahulu. Sakit.. Hanya itu yang bisa Cindy rasakan.
*****
Cinta duduk di tepi lapangan basket sekolah dengan menyesapi susu coklat kesukaannya, entah apa yang membuat Cinta terduduk di tepi lapangan basket dengan sekumpulan anak-anak populer itu Cinta pun tak tahu. Dengan ponsel yang sedari tadi hanya ia genggam kini Cinta seperti tersadar akan sesuatu, Cinta mengetikkan beberapa nomor di handphone tersebut kemudian ia pipihkan handphone itu di telinganya. Tak lama orang yang di tuju pun mengangkat telpon itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Or Cindy
Teen Fiction"Aku ingin merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan dalam duniaku. Walau sedikit setidaknya sebelum napas ini berakhir aku tahu apa itu 'bahagia'." ~Cinta. "Adilkah takdir itu memberikan cintaku untuknya? Bagiku tidak!! Maka biarkanlah aku merebut...