~Lima Belas~

30 1 0
                                    

Aku yang membuat mimpimu menjadi kenyataan saat kau terbangun, dan aku pula yang menjatuhkan mimpi itu saat kau telah bangkit.
~Rey

.
.
.

*****

Sebuah gambar yang telah usang di usap lembut oleh sang pemilik disana terlihat seorang gadis cantik dengan rambut hitam pekat yang panjang sedang tersenyum manis di samping seorang pria yang asik memegang pucuk kepala gadis itu sambil tertawa lebar.

Sekilas ia memicingkan senyumnya saat kembali mengingat masa-masa indah bersama gadisnya yang berada di gambar itu.

"Lo masih belum bisa lupain doi?" ucap seorang pria yang berada di sebelahnya dengan posisi bersandar di kasur rumah sakit.

"Lo tuh masih belum sehat Rio, jadi jangan banyak cincong. Lo nanti kalau udah sembuh gua ajak gelut dah karena omongan lu tadi mancing emosi gw nehh!!" ia menjawab dengan sambutan nakal dari cengiran khas nya.

"Yeehh lo gk bisa boong dari gue Rey, itu ngapain liat-liat fotonya Cinta," Rio kembali meledek temennya yang ia sebut dengan nama Rey itu.

Pria selaku Rey itu kemudian menghembuskan napas kasarnya sambil melirik Rio yang mencoba menatap serius dengan maksud meminta jawaban darinya.

"Gue gak tau dari dulu apa salah gue ke Cinta, sampai sekarang status gue dan dia malah makin buruk dari hari ke hari," Rey menghembuskan napasnya kasar, dengan muka masam mengingat setiap kenangan tak ada yang bagus sesuai rencananya.

"Cuma karena sebelum gue jadian sama dia gue pernah janjiin akan jaga dia dan akan jadi abang angkatnya, sampai pacaran pun gue gak pernah di terima di hatinya," lanjutnya lagi dengan nada suara yang berat dan serak miliknya tak lupa ia menggusar kasar wajahnya.

"Yoo!!! Apa gue sejelek itu?? Sampai Cinta ogah sama gue??" Rey  bertanya sambil menatap Rio lekat dengan wajah yang tak jauh dengan wajah Rio.

Sadar dengan perlakuan Rey, Rio mendorong keras bahu Rey, mencoba menjauh dari situasi yang membuat bulu kuduknya sekejap berdiri "Dih jauh-jauh lo geli bat gue, bukannya kurang tampan, doi nolak lo ya karena kelakuan lo bikin geli bego!!"

Rey menundukan wajahnya sedih, melihat Rey seperti itu Rio merasa bersalah ia menepuk bahu Rey berusaha ingin menjelaskan, tetapi Rey sudah lebih dulu berbicara.

"Ya nggak lah, gue kan berusaha menghibur, buktinya lo terhibur kan," dengan nada tenang dan senyuman hangat nya Rey berusaha menjawab seolah tidak terjadi apa-apa dengannya.

Rio mengangguk antusias agar Rey tidak terlihat sedih kembali.

Rey tertawa dengan sendirinya membuat Rio bergidik ngeri melihat tingkah Rey yang mendadak berubah seketika, "gue bego banget ya, kenapa dulu gue janjiin sesuatu yang harusnya gak gue janjiin ke dia dan kesalahan gue yang paling fatal adalah, mengingkari kepercayaan gue sendiri dan malah mengancam dia yang sebenernya gak salah apa-apa!!"

Rio menatap Rey lekat mengingat dimana tragedi sebelum ia bisa berada di rumah sakit ini, kejadian dimana Rey membentak kasar Cinta dan menuduh sekelompok teman-temannya yang tidak mengetahui apa-apa.

"Rey, ini bukan salah lo, bukan salah Cinta juga, keadaan yang menyebabkan kalian berdua jadi kaya gini. Lagi pun saat itu yang lo tau posisi orang yang mencelakai gue itu terlihatnya di sekumpulan geng nya Cinta, kita semua gak tau kalau justru teman geng kita sendiri yang mengkhianati pertarungan itu kan??" Rio mencoba menjelaskan dan bermaksud untuk menenangkan Rey yang sudah terbawa emosi, melihat wajahnya yang telah gusar dan kabur oleh amarah.

Cinta Or CindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang