•Happy Reading•
❤*****
Kamu letih mengejar dia? Aku pun begitu, letih mengejarmu yang sibuk mengejar dia.
~Fandi~*****
Angin yang dingin serta cuaca yang gelap, lengkap sudah dunia kelam ini. Tapi tidak bagi Cinta, dunia ini tetap sama walau awan hitam telah menutupi sinar terangnya dunia. Justru bagi Cinta awan hitam baik karena ia menyirami mutiaranya membasahi bumi ini dan membuat tanaman yang ada di bumi ini menjadi subur.
Cinta dan Anya tengah duduk bersama di sebuah restoran kecil yang berada di sebuah pusat perbelanjaan, mereka sedang menghabiskan waktu berliburnya dengan berbelanja di pusat belanja itu. Setelah puas belanja mereka beristirahat di restoran kecil yang kini tengah mereka singgahi.
Mata Cinta menerawang jauh melihat betapa indahnya jalanan raya yang di basahi air hujan itu, lampu-lampu kendaraan juga tak kalah menarik saat mereka bersinar berpadu dengan basahnya jalan raya.
Anya mengehembuskan napasnya lalu menyesapi chocolate milk nya. "Lo liat apa si Ta? Dari tadi mata lo gk berhenti menerawang jalanan."
"Ga pa-pa Nya, gue cuma kagum aja sama warna hujan," senyum Cinta merekah saat itu juga.
"Emang hujan ada warnanya ya? Lo gak sakit kan Ta?" balas Anya dengan menaruh punggung tangannya di depan kening Cinta. Cinta menoleh menatap Anya dengan tatapan tidak suka.
"Lo si gak ngerti Nya, males gue," gerutu Cinta.
Anya hanya terkekeh geli melihat tingkah Cinta yang kini tengah cemberut karenanya, tak tahan dengan tampang Cinta yang seperti itu tangan Anya tak bisa diam lalu dia mencubit pipi Cinta gemes.
"Jangan cemberut gitu dong, kan gue jadi gemes."
"Sakit ihh," ucap Cinta melepaskan cubitan Anya dari pipinya yang sudah memerah.
Anya menambahkan cengirannya yang tambah geli melihat pipi Cinta yang sudah memerah.
"Eh udah yuk, hujannya udah berhenti tuh. Kita lanjut perjalanan lagi ke rumah sakit lo kan mau cuci darah, gak boleh telat," ucap Anya lalu ia bangkit dari tempat duduk dan meninggalkan Cinta yang masih melihat ke arah luar jendela restoran itu. Tak lama kemudian Cinta menyusul Anya dengan napas berat yang ia hembuskan setelahnya. 'Cinta benci saat itu'.
*****
Di rumah sakit Cinta hanya menatap pasrah selang yang kini sedang berada di tangannya. Cinta sudah terbiasa dengan ini, memang karena tiap minggu ia harus rajin melakukannya jika tidak kondisi Cinta akan semakin memburuk dan mengakibatkan kesalahan fatal. Cinta sempat berpikir jika akhirnya ia akan meninggalkan dunia ini, lantas mengapa ia harus melakukan semua ini? Entahlah Cinta hanya bisa mengikuti jalan hidupnya yang tak tahu akhirnya akan seperti apa.
"Cinta," panggil Anya.
"Hmm," gumam Cinta
Anya sebenarnya merasa tak sanggup melihat kondisi sahabatnya yang sungguh mengenaskan, ia tidak rela melihat Cinta seperti ini, jika penyakit bisa di tukar. Anya akan menukar kesehatannya dengan penyakit Cinta, agar Cinta tak perlu merasakan sakit ini.
"Sabar ya, pasti lo bakal sembuh."
Yah dan nyata Anya hanya bisa melakukan itu untuk Cinta, supaya Cinta bisa tegar menghadapi semuanya. Namun, satu yang Anya tidak pernah tahu, mau Anya selalu menyemangati Cinta, tetapi firasat akan kematiannya itu tetap ada dalam benak Cinta. Karena hidup Cinta juga pasti akan selalu mengenaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Or Cindy
Fiksi Remaja"Aku ingin merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan dalam duniaku. Walau sedikit setidaknya sebelum napas ini berakhir aku tahu apa itu 'bahagia'." ~Cinta. "Adilkah takdir itu memberikan cintaku untuknya? Bagiku tidak!! Maka biarkanlah aku merebut...