•Happy Reading•
❤
.
.
.*****
*Lihat vidio di atas sebelum baca cerita ini, soalnya vidionya menyangkut juga dari cerita ini. Makasih
*****
Pagi yang indah ketika Cinta terbangun di hari liburnya. Entah belakangan ini Cinta selalu mendeskripsikan perasaannya di pagi hari dengan perasaan yang baik, padahal saat ini ia sendiri tengah berada dalam kurungan terkutuk, dimana semua orang menyebutkannya dengan kata rumah atau tempat tinggal, mungkin.
Cinta menggeliat ke kanan dan ke kiri mencari posisi ternyaman saat ia hendak bangun dari kasurnya. Tak lama sebelum ia hendak membangkitkan tubuhnya dari kasur empuknya, gagang pintu kamar cinta terputar dan terbukalah pintu tersebut menampakkan Lisa di sana sedang membawa sebuah nampan berisikan susu coklat panas kesukaan cinta serta roti tawar.
Cinta menaikan alis sebelahnya saat ia melihat siapa seorang di balik pintu sana, awalnya ia terkejut karena mendapatkan Lisa sedang memasuki kamarnya dengan membawa sarapan pagi untuknya. Tapi sedetik kemudian rasa kagetnya tergantikan dengan wajah dinginnya. Seperti ada sihir tertentu melihat perubahan wajah Cinta yang belakangan ini suka berubah-ubah.
Lisa berjalan mendekati Cinta dengan senyumannya yang teduh, dalam hati Cinta ia sangat merindukan senyum itu. Tetapi, ego dan harga dirinya kembali muncul saat ia mengingat kembali betapa kejamnya keluarganya itu.
"Pagi sayang," sapa Lisa dengan lembut, Cinta melihat Lisa sedang menaruh nampan berisikan sarapan paginya itu hanya memutar bola matanya jengah, trik apa lagi yang akan di gunakan oleh orangtuanya agar Cinta nurut kepada mereka. Tidak!! Cinta bukan tidak nurut, selama ini Cinta berusaha untuk menjadi anak yang baik. Tetapi semua usahanya tak pernah mereka anggap ada. Lalu, apa maksud mereka dengan semua ini? Memperlakukan Cinta seperti layaknya Cindy anak yang mereka banggakan.
"Mimom sudah bawain kamu sarapan pagi, kamu makan yah!! Pasti kamu cape buat turun kebawah untuk makan bareng Mimom, Dad, dan Cindy. Makanya Mimom bawakan makanan kamu ke sini, biar kamu gak cape sayang," lagi. Kata-kata lembut Lisa kembali terdengar di telinga Cinta yang membuat telinganya terasa panas. Belum lagi kali ini Lisa terlihat sedang mengusap lembut puncak kepalanya. Sejujurnya Cinta sangat senang di perlakukan seperti ini, hanya saja pikirannya yang kembali teringat pada masa-masa yang sangat sulit untuk ia maafkan. Jadi, semuanya kembali ia anggap sebagai tindakan sementara.
"Gimana sekolah kamu sekarang? Baik kan, pasti kamu senang bisa satu sekolah dengan Cindy, karena dia itu pintar dan kamu pasti akan ikut terbawa pintar jika satu sekolah dengan Cindy."
Ucapan Lisa kali ini tidak bisa Cinta diamkan, karena kali ini ia merasa tersindirkan dan sepertinya ia mulai paham kenapa Lisa mulai berbuat baik kepadanya. Cinta berdiri dari kasurnya, lalu ia menatap ibunya itu dengan tatapan lekat, sementara yang di tatap masih sama mengekspresikan wajah yang tak bersalah dengan menutupi wajah kesalahannya itu dengan senyuman.
"Saya bukan Cindy!! Memang saya tidak pintar, saya juga tidak ingin di sekolahkan dengan satu sekolah yang sama dengan Cindy. Tak ada cita-cita saya menjadi orang pintar dengan bermodalkan muka dua seperti Cindy. Saya bisa pintar tanpa bantuannya dan yang lebih penting, saya tidak pernah sudi belajar bersama apa lagi tertular otak pintar dengan orang yang bermuka dua. Makasih!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Or Cindy
Teen Fiction"Aku ingin merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan dalam duniaku. Walau sedikit setidaknya sebelum napas ini berakhir aku tahu apa itu 'bahagia'." ~Cinta. "Adilkah takdir itu memberikan cintaku untuknya? Bagiku tidak!! Maka biarkanlah aku merebut...