~Enam~

76 10 0
                                    

Dahulukan Vote sebelum membaca.
~Thank You~
•Happy Reading•

*****

Dari goresan luka aku belajar, bagaimana menjadi seorang wanita kuat yang berusaha menjadi manusia paling sempurna seutuhnya walaupun merasa sakit. Tapi aku akan berusaha tersenyum, karena hanya senyum yang dapat menutupi sakit hati yang terasa menyakitkan.

*****

Cahaya matahari yang semakin menelusup masuk melewati celah-celah jendela membuat Cinta terpaksa harus membuka matanya.

'Berat'

Itulah ungkapan batinnya yang pertama keluar dari kepalanya, rasanya berat sekali seluruh tubuhnya bahkan matanya pun terasa sakit untuk melihat. Masih berusaha mencoba mengerjapkan matanya sampai akhirnya Cinta dapat melihat sekitarnya, terasa asing baginya 'yahh' karena ini bukan kamarnya, bukan juga apartementnya ini... 'Rumah sakit kah?' hatinya terus bertanya, kepalanya juga terus memaksa mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya tapi hasilnya nihil. Semakin Cinta paksa untuk mengingat semakin terasa sakit kepalanya, hingga terjadi bunyi knop dari pintu ruangannya.

'Cklek'

Mata Cinta terbelalak begitu melihat Anya sahabatnya yang menampakkan wajahnya dari balik pintu itu, tak kalah kaget Anya yang baru saja masuk dari ruangan itu juga kaget melihat Cinta yang sedari tadi pagi masih terlihat lemas terlihat seperti tak bernyawa kini tengah duduk bersandar di kasurnya.

Tak perlu ba bi bu lagi, Anya langsung berlari menghampiri Cinta yang masih terpaku menatap kehadirannya. Dengan perasaan yang sangat tenang Anya memeluk Cinta dengan eratnya melepas rindu, ketakutan, juga kekhawatirannya selama ini, kini keduanya hanyut dalam suasana bahagia di iringi buliran air mata yang Setia menggenangi pipi mereka masing-masing.

*****

     Setelah pemeriksaan selesai di lakukan, Raihan memindahkan Cinta di ruangan inap, karena kini kondisinya mulai membaik. Entah mukjizat apa yang di berikan Tuhan kepada Cinta, tapi Raihan bersyukur ternyata takdir berkata lain. Tuhan masih memberikan kesempatan untuk Cinta menyelesaikan masalah dunianya.

     Setelah selesai di pindahkan di ruang inap, Anya masih Setia menemani Cinta dan mulai bercerita bagaimana Cinta bisa sampai di sini, dan mengalami kondisi kritisnya hingga ia bisa sadar seperti ini, semuanya di ceritakan Anya tanpa terlewat sedikit pun.

"Gila lo ya Ta, lo tuh nekat tau gak ngelakuin itu. Kenapa lo gak pernah cerita masalah ini sama gue?" tukas Anya, masih sama dengan sifat aslinya yang 'super duper bawel?'

Cinta hanya bisa tersenyum kecut mendengar sahabatnya yang selalu saja cerwet tentang kehidupannya.

"Cinta jawab ihh, ckk lo tuh ya nyebelin banget tau gak. Nggak pernah berubah kalo di tanya pasti jawabnya senyum-senyum sendiri doang deh,'jadi orang gila aja lo baru tau rasa'," dumelannya yang masih terdengar jelas oleh Cinta.

"Gue denger Mak," ejek Cinta dengan sebutan yang sering ia panggil untuk julukan seorang Anya yanh bawelnya seperti emak-emak tukang rumpi.

"Ihh Ta berhenti manggil gue dengan sebutan itu deh, gue tuh princess bukan mak rumpi."

"Apa?  Gak salah denger?! Hahah iya deh iya kali-kali buat Anya seneng, kapan lagi coba," jawab Cinta dengan nada yang masih sama yaitu 'tenang'.

Cinta Or CindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang