~Empat~

117 13 18
                                    

To readers ku tersaiyang sorry banget nih kalau aku telat banget banget banget buat update,  sebelumnya aku punya niatan update lama karena ada ulangan kenaikan kelas makanya aku harus fokus,  ehh ternyata eh ternyata aku malah kena karma hp ku rusak jadi gak bisa update dehh,  sekarang pun aku bela-belain pinjem hp someone buat update chapter ini.. 😢

Duhh pokonya aku minta maaf banget ya sama kalian yang udh nungguin lama :'(
Dan aku juga mau bilang makasih buat para readers yang masih Setia nungguin cerita ini thanks bgt ya kalian emng is the best dehh 😘😘😘

Ywdh gk usah pake lama pokonya
Happy reading ya guys semoga suka sama chapternya amiin..

*****

Dahulukan Vote sebelum membaca.
~Thank You~
•Happy Reading•

*****

Hanya air mata yang dapat berbicara tentang segala rasa yang tak tergambar oleh kata.
Entah itu rasa bahagia, luka, atau bahkan luka yang mendalam sekalipun, tetap lah air mata yang dapat berperan menjadi nomor satu dari yang paling awal.

*****

   Untuk yang kesekian kalinya, untuk hari ini juga Cinta merasa tubuhnya sudah baikan. Nafasnya pun juga sudah tertatur.

   Sejak kejadian Cinta pergi dari rumah dengan membawa uang yang bisa di bilang cukup banyak, Cinta merasakan kehidupannya terasa berbeda. Bukan karena Cinta semakin tersiksa, tapi dengan Cinta mengambil keputusan seperti sekarang, Cinta sendiri merasa kehidupannya lebih membaik dari sebelumnya. Tak perduli seberapa besar ia membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, tohh saat ia berada di rumahnya sendiri pun Cinta takkan pernah mendapatkan itu.

   Dengan rambut yang di gerai dan menggunakan pita di belakang punggung rambutnya, Cinta rasa sudah cukup sederhana baginya untuk berangkat menuju sekolah yang sudah ia rindukan selama ini.

    Sebelum berangkat, Cinta sempat berhenti di depan cermin besar seraya menatap dirinya dengan lekat. Terdapat lekukan kecil di bibirnya, dalam batinya selalu berkata 'betapa anehnya gue sekarang'.

   Ingin sekali saat seperti ini ia tertawa dengan sangat kencang, melihat tampilannya yang sangat berbeda. Yahh selama ini ia tidak pernah menggerai rambutnya di sekolah, ia selalu menguncir kuda rambutnya itu. Tetapi, entah mengapa saat ini ia seperti rindu dengan seseorang, seseorang yang tiap di sekolah selalu menggerai rambutnya dengan menggunakan hiasan di rambutnya, seseorang yang wajahnya serupa dengannya. Saat setelah mengingat orang itu, sentak membuat lekukan di bibir nya yang menandakan kebahagiaan itu berubah menjadi lekukan yang sangat muram.

   Segeralah ia buang lamunannya dan bergegas menuju pintu keluar apartementnya.

*****

SMA Aysilo 1 Delmora/06.05

   Gedung besar nan tinggi ini memperlihatkan situasi sekolah yang sangat amat sepi dan tak berpenghuni. Oh tidak, ini bukan menceritakan tentang kehidupan horor, tetapi memang di saat jam seperti ini seluruh siswa-siswi sekolah ini masih belum ada yang datang. Yahh karena memang ini masih di bilang sangat pagi. Sekolah ini mulai terlihat ramai jika waktu telah menandakan pukul 06.15 menit.

Cinta Or CindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang