~Sepuluh~

62 9 0
                                    

•Happy Reading•

*****

Adilkah takdir itu memberikan cintaku untuknya? Bagiku tidak!! Maka biarkanlah aku merebutnya dan bahagia denganya.
~Cindy~

*****

Dari lantai dua gedung sekolah Cindy melihat Cinta sedang tertawa bahagia bersama seseorang. Seseorang yang membuat diri Cindy menjadi dirinya yang dulu, dimana ia harus menjadi Cindy yang licik dan jahat. Cindy tidak menginginkan itu, tetapi hati dan batinnya memaksanya untuk melakukan kesalahan yang sama di masa lampau.

Setetes air mata jatuh di pipinya, membasahi wajahnya yang cantik itu. Dengan langit yang tampak mendung, langit itu seperti sedang menyoraki perasaan Cindy yang kacau. Ini tidak adil, dengan cuaca seperti ini masih adakah sepasang manusia yang memamerkan kebahagiaan mereka di depan hati seseorang yang tengah terluka? Cindy sungguh tak kuat dengan pandangan yang ada di depan matanya itu, ia ingin berpaling. Tetapi seseorang itu tidak bisa lepas dari matanya, seakan mata Cindy selalu mengawasinya.

"Lo jahat Ta!!!" lirihnya.

"Kenapa lo bisa bahagia, sedangkan gue enggak?" lanjutnya.

Setelahnya Cindy melihat Cinta berpisah dengan orang itu dan berjalan sendirian, di saat itulah Cindy turun dari tangga sedikit berlari menghampiri Cinta agar tidak kehilangan jejaknya. Setelah berada di belakang bahu saudari kembarnya itu, awalnya Cindy ragu untuk menepuk bahu itu, ada rasa canggung yang sangat mendalam di sana. Mengapa?  Bayangkan saja, sudah berapa lama Cindy tidak menepuk bahu itu, lima tahun? Atau enam tahun kah?  Entahlah terakhir ia menepuknya dimana mereka masih seakrab dulu. Dengan perasaan yang berkecamuk dalam hati akhirnya Cindy memberanikan diri untuk menyentuh bahu Cinta. Cinta yang merasa di tepuk bahunya menoleh dan mendapati Cindy di belakangnya.

"Kenapa?" tanya Cinta, terdapat nada tidak suka di sana.

"Gue cuma kangen aja sama saudari gue, gak boleh?" ucap Cindy tak kalah sinis.

"Nggak usah banyak basa-basi Ndy gue tau lo ada maksud tertentu kan?" tukas Cinta.

"Okee lo tau semua tentang gue. Good girl," jawab Cindy dengan menampilkan senyuman licik yang menjijikan bagi Cinta.

"Langsung ke intinya, gue punya 3 pembicaraan sama lo," lanjutnya.

"Apaan? Buru kalau mau ngomong, gue gak ada waktu!!!" tegas Cinta.

"Ck! Sok sibuk banget lo ya sekarang, kenapa? Takut waktu lo sama Ilham gue rebut?" dengan seringaian Cindy dan sindirannya sentak membuat Cinta berdecak kesal dan memilih pergi meninggalkan Cindy. Namun rancana pelariannya gagal karena Cindy tidak memberikan ruang untuk Cinta lari darinya sebelum Cindy mengucapkan pembicaraan yang di inginnya.

"Lo gak boleh pergi sebelum gue selesai bicara Cinta!!! Gak pernah di ajarin sopan santun ya? Oiya gue lupa, lo kan gak pernah di anggep sama orangtua lo sendi~"

'PLAK'

Belum sempat Cindy menyelesaikan pembicaraannya Cinta telah menampar pipi Cindy dengan keras.

"Jaga bicara lo Ndy!! You're no more perfect than me!!" bentak Cinta, Cindy yang di tampar hanya tersenyum geli melihat Cinta, mungkin bisa di bilang kali ini Cindy terlihat gila. Ya semua itu dikarenakan oleh Cinta yang mengakibatkan Cindy menjadi seperti itu.

"Okay, you're the most perfect princess like that in a fairy tale right? Lo punya semua yang gak bisa gue milikin, lo punya Ilham, lo punya kebahagiaan yang sempurna tanpa harus adanya susah payah kaya gue!!! Lo sempurna Cinta!!!" teriak Cindy, sederai air matapun telah meluap membasahi wajahnya, pertanda bahwa pertahanan yang ia bendung telah jatuh dan rapuh di hadapan Cinta.

Cinta Or CindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang