~Dua Belas BAG 2~

54 4 2
                                    

•Happy Reading•

.
.
.

Mungkin kamu benar, pura-pura mencintai seseorang yang tidak kita cintai itu sakit. #Ilham

.
.
.
*****

Rintik hujan mulai terdengar dari dalam kafe yang sedang di kunjungi oleh Ilham, tak lupa pula di depannya terdapat seorang perempuan cantik yang berhati lembut bak seorang putri.

Ilham menghembuskan nafas pelan setelah ia melihat betapa damainya pemandangan di luar cafe yang sedang dirintiki oleh percikan hujan. Kaca jendela kafe tersebut telah terlihat berembun, tetapi tetap saja Ilham lebih tertarik melihat ke arah jendela.

Sekilas Ilham melirik seorang yang ada di hadapannya, ada raut wajah keresahan di sana, namun disisi lain Ilham juga melihat banyak macam kegundahan yang di gambarkan wajah perempuan itu.

Tangan Ilham menyentuh lembut tangan mungil perempuan itu, menyadarkannya dari lamunannya itu. "Kenapa Ndy?"

Cindy tersentak saat tangan besar milik Ilham tiba-tiba menggenggam erat tangannya, dalam hatinya telah berdebar kencang sehingga ia tak sempat mendengar apa yang dikatakan Ilham dan ia hanya bisa diam membisu mencoba menetralkan detak jantungnya.

"Kamu kenapa Ndy?" ulang Ilham.

Cindy menggeleng menandakan ia tak apa, namun raut wajah Ilham menunjukan bahwa Ilham tidak percaya dengan jawaban Cindy.

Dalam hati Cindy berteriak 'Gue sakit Ham!! Sakit karena tau cinta lo bukan buat gue, tapi buat Cinta!!'

Karena Ilham tak ingin membahas lebih jauh dan tak terlalu ingin tahu masalah Cindy ia pun kembali diam seperti semula. Hingga sebuah suara dari atas panggung kafe tersebut meramaikan suasana kafe itu. Awalnya Ilham tidak peduli dengan keberadaan seorang pembawa acara tersebut, walau ia sekilas sempat melirik, tetapi pada detik selanjutnya ia kembali melakukan kegiatannya melihat arah luar jendela yang lebih menarik baginya.

"I thought than i've been heart before, but no one's never left me quite this sore."

Lagi-lagi lamunannya kembali buyar saat Ilham mendengar lantunan lagu merdu di sekitar kafe itu. Bukan. Bukan karena ia tertarik dengan alunan lagunya, namun yang membuat ia lebih memilih memfokuskan pendengarannya adalah karena suara yang membawakan lagu itu sangatlah tak asing baginya.

"Your words cut deeper than a knife. Now i need someone to breathe me back to life."

Karena penasaran, Ilham pun segera melihat kembali ke arah panggung kafe tersebut dan benar di sana sudah dapat ia lihat ada Cinta, perempuan yang berhasil membuat hatinya tiap saat berdegup kencang walau hanya melihat iris matanya. Entah perasaan apa yang ada di hati Ilham sekarang, intinya ia merasa senang dapat melihat Cinta di sana. Tetapi, di sisi lain saat ia melihat di sebelah Cinta ada Rafa di sana, entah mengapa hatinya seperti di jatuhkan, hancur, juga perih. Rafa seperti sedang menjaga Cinta di sampingnya, matanya seperti menandakan bahwa Cinta hanyalah miliknya seorang.

Ilham tahu bahwa Rafa hanya sebatas sahabat Cinta sejak lama, namun sorot mata Rafa yang menatap Cinta dengan penuh kasih sayang sudah dapat membuktikan bahwa Rafa menganggap Cinta lebih dari seorang sahabat.

"Got a feeling that i'm going under."

Tepat saat dimana Cinta menyanyikan lirik lagu yang dimana lagu tersebut mengandung makna dari perasaan Ilham juga Cinta, iris mata mereka saling bertemu, menatap satu sama lain dengan perasaan yang tak dapat mereka ketahui. Cinta mengalihkan pandangannya kepada Rafa saat Ilham semakin mencoba ingin menatapnya lebih jauh mencari tahu jawaban di sana. Ilham menghembuskan nafas kasar saat tahu jawaban sesungguhnya, Cinta tak pernah memilihnya ia hanya akan melirik kepada Rafa hanya kepada Rafa lah yang mampu membuatnya tenang. Sedangkan Ilham sendiri? Ia hanya bisa berharap suatu saat Cinta dapat meliriknya walau sekilas.

Cinta Or CindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang