"Kau pikir aku akan diam?"
Ketika Myurran siap melepaskan Magic Area, dia lebih dulu menerima serangan tak kasat mata. Sama seperti saat dia mencoba melawan Shinsiya, Myurran terbatuk dan menyemburkan darah dari mulutnya.
Shinshiya tidak ada di sini dan aku tidak melakukan apapun. Youm dan Grucius tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu. Meninggalkan satu-satunya tersangka yang angkat suara setelah diam memperhatikan kami.
Shiro–matanya yang terbiasa tertutup, terbuka. Aku bisa melihat bola matanya yang ternyata juga berwarna emas. Sudut bibirnya turun seiring dengan kata-kata dingin yang meluncur dari mulutnya.
"Shi–Shiro ... apa yang kamu lakukan?!" Youm berteriak langsung mendekati Myurran yang sudah terjatuh. Ini bahkan lebih parah dari yang dilakukan Shinsiya.
Grucius sudah berubah dalam bentuk serigalanya. Mengeram sesaat, ia melesat ke arah Shiro hanya untuk ditebas kepalanya.
Tunggu!
Aku mulai kesulitan mengikuti ritme kejadian sekarang. Aku mengatasi tiga pengunjung dunia lain yang tadi berniat membuat kekacauan tanpa ada jatuhnya korban. Tapi Shiro tak tanggung-tanggung menyerang Myurran. Tidak! Kalau itu masih kumaklumi, tapi Shiro juga tak pikir panjang memenggal Grucius.
Ini bisa menjadi masalah pada Rimuru nantinya! Ya, kemungkinan juga tidak karena kerajaan Eurazannia lebih menganut siapa yang kuat dia yang berkuasa.
Walaupun begitu, aku tak ingin melihat Grucius mati.
Aku ingin melakukan ritual kebangkitan. Jiwanya pasti belum pergi jauh. Tapi Shiro seolah tau aku ingin melakukan sesuatu melayangkan tatapan dingin.
"Hey, apa yang kalian lakukan di sini? Apa kalian tidak tahu ada manusia-manusia menyebalkan yang mau menyerang negara ini? Aku sudah menyiapkan penghalang yang tidak akan pernah bisa mereka lewati. Aku juga sudah memakan mereka bertiga yang tadi sempat bertarung dengan Rachel-san. Tapi aku melakukannya sendiri. Ini tidak adil!"
Dari arah belakang, suara anak kecil yang bercerita sambil menggerutu mencuri perhatian semua terutama aku langsung membalikkan badan.
Shinshiya berdiri di ujung jalan. Pelan-pelan berjalan mendekati kami. Wajahnya cemberut.
Aku ingin bertanya apa maksudmu memakannya? Aku berniat membiarkan mereka selamat atau mati secara perlahan, tapi ternyata Shinshiya sudah menghabisi mereka semua.
"Woah? Kenapa mereka seperti ini? Apa Kak Shiro yang melakukannya?" Shinshiya sepertinya baru menyadari keadaan sekitar.
Wajahnya itu tidak menunjukkan ekspresi terkejut seolah melihat kematian adalah hal yang biasa.
Melihat Shinshiya, Shiro kembali ke sikap awalnya. Dia tersenyum lembut. "Ah, wanita ini ingin berbuat sesuatu yang berbahaya dan Beastmen ini ingin membantunya, jadi aku melawannya."
"Tunggu! Myurran tidak bersalah. Dia pasti punya alasan. Aku yakin itu!"
Melirik kembali ke arah Youm, Shiro memberi tatapan tajam. "Diam, manusia! Jika kau benar-benar mencoba melindunginya, aku minta maaf akan menyingkirkanmu juga."
Sebelum Shiro mendekat ke arah Youm dan Myurran, aku menghadangnya lebih dulu.
Walaupun ini dimensi yang berbeda, aku tak ingin kehilangan mereka juga saat ini terutama Youm. Lagian, apa-apaan mereka bertindak sendiri?
"Tunggu dulu! Jangan menyerang terlalu berlebihan. Aku yakin Rimuru-san tidak akan suka."
Benar. Mereka salah, tapi penting juga untuk digunakan. Begitulah aku dulu bahkan mungkin hingga sekarang. Tapi mereka berdua ini tampaknya tak tanggung-tanggung untuk menghukum siapapun yang bersalah.
Tidak perlu menunggu jawabannya. Aku langsung menggunakan sihir Transportasi pada mereka dan mengirimnya ke penginapan.
Shiro terlihat menghela napas. "Ya sudahlah, toh aku bisa melakukannya kapan pun yang aku mau. Ngomong-ngomong Shinshiya, aku akan menemui Paman Benimaru. Kau tetaplah di sini mengawasi sekitar."
"Ah, aku akan meladeni pengunjung-pengunjung nakal itu."
Aku ingin bertanya apa yang dimaksudnya 'bisa melakukannya kapan pun yang aku mau', tapi dia sudah lebih dulu pergi untuk menemui Benimaru.
Shinshiya juga langsung berubah ke bentuk slimenya dan pergi. Meninggalkan tinggal aku yang satu-satunya di sini.
Aku tidak bisa diam di sini bersama mayat Grucius. Apakah kita menghadang mereka yang menyerbu atau pergi mengamati apa yang dilakukan Rimuru?
"Argh!"
Secara tiba-tiba di bagian dadaku sakit. Apa ini? Aku tidak sedang diserang dan saat ini hanya ada aku sendiri setelah mereka pergi.
"Uhuk!"
Seolah tak mampu menopang berat badan sendiri, pada akhirnya aku terjatuh sambil terbatuk. Mirip seperti Myurran tadi, dari mulutku menyembur darah. Fenomena tak normal bagi slime yang harusnya tidak mempunyai darah.
Ciel, apa kau tahu apa yang sedang terjadi?
<<Mohon maaf, aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Tidak mendeteksi keberadaan yang berbahaya, tidak bisa mendeteksi serangan>>
Oh, Ciel dalam keadaan panik saat ini.
Kalau begini terus, aku akan jatuh ke mode sleep lagi seperti saat berhadapan dengan Hinata dan kedatangan Haruto.
Rasanya begitu sakit. Sakit yang awalnya di dada mulai menyebar ke seluruh tubuh. Aku bahkan tak sanggup bangun dan pasti tidak akan lama runtuh.
Darah yang kumuntahkan tak mau berhenti ke luar. Dari mana asal darah ini? Ini bahkan lebih menyakitkan daripada saat aku menelan Veldora dulu.
<<Tuan, kita harus kembali ke penginapan>>
Kalau begitu, aktifkan Teleportasi.
<<Ya>>
<<Melaporkan. Gangguan tidak dikenali. Penggunaan semua skill tidak dapat digunakan. Eror!>>
Hah? Apa maksudnya tidak bisa mengaktifkan semua skill bahkan skill biasa seperti Teleportasi juga? Apakah itu benar-benar gangguan yang tidak bisa dideteksi oleh Ciel? Siapa yang melakukannya? Bagaimana melakukannya? Ciel bahkan dibuat seperti komputer yang rusak.
Kita tidak bisa begini terus. Selain itu, di mana semua orang? Mengapa keadaannya mendadak sepi setelah mereka pergi?
Ini tidak bagus.
Aku merasakan rasa sakitnya perlahan menghilang. Namun, di saat yang sama aku juga merasakan kantuk yang berat.
Aku tak bisa menahannya.
Sepertinya aku akan tidur di sini.
Tapi sebelumnya aku mendengar suara misterius itu lagi.
"Tidak bagus. Kamu belum boleh menghilang!"
Detik berikutnya duniaku menghitam.
*
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/288288253-288-k671082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachel (Rimuru) of The Hero and Children's
FanfictionSetelah merasakan perdamaian selama 100 tahun, Rimuru harus menuruti keinginan Ciel untuk ke masa lalu dan bermain peran sebagai pahlawan. Namun, apakah memang sekadar alasan sepele? Perlahan Rimuru mulai menyadari keanehan-keanehan yang terjadi pad...