Ketika kesadaran Rimuru di masa ini lenyap, Rimuru di masa sekarang ikut juga terlelap. Itu tak terduga. Tapi tidak benar-benar hilang kesadaran atau lebih tepatnya bertukar kendali dengan seseorang di dalam dirinya.
Raphael pasti sedang melakukan sesuatu seperti ritual kebangkitan. Sementara Ciel sekarang, dia melanjutkan tontonannya melalui Argos–sihir Megiddo yang tadi sudah digunakan Rimuru di masa ini untuk mengambil ribuan nyawa. Dia tak bisa bergerak dan hanya menunggu Ruminas kembali.
Perubahan juga terjadi padanya seperti tidak bisa mempertahankan penampilan palsunya. Rambutnya kembali menjadi biru perak panjang yang tergerai, pakaian yang dikenakannya berubah menjadi gaun putih polos menjuntai ke lantai sedikit agak bercahaya, dan bola mata emasnya menjadi merah darah pertanda kalau Ciellah yang saat ini bertindak. Namun, perubahan sesungguhnya ada dalam dirinya.
Saat itu Ciel paham apa yang dimaksud Chronoa. Keduanya akan saling terhubung. Jika salah satunya mati, maka yang lain ikut lenyap. Tapi jika Rimuru di masa ini berevolusi, Rimuru di masa depan juga mengalami perubahan. Bukan bertambah kuat.
"Ya ampun, itu menegangkan! Aku tidak menyangka kamu semarah itu, Rimuru." Ciel yang sudah mengetahui kepulangan Ruminas, berbalik ke arahnya. Ruminas mengerutkan dahinya merasa Rimuru agak berbeda dari biasanya. "Oh, kau kembali ke wujud aslimu, yah. Ternyata kau benar-benar Rimuru."
Ruminas mengambil duduk bersebelahan dari Ciel. Ruangan ini termasuk ruang pribadi Ruminas. Ada di sudut terdalam dan tidak bisa sembarang orang yang boleh memasukinya. Di sofa yang panjang, Ruminas ikut melirik layar proyeksi yang dimunculkan Ciel.
"Ara, Ciel-chan. Ternyata memang benar kalian ikut terpengaruh." Tak lama setelah kedatangan Ruminas, Chronoa muncul. Tapi dia tak sendiri. Ada seseorang yang bersamanya dalam gendongannya.
Chronoa dengan santainya ikut duduk di samping Ruminas dan membiarkan Diablo kecil duduk di pangkuannya.
Ruminas menaikkan salah satu alisnya. "Ciel?"
"Ruminas, aku tidak bisa menjelaskannya dengan detail. Tapi anggap saja aku kepribadian lain Rimuru seperti di sana. Kami sering bertukar tempat." Ciel menunjukkan ke arah layar di mana dirinya waktu itu masih sebatas Raphael. Raphael tengah fokus melakukan ritual kebangkitan dengan ekspresi tanpa emosi. "Saat ini, Rimuru tertidur. Jadi aku mengambil alih."
Ciel tidak ingin menjelaskan dengan lengkap tentang siapa dirinya. Dia memberi penjelasan paling mudah dan paling masuk akal. Karena keberadaannya sendiri masih dianggap tabu, Ciel juga tak ingin banyak yang tahu tentangnya.
"Suaramu?"
"Hanya meniru suara dunia."
Ruminas agak kurang paham, tapi dia hanya menerima penjelasan Ciel.
Ciel menoleh ke arah Chronoa yang membawa Diablo. Diablo sekarang tertidur dan dibiarkan di atas pangkuannya.
"Jadi, kenapa Diablo ikut ke sini? Dan ada apa dengan penampilannya?"
Chronoa mengelus-elus rambut Diablo dengan penuh kasih. "Kau juga tahu, kan, seberapa setia Diablo? Walaupun mereka semua setia, tapi hanya Diablo yang ikut terkena efeknya. Karena itu, aku juga melempar Diablo ke masa ini."
"Lalu penampilannya?"
"Itu permintaanmu, Ciel. Ya, kau mungkin lupa tapi ini sehubungan dengan skill yang kau kasih. Fisik anak kecil ini untuk lebih memudahkannya mengoptimalkan skillnya."
"Skill apa itu?"
"Skill Ultimate Raja Cinta Kasih (Raguel). Sebenarnya skill itu sudah tidak ada lagi. Tapi harusnya kamu ingat kalau skill-skill yang hilang sudah diciptakan ulang dan skill-skill baru juga. Diablo juga dalam kekacauan, karena itu kamu memberikannya skill itu sebagai penyeimbang kekuatan dalam dirinya. Untuk mengumpulkan kasih sayang, wujud anak-anak lebih mudah bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachel (Rimuru) of The Hero and Children's
FanficSetelah merasakan perdamaian selama 100 tahun, Rimuru harus menuruti keinginan Ciel untuk ke masa lalu dan bermain peran sebagai pahlawan. Namun, apakah memang sekadar alasan sepele? Perlahan Rimuru mulai menyadari keanehan-keanehan yang terjadi pad...