25. Cinta

478 27 0
                                    

Sudah berapa hari berlalu?

Dino sudah terlena tinggal di dunia ilusi milik Shian semenjak pertemuan mereka. Awalnya Dino waspada, tetapi sekarang dia sudah terbiasa. Tidak ada hal-hal yang mencurigakan. Dino juga bisa pergi ke luar jika dirinya ingin. Tapi tidak banyak kepentingan di luar sana. Dia lebih senang bermalas-malasan seperti ini.

Hanya makan dan tidur. Dialah wujud dari kemalasan, si pemilik skill Raja Kemalasan. Meskipun pada saat ini hanya sebatas skill unik, pada kenyataannya Dino bisa mengevolusikannya kapan pun melalui skillnya yang lain. Dia belum melakukan itu dan terus mengumpulkan energi yang cukup dari kemalasan.

"Makanannya udah jadi, Dino-sama." Shian berujar senang. Meletakkan berbagai macam makanan asing di meja makan.

Shian selalu menyajikan makanan-makanan yang belum pernah dilihatnya. Untuk Dino, makan tidak terlalu diperlukan. Tapi dia juga tahu apa saja makanan yang sering dimakan manusia. Tidak pernah Dino melihat makanan-makanan seperti ini. Contohnya makanan berwarna-warni dengan tekstur empuk dan rasanya yang manis. Satu kali gigitan akan dijamin ketagihan.

Dino jadi semakin betah. Tidak peduli seberapa misteriusnya kehadiran Shian dan pengakuan cintanya, yang terpenting adalah rasa kenyamanan dan hidup mewah yang tidak pernah dia rasakan selama ini.

Raja Iblis pengangguran, pemalas, miskin, tak punya wilayah, bahkan bawahan. Itulah gambaran umum Raja Iblis Dino. Tapi sepertinya definisi itu sekarang sedikit berubah. Meskipun dia masih pengangguran dan pemalas, tapi dia tak lagi miskin.

Namun, kemalasannya akan berakhir sebentar lagi tampaknya.

"Aku akan pergi ke Walpurgis. Itu melelahkan, tapi ini permintaan Milim. Selain itu Guy juga memaksa semuanya hadir," ujar Dino agak malas.

Dino tidak begitu ingat sejak kapan menjadi dekat dengan Shian. Meskipun Shian sangat baik padanya, seharusnya tidak akan semudah itu mendapatkan kepercayaannya. Dino itu pemalas. Jadi, memikirkan hal repot seperti itu, dia memilih untuk abai.

Kadang-kadang Dino bercerita pada Shian atau mungkin lebih tepatnya mengeluh. Shian akan selalu bersemangat dan sabar mendengar semua keluhannya.

"Milim itu anak tuan Dino-sama bukan?"

"Ya"

"Kalau begitu, aku juga akan ikut. Untuk orang seperti Dino-sama harusnya punya pengawal bukan? Aku akan siap menjadi pengawal Dino-sama." Shian memeluk Dino secara tiba-tiba

Dino berpikir sejenak. Selama ini dia selalu datang sendiri. Ada Raja Iblis lain yang sama sepertinya. Sepertinya bagus untuk membawa Shian sebagai pengawalnya untuk pertama kalinya.

Dia anggap tengah berpikir, tetapi sebenarnya Dino lebih tak fokus dengan tindakan Shian. Bukan sekali atau dua kali Shian akan secara tiba-tiba memeluknya seperti ini. Apa Dino akan menolaknya? Tidak! Justru dirinya dibuat gugup dan pada akhirnya membiarkan Shian berlaku sesukanya.

"Ngomong-ngomong, Shian. Kenapa kau menyukaiku?"

"Apa cinta itu butuh alasan?"

"Ya, maksudku ... itu, aku tidak punya hal menarik yang bisa dilihat." Dino bukannya tidak percaya diri. Itulah kenyataan dirinya serba kekurangan dan bukannya tipe orang yang mudah dicintai orang lain. Apa yang dilihat Shian darinya?

"Tidak peduli! Bahkan jika satu dunia tidak merestui cinta kita, aku tidak peduli. Ah, sepertinya aku tidak ingin kembali."

Shian selalu senang Dino tidak menolak apapun yang dilakukannya. Patuh seperti anak anjing yang lucu. Itu membuat Shian tidak perlu menunjukkan sisi kejamnya.

Jika Dino ingin pergi dari sini meninggalkannya, terang-terangan menolak apapun yang dilakukannya, Shian akan melakukannya secara paksa.

Akan ia kurung sepenuhnya tanpa pernah bisa Dino ke luar dari tempat dan akan dia aktifkan sampai maksimal skillnya. Skill yang selama ini menjerat Dino untuk tak berbuat apapun.

Beberapa hari yang lalu, meskipun sekilas, Shian teringkat kembali emosi gelapnya. Perasaan takut kehilangan yang mendalam. Dia tak paham dari mana merasakan perasaan itu. Tapi jauh dalam lubuk hatinya, dia kira itulah alasan mengapa dirinya datang ke sini.

Dunia masa ini tidak terlalu buruk bukan? Asalkan bisa bersama dengan Dino, Shian tidak akan minta apa-apa lagi. Entah apa yang terjadi di masa depan sampai membuatnya datang ke masa ini, mungkin memang lebih baik tak usah kembali.

***

"Heh ... Mama mau pergi? Clara enggak boleh ikut, ya?"

Sejak tinggal di sini, Clara lebih suka tidur bersama dengan Chloe daripada di kamarnya sendiri.

Setelah diam-diam mengikuti ibunya dan mengintip dari kejauhan, pulangnya Chloe bercerita dia akan pergi besok pagi karena suatu urusan.

Chloe sudah ingat semuanya. Dia sudah menjadi kesatuan dengan Chronoa, kepribadian ganda serta manasnya. Itu adalah momen-momen menyakitkan ketika ingatan barunya ditimpa bertubi-tubi di waktu bersamaan pada saat Rimuru menyelamatkannya.

Ketika ingatannya kembali dengan sempurna, rasa cemasnya ada di puncak tak terbendung lagi. Jika terlambat sedikit saja, Rimuru benar-benar akan mati di tangan anaknya sendiri, Rio. Sebagai penguasa waktu, Chronoa bisa memundurkan waktu dan berkomunikasi dengan Rimuru dari masa depan.

Dia membiarkan Chronoa lebih banyak bertindak beberapa hari ini. Chloe sendiri masih butuh waktu menerima berjuta-juta informasi yang masuk dan membuatnya menderita sakit kepala yang hebat. Itu adalah memori yang menyakitkan!

Sekarang dia percaya sesungguhnya kalau Clara dan Rio yang datang dari masa depan. Dialah yang membuat fenomena ini dan berkerja sama dengan seseorang untuk menghapus ingatan mereka semua sebanyak mungkin, tapi itu hanya sementara. Naasnya ingatan orang itu juga disegel.

Chloe atau lebih tepatnya Chronoa sudah menerima permintaan Ciel untuk menemani Ruminas ke Walpurgis. Karena di sana ada Rimuru dan akan berbahaya bagi Ruminas, Chronoa harus bisa menjamin keselamatan Ruminas dengan Ciel. Sebenarnya cukup Ciel saja akan mampu menangani semuanya bahkan sekelas Milim. Hanya saja ... dia yakin tak hanya akan berurusan dengan Milim. Jika Ciel berurusan dengan salah satu dari mereka yang dikirimkannya, Ciel tidak akan mampu.

Rimuru akan terus tidur sekurang-kurangnya dalam seminggu. Jadi, saat ini yang bertindak sekarang adalah Ciel. Ini adalah efek evolusi yang juga terhubung dengannya.

Mengajak Clara? Dia masih terlalu kecil dan hanya dua atau tiga pengawal yang boleh dibawa. Tidak! Yang jadi alasan sebenarnya adalah tidak boleh Ciel terlalu banyak dekat dengan 'mereka' ini. Itu kondisi yang membahayakan.

"Maaf, Clara. Mama tidak bisa membawa Clara, tapi enggak bakal lama kok."

Clara cemberut, tapi dia berusaha tersenyum. "Janji?" ujarnya menawarkan jari kelingking.

Chloe membalas senyuman itu. Dia membalas tautan jari. "Janji!"

"Sudah malam, ayo tidur."

"Huum, tapi sebelum itu bacain dongeng dong."

Chloe terkekeh. "Oke, oke, jadi pada zaman dahulu ...."

Chloe terus mengikuti keinginan Clara dari permintaannya yang paling sederhana sekali pun seperti saat ini. Clara memeluk Chloe sambil mendengarkan bacaan dongengnya dengan tenang. Hanya butuh waktu sebentar untuk membuatnya terlelap.

Tepat ketika dongengnya telah selesai dibacakan, Chloe menyadari Clara sudah tertidur. Dia menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyum lembut, menatap wajah Clara yang merupakan replika darinya sebentar sebelum akhirnya dia mendaratkan kecupan hangat di kening.

Chloe mencintai semuanya. Karena itu, dia akan rela berjuang mati-matian demi orang-orang yang dicintainya. Kasih sayang Chloe murni, tanpa noda. Berbanding terbalik dengan Chronoa yang pada kenyataan, di sanalah emosi gelapnya terkumpul. Perasaan cinta yang terlalu kuat sampai ingin merogotinya dan kebencian terpendam kepada mereka yang mengganggu cintanya.

"Dia mencintai kita semua. Karena itu, aku harap kalian melepaskan semua kebencian itu!"

*
TBC

Rachel (Rimuru) of The Hero and Children'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang