Hari-hari aku banyak berkunjung ke akademi yang dibangun oleh Yuuki. Karena kerajaan Ingracia bersebelahan dengan Gereja Suci Barat, lebih mudah bolak-balik.
Anak-anak sudah menerima kami. Bagi Rio yang ramah pada siapa saja dan pandai bersosialisasi, menangani anak-anak pasti menjadi tugas yang mudah. Sementara aku sendiri walaupun biasa aja, mereka mengaku seperti sedang bersama Shizu. Aku tahu sebenarnya mereka masih sedih, tapi aku juga tahu mereka berusaha menerimanya.
Tidak seperti dulu di mana aku terlalu lama menyembunyikan kematian Shizu. Alice dulu sangat marah sampai ditenangkan Kenya dan Ranga.
Ngomong-ngomong, saat ini aku sedang didandani habis-habisan oleh anak-anak ini. Aku baru sadar Shizu dan aku memiliki nasib yang sama. Sering diperlakukan seperti boneka.
Terutama untuk Alice dan Clara. Clara bisa menyiapkan benda apa seperti gaun, sepatu, dll. Berkolaborasi dengan Alice yang pandai mendadani orang lain, aku seakan bernostalgia di mana aku juga sering begini jika bersama Shuna dan Shion.
"Sudah selesai!"
"Woah ... Kak Rachel benar-benar cantik seperti dewi."
Lalu sebagai hasil aku harus memakai gaun berenda berwarna kuning dengan rok yang mengembang sempurna sampai menyapu lantai. Rambutku dikuncir dua dilengkapi pita dengan warna serupa. Aku juga harus memakai sepatu berhak tinggi yang benar-benar merepotkan.
Aku sekarang benar-benar seperti seorang tuan putri yang cantik! Bahkan sebenarnya mereka juga ingin memakaikan make up, tapi tentu saja aku tolak mentah-mentah. Untung mereka tidak memaksa. Aku lemah kalau mereka terus membujuk.
Aku tahu fisikku diwarisi dari Shizu adalah seorang wanita yang cantik ditambah dari sel slimeku, tidak salah kalau kecantikkanku melebihi Shizu. Meskipun sejak bereinkarnasi aku tak punya gender, aku ini tetap laki-laki. Mengubah jenis kelamin bisa diserahkan pada Ciel dan untuk fisik ... aku tak bisa mengubahnya.
Kalau aku tampil di depan umum dalam keadaan seperti ini, sudah pasti akan menjadi sorot perhatian. Tapi saat ini kami ada di atas bukit yang sepi dan luas untuk mempelajari cara bertarung. Kadang mereka mengeluh karena menganggap percuma. Lagian mereka juga akan mati.
"Shizu-san berusaha keras mencari cara menyelamatkan kalian. Jadi, kalian juga tidak boleh menyerah. Shizu-san juga mempercayakan kalian pada Rimuru-san. Sebentar lagi Rimuru-san juga akan menjadi guru kalian. Aku yakin dia bisa menyelematkan kalian semua!" Aku berusaha memotivasi mereka semua setiap kali mereka tampak ingin menyerah. Walaupun mereka selalu ceria, jauh dalam lubuk hati mereka, mereka sudah menyerah.
"Eum ... aku belum bertemu dengan Rimuru-san, tapi aku percaya dengannya seperti kalian dan Shizu-sensei."
Chloe terlihat paling pemalu dari yang lain, tapi dia juga kadang-kadang menunjukkan sikap optimisnya melebihi yang lain.
Atas perkataan Chloe, Clara merespons.
"Benar! Kami anak-anak Mama dari masa depan. Karena itu, Clara percaya Mama akan selamat mungkin karena orang itu. Kalau Mama selamat, pasti yang lain juga."
Benar-benar aneh mendengar seseorang memanggil 'mama' kepada yang seumuran, tapi Clara terlihat sangat tidak peduli dengan pemikiran yang lain.
Aku sering mendengar dia kerap berdebat dengan yang lain. Anak-anak kesusahan mempercayainya. Wajar saja, aku bahkan sangat bingung dengan teka-teki ini.
Namun, Chloe tidak mempermasalahkannya. Entah berapa kali dia dipanggil mama atau dimanjakan, Chloe selalu tersenyum.
Ketika aku bertanya waktu itu, Chloe menjawab seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachel (Rimuru) of The Hero and Children's
FanficSetelah merasakan perdamaian selama 100 tahun, Rimuru harus menuruti keinginan Ciel untuk ke masa lalu dan bermain peran sebagai pahlawan. Namun, apakah memang sekadar alasan sepele? Perlahan Rimuru mulai menyadari keanehan-keanehan yang terjadi pad...