LMA 07.00

412 119 107
                                    

Avin duduk mendengarkan penjelasan dari guru di depannya. Ada yang berbeda, disebelahnya tidak ada gadis yang kerap menatap sambil tersenyum-senyum sendirian lagi.

Namun kenapa juga Avin harus kepikiran, dia bahkan belum satu minggu bersekolah. Avin juga teringat besok dia harus ke Bandung sesuai janji pada papahnya.

Bandung selalu mengingatkan Avin tentang SOB, tentang Derby dan Ghea.

Sampai kapan dia selalu ketakutan dan sedih? Sampai kapan dia selalu marah setiap kali ada yang membuatnya teringat tentang dua sahabatnya itu.

"Vin, gue hamil."

Netra di depan Avin menatapnya sendu, jari-jemarinya gemetar, dia terlihat gugup saat menyampaikan berita itu pada Avin.

Tak kalah terkejut dari perempuan itu, Avin seolah tidak percaya. Mereka masih SMA, mereka bahkan belum lulus. Lalu bagaimana jika Ghea hamil?

"Apa? Lo hamil, Ghe? Lo sama Derby?"

"Iya. Gue juga nggak nyangka. Gimana, ya. Gue dan dia khilaf, Vin."

"Astaga, Ghe. Gua 'kan sering ngomong sama lo, jaga diri, jangan karena lo cinta sama Derby, terus lo kasih semua yang lo punya termasuk kehormatan lo!"

Ghea menangis, dia tertunduk menyembunyikan air mata itu dari Avin.

"Maaf, Vin."

"Nggak perlu minta maaf sama gua. Sekarang apa Derby udah tahu?"

Ghea menggeleng.

"Jadi Derby belum tahu?" ulang Avin.

Ghea mengangguk sembari menyeka air matanya.

"Kenapa lo malah kasih tahu gua duluan, Ghe!" sentak Avin dengan suara meninggi.

Ghea meringis pilu, dia diam membisu tidak dapat menjawab. Instingnya malah mengatakan agar dia jujur pada Avin bukan pada Derby. Ada ketakutan saat dia hendak memberitahu Derby, dia takut Derby tidak mau bertanggung jawab.

"Sekarang Derby di mana, Ghe? Gua coba hubungi dia, tapi hp dia mati!"

Ghea menggeleng dengan ragu. Avin yakin Ghea tahu sesuatu. Ghea pasti tahu di mana Derby berada sekarang.

"Jujur sama gua! Biar gua yang bilang Derby kalau lo hamil!"

Ghea malah terus menangis. Avin tidak tega, kemudian dia memelankan suaranya.

"Bilang sama gua, Ghe. Kasih tahu, di mana Derby?"

Mata Ghea yang basah menatap mata Avin yang mengarah lurus ke matanya.

"Derby terima tantangan dari Jarvis, Vin."

"Hah? Lo serius, Ghe?"

"Gue nggak berhasil mencegah dia."

"Shitt! Argh!"

Padahal Avin sudah melarang Derby melakukan hal konyol, balapan liar yang sering berujung malapetaka.

Lalu Avin segera mengenakan jaketnya, dia tidak mungkin membiarkan Derby balapan, dia harus mencegah itu terjadi. Tapi belum sampai dia menyusul, Jeffry dan Rendy datang sambil gemetaran membawa jaket Derby yang bersimbah darah.

"DERBY! APA YANG TERJADI!" Ghea menjerit sekuatnya saat melihat benda milik kekasihnya berlumuran warna merah yang pekat.

"Derby kenapa woy!" Avin ikut berteriak pada Jeffry yang membawa jaket tersebut.

Love Me Again (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang