LMA 02.30

372 83 24
                                    

Bacanya pelan-pelan ok. Happy Reading..
Typo or eror bisa komen aja.

***

Sisi terdiam, sama halnya juga dengan Alvino. Lalu mereka yang berhadapan hanya terus bertatapan satu sama lain. Udara dingin dari embusan angin malam seolah hanya numpang lewat tidak mengusik mereka sama sekali. Rambut Sisi yang terkena angin berembus agak beterbangan membuat matanya berkedip sesekali tanpa menyingkirkan itu.

Alvino maju satu langkah, tangan kanannya mengambil sulur anak rambut Sisi, menyelipkan nya di telinga. "Sekali lagi, gue tanya sama lo."

Sisi mulai berkaca-kaca, mungkin karena dia jarang berkedip hingga angin membuat matanya terasa agak perih dan berair.

"Gue Alvino, bilang kalau sayang sama lo, Sivana Putri. So, lo mau jadi pacar gue?"

Waktu berjalan sesuai putaran, tapi Sisi merasa waktu terhenti seketika. Tidak ada pergerakan dari sekitarnya, termasuk daun yang menari sekarang berhenti seketika. Alvino, cowok yang belum lama dia kenal, berdiri di hadapannya menatap dia dengan serius, tidak mungkin, apa dia sedang bermimpi?

Lalu waktu berjalan lagi, Sisi mulai bisa mendengar suara deru angin berembus cukup kencang. Gelap malam yang tidak pekat berhiaskan beberapa bintang di langit sana.

"Gue sayang lo."

Tidak ini bukan mimpi. Sisi berbicara di dalam hatinya.

Avin meraih tangan Sisi dengan tangan kirinya, lalu tangan kanannya menyentuh sebelah pipi Sisi. "Love me again. If you're not love me anymore,"

"Please, love me again."

Dada sisi kembang-kempis mendengar Alvino mengutarakan dengan jelas kata-kata itu. Mantera cinta yang tidak pernah dia sangka akan dia dengar dari Alvino.

"Sisi?"

"It's a dream?" ucap Sisi dengan pertanyaan yang dia ragukan jawabannya bahwa itu adalah kenyataan sebab ilusi selalu menyakitkan baginya jika itu terlalu indah.

"No, i say that i love you, and please, love me again."

Lidah Sisi mendadak kelu, bias haru ataukah itu sebuah keraguan yang ada di mata Sisi sekarang? Alvino mengusap lagi pipi Sisi, kali ini keduanya, dengan senyum kecil.

"Kamu nggak punya rasa yang sama?"

Itu pasti bukan Alvino. Mendadak dia berubah manis, amat manis bahkan jadi agak menakutkan bagi Sisi.

"Vin. Ini beneran? Tapi kenapa?"

"Kenapa apanya?" Tangan Avin masih di pipi Sisi, menyentuh, menetap di sana beberapa saat.

"Cinta, maksudnya...." Sisi memutus ucapannya, bulir bening lolos tanpa perkiraan begitu saja dari ujung matanya.

Dia harus selalu memastikan. Apa yang ada dihadapannya tulus, atau malah membahayakan hatinya sendiri. Tapi kali ini Alvino, cowok yang disukainya sejak awal.

"Ya, aku cinta kamu. Itu sih yang biasanya orang-orang bilang kalau mau nembak cewek yang dia sayang. Apa ada larangan untuk cinta sama lo, Si?"

"Ah, mungkin ngagetin. Aneh, tapi cinta itu nggak butuh waktu lama. Gue cuman nggak mau kalau gua telat ngutarain kayak yang udah-udah, nanti gua nyesel, atau mungkin keburu lo di ambil sama yang lain." Alvino terus melontarkan perkataan manis itu pada Sivana. Amat manis sampai memabukkan.

"Kalau lo terima, gue janji akan jaga lo, nggak akan nyakitin lo, Sisi."

Sisi malah terkekeh. "Lo ngomong campursari gitu sih. Coba ngomong yang bener. Lucu denger lo ngomong 'aku kamu' please, apa boleh di ulang?"

Love Me Again (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang