LMA 05.30

292 65 34
                                    

Avin baru saja tiba di apartemennya. Saat tepat berada di depan pintu apartemennya, ada seorang gadis yang sedang berdiri sendirian.

Dari belakang, rasanya Avin tidak mengenal gadis itu. Lavina juga bukan, pikirnya. Terus dia siapa?

"Sorry. Lo cari siapa?"

Gadis itu memiliki rambut yang panjang dan diikat. Dia mengenakan hoodie juga celana jins panjang, sepatu kets dan sebuah tas selempang kecil sambil membawa jinjingan paper bag.

"Alvino ya?"

Avin melotot melihat gadis itu. Matanya benar-benar membulat sempurna. Jantungnya berdegup sangat kencang, dan dia merasa sesak melihat wajah itu ada di depan matanya sekarang.

"Nggak mungkin! Siapa lo!"

"Alvino tenang."

"Ini nggak mungkin, lo udah nggak ada kan Ghea!"

"Alvino please, tenang. Tolong jangan histeris, gue bukan Ghea!"

"Bu-bukan Ghea? Tapi wajah lo? Lo Ghea!"

"Bukan. Gue bukan Ghea, tapi gue kembaran Ghea, gue Gabby."

"Gabby? Apaan sih, nggak mungkin! Gue baru tahu Ghea punya kembaran! Lo nggak usah ngaco!"

"Iya emang gue juga baru nemuin kembaran gue lagi, Vin. Sorry tapi gue sama Ghea kepisah sejak kecil. Lo dengerin dulu penjelasan gue, karena di sini gue bukan mau menipu lo."

Avin benar-benar menganggap itu adalah ilusi. Dia memejamkan matanya berulang, lalu membukanya lagi. Tapi gadis itu tetap ada. Apa anxiety nya kambuh? Avin mulai memukul kepalanya, bergerak mundur menjauhi gadis itu.

"Alvino gue mohon lo percaya sama gue. Kalau bukan lo, siapa lagi yang harus gue tanya. Gue butuh informasi tentang kematian Ghea dan juga kecelakaan yang dialami pacar Ghea, Derby. Cuman lo yang tahu."

Avin memegang dadanya, dia meneguk ludahnya susah payah. Peluh membasahi kening bahkan hampir di seluruh wajahnya sekarang. Ini masih terang, hari belum malam tapi gadis itu benar-benar mirip Ghea Sabrina, tidak ada yang membedakan mereka bahkan sampai suaranya pun sama persis.

"Please okay? Gue boleh ya ngobrol sama lo. Gue mohon banget Vin."

Avin masih menggeleng.

"Izinin gue masuk ya."

"Nggak. Gue nggak izinin cewek lain masuk apart gue selain pacar." Tegas Avin.

"Oh lo udah punya pacar?"

"Udah. Sori, gue masih belum bisa nerima keadaan lo sebagai kembaran Ghea."

"Vin. Di dunia ini mana ada orang yang beneran mirip kalau bukan sodara kembar. Gue dan Ghea kembar identik. Tunggu bentar."

Gabby mengeluarkan selembar foto dia sewaktu kecil. Kira-kira umurnya baru tiga tahun.

"Ini gue dan ini Ghea."

Avin melihat foto dua orang anak perempuan dengan wajah yang sama.

"Itu lo dan Ghea?"

"Iya gue terpisah karena gue dan Ghea dulu satu panti asuhan. Gue di adopsi duluan, sedangkan Ghea belakangan. Gue baru tahu setelah viralnya kabar Ghea meninggal suicide. Gue sempet drop dan belum percaya itu beneran Ghea kembaran gue, Vin."

Avin mulai merasa cerita Gabby itu ada benarnya juga. Buat apa Gabby mengarang sampai sedetail itu.

"Jadi maksud lo orang tua Ghea itu bukan orang tua kandung dia?"

"Ya, orang tua kandung gue sama Ghea udah nggak ada, Vin. Gue dan Ghea di panti sejak umur lima tahun. Gue di adopsi sewaktu gue SD dan setahu gue tuh Ghea di adopsi nggak lama beberapa bulan dari gue di adopsi. Gue sedih karena gue nggak bisa bareng sama Ghea, tapi itu yang jadi takdir gue sama Ghea waktu itu. Gue seneng banget waktu tau Ghea di adopsi sama orang yang sayang juga dengan dia. Apa setelah ini lo masih nggak percaya kalau gue ini kembaran Ghea?"

Love Me Again (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang