A/n:
Maaf lama gak update. Tapi pagi ini aku kepikiran plot cerita ini entah kenapa menurutku cocok buat Komahina.
Well, anyway. Enjoy
...
Komaeda Nagito selalu baik pada siapapun. Hinata mengenalnya semenjak mereka masih SMP. Tabiatnya yang suka tersenyum pada orang lain, seolah telah mendedikasikan hidupnya untuk memikirkan urusan orang lain. Hinata tahu betul dan dia berharap agar dia bisa terbiasa melihat temannya itu bersikap demikian terhadap orang lain selain dirinya.
HInata menyukainya. Karena kebaikan dan keramahan Komaeda terhadap orang lain. Awal mula pertemanan mereka pun juga di sebabkan oleh kebaikan tersebut. Setelah bertahun-tahun mereka berteman sudah terlambat Hinata mempermasalahkan sifat alami Komaeda.
Seperti sore ini,
Komaeda mengerjakan tugas kelompok kuliahnya sendirian. Kemana perginya teman satu kelompoknya? Jangan karna mentang-mentang mereka sekelompok dengan murid terjenius dalam satu fakultas membuat mereka seenaknya saja menyerahkan kewajiban mereka padanya.
Hinata geram melihatnya.
Berbeda dengan Komaeda yang berkesempatan berkuliah di kampus ternama. Hinata tidak berkesempatan melanjutkan pendidikannya. Maka karna itulah dia benar-benar tak mengerti mengapa pula Komaeda rela melakukan semua ini demi orang-orang malas yang cuma bisa menebeng nama diatas kertas?
Komaeda bilang dia tidak ingin membuat masalah dengan teman sekelasnya. Melaporkan mereka pada dosen malah cuma akan memperburuk situasinya. Hinata sampai geleng-geleng kepala. Yang benar saja!?
"....aku akan membantumu membuat slide presentasi. Kemarikan bahannya," pinta Hinata ketus (moodnya selalu jelek setiap kali mengetahui kebaikan Komaeda seenaknya saja dimanfaatkan orang) seraya meletakan dua cangkir kopi hitam diatas meja.
"Kau tidak perlu melakukannya Hinata-kun," jawab Komaeda penuh segan. "Ini bukan tugas yang sangat susah," katanya beralasan sambil memasang senyuman kaku.
"Tidak susah tapi merepotkan kan?" Hinata yang sudah habis kesabarannya lantas mengambil buku catatan bersampul biru milik Komaeda di atas meja. Tanpa mengatakan apapun lagi Hinata sudah sangat serius membaca semuanya dengan teliti. Bahkan dalam waktu singkat dia sudah berhasil menyederhanakan topik masalah yang ada dan membuatkannya peta konsep.
Sampai kapanpun kemampuan cepat tanggap itu berhasil membuat Komaeda terpukau. Keberadaan Hinata 10 kali lipat lebih berguna ketimbang murid lain. Sayang financial temannya itu menghambat pendidikannya.
"Kalau kau punya waktu melamun. Cepat lanjutkan tugasmu," pinta HInata sekali lagi. Komaeda langsung menurutinya. Gelapagan seperti seorang murid yang ketahuan bermalas-malasan di kelas. Hinata tersenyum kecil melihat tingkah manisnya.
"Hinata-kun. Bukannya malam ini kau bilang masih ada kerja paruh waktu?" Komaeda bertanya setelah membalik beberapa kertas. Ekpresinya menunjukan keengganan yang mambuat Hinata ingin menjitak kepalanya. Sudah berapa lama mereka berteman? Mengapa Komaeda masih saja seperti ini?
"Aku masih ada sedikit waktu," jawab Hinata singkat. Jam menunjukan pukul tujuh. Dia tidak akan terlambat walau dia berangkat setelah setengah jam lagi dari apartemennya.
Komaeda mengangguk. Apapun yang dikatakannya tak akan berhasil membujuk Hinata. "Tapi aku mencemaskan mu," ujarnya. "Berapa banyak pekerjaan yang sudah kau ambil? Seharusnya kau memakai waktu luangmu untuk beristirahat..." sambungnya.
Hinata melirik dari balik cangkir kopi yang diminumnya. Sebelum menjawab dia meletakan cangkirnya kembali ke atas meja seraya tersenyum. "Kau tahu aku bukan tipe orang yang bisa diam tanpa melakukan apapun," katanya lalu kembali membaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Moments
FanfictionHanya sekumpulan cerita KomaHina (Komaeda x HInata) Ini dibuat pada waktu senggang dengan alur cerita yang ringan dan langsung pada intinya. WARNINGS: Mature Contents! Boys Love! Vulgar Languanges! (18+)