Hinata Hajime, umur 16 tahun. Seorang remaja SMA yang tidak pernah memiliki pengalaman berpacaran. Ia yang tumbuh di kelilingi banyak teman laki-lakinya, bahkan pernah berkata bahwa persahabatan jauh lebih penting ketimbang percintaan.
Selama ini dia selalu mengiranya demikian. Dalam percintaan, Hinata selalu tertinggal dari anak laki-laki lainnya. Pemuda lugu dan polos, seorang remaja lelaki yang kerap kali di hantui rasa penasaran terhadap hal-hal baru.
Maka karna itulah. Semenjak ia mulai masuk SMA, dimana teman-temannya mulai tumbuh dewasa memasuki masa-masa puber. Kebanyakan teman-temannya sudah mulai menjalin kasih dengan lawan jenisnya-----------atau mungkin dengan sesama jenisnya?---------yang pasti mereka semua sudah pernah mencicipi rasa percintaan yang konon katanya semanis madu.
Pada saat itulah Hinata pun mulai ingin mencoba mengalami kisah cinta yang selalu di idam-idamkan kebanyakan orang. Namun, diakuinya dia tidak pandai menghadapi perempuan. Setiap kali mencoba berbicara dengan anak perempuan, Hinata selalu gugup dan panik. Dia terlalu pemalu.
Dan begitulah,
Semua itulah yang memulai Hinata untuk membeli sebuah game stimulasi kencan, dengan alasan ingin mengunakannya sebagai bahan latihan.
OXO
"Su-sudah kubilang jangan masuk kemari kan?" protes Hinata seraya mendorong keluar Komaeda yang berusaha mengintip apa gerangan yang sedang di lakukannya sedari tadi.
"Tapi Hinata-kun.......ini kamarku," ujar Komaeda seraya menahan tubuhnya agar tak mengikuti daya dorong temannya tersebut. "Apalagi aku sudah bersedia meminjamkan Game Console ku," tambahnya kemudian.
"Katanya kau mau mengerjakan PR di lantai satu kan!!?" seru Hinata.
"................memangnya kau mau main apa sih?" tanya Komaeda yang mulai merasa jenggah seraya melirik ke arah tangan Hinata yang berusaha menyembunyikan sesuatu.
Dengan egoisnya Hinata masih bersi keras mengusir sang pemilik kamar. Hal tersebut malah membuat Komaeda semakin penasaran, acara perdebatan mereka berujung menjadi sesi rebutan wadah kaset Game yang katanya baru di beli Hinata.
Komaeda dan Hinata adalah teman masa kecil sekaligus tetangga. Mereka tumbuh dan banyak melakukan hal bersama-sama. Semua orang di daerah komplek perumahan mereka tahu betul betapa dekatnya kedua remaja tersebut.
Makanya. Saat Hinata berusaha menyembunyikan sesuatu darinya Komaeda merasa sedikit jengkel karenanya. Komaeda yang selalu berkepala dingin, anak pendiam dan juga kalem itupun bisa menjadi bersi keras.
"Tu-tunggu Komaeda!! Ini bukan apa-apa. Cuma sekedar game stimulasi!!!" seru Hinata seraya menjauhkan kasetnya dari jangkauan Komaeda.
"Kalau bukan apa-apa seharusnya tidak masalah kau menunjukannya pada ku kan?" balas Komaeda ketus. Pemuda albino itu berperawakan lebih tinggi jadi dengan mudah ia menggapai pucuk wadah tersebut. Namun Hinata juga masih belum menyerah.
Komaeda yang berusaha merebut wadah kaset tersebut, tersandung dan tak sengaja menubruk Hinata yang langsung kehilangan keseimbangannya karenanya.
Hinata pun juga tidak sengaja tersandung kabel Game Consule dan setelah itu di susul dengan Komaeda yang kakinya ikut terlilit oleh kabel yang sama.
*DUK!!!
Suara kepala mereka yang saling terbentur memenuhi ruangan yang tak terlalu luas tersebut. Komaeda dan Hinata merintih kesakitan seraya mengosok dahi mereka bersamaan.
"...........ini?"
Selagi Hinata mengeluh kesakitan. Komaeda akhirnya mendapatkan kaset yang kebetulan terjatuh di dekatnya. Di punggutnya lah kaset tersebut setelah itu tersenyum dan terkekeh geli--------kaset stimulasi kencan rupanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Moments
ФанфикHanya sekumpulan cerita KomaHina (Komaeda x HInata) Ini dibuat pada waktu senggang dengan alur cerita yang ringan dan langsung pada intinya. WARNINGS: Mature Contents! Boys Love! Vulgar Languanges! (18+)