Bukannya menjawab Zale justru sedikit berbalik, dia lalu memberikan tiga paper bag yang isinya dress, sepatu dan tas mewah.
"Apaan nih?" Tarani bingung setelah melihat semua isi paper bag itu.
"Lo pikir gue jemput lo cuma karena pengen jemput? Jangan gr," kata Zale ketus membuat Tarani menyadari sepertinya Zale kesal dengan dumelan Tarani sepanjang jalan tadi.
"Dih ngambek," ledek Tarani seolah cari mati.
"Gue bukan ngambek, gue cuma mau ngejelasin biar lo nggak salah paham. Malam ini mbak Selena ulang tahun-"
Tarani memutus kata-kata Zale. "Selena? Siapa tuh? Selena artis terkenal?"
"Yeh bukan, Mbak Selena itu pacar bang Jiandra," jelas Zale.
"Terus?"
"Terus apanya?" tanya Zale heran.
"Ya terus kan gue nggak kenal jadi nggak ada hubungannya sama gue kan?" tanya Tarani yang membuat Zale memegang dagunya lalu memaksa Tarani menatapnya.
"You're my baby girl sweetheart..." ucap Zale lembut sebelum akhirnya seringainya muncul. "Bergunalah dikit woy!" Kata Zale dengan nada meninggi membuat Tarani langsung meniupkan udara ke telinganya karena terlalu keras suaranya Zale. Dan Zale melepaskan cengkraman di dagu Tarani lalu terkekeh.
"Anj- ternyata sifat gila lo belum berubah ya!" kata Tarani kesal.
"Ganti bajunya disini aja, kaca mobil gue ga akan bisa ditembus sama tatapan dari luar."
"Ya tapi-"
"Apa?"
"Lo nya keluar dulu kenapa sih masa gue ganti baju depan lo sih?" kata Tarani membuat Zale menurut dan keluar dari mobil tanpa berkata apa-apa.
Tarani lalu pindah ke kursi penumpang. Dia mulai berganti baju lalu menatap Zale dari luar yang tengah merokok.
Zale merokok?
Ya wajar sih Zale kan sudah besar, tapi Tarani merasa ada yang berbeda dalam diri Zale saat ini seolah ia tengah memendam sebuah masalah.
Dan Tarani selesai dengan dress nya. Dress hitam ber rok panjang namun tangannya mengekspos salah satu bahunya secara bebas. Tarani bahkan sempat kesulitan memakai dress hitam ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tarani lalu kembali pindah ke kursi depan, dia lalu menurunkan kaca jendela mobil.
"Zal, Zale!" panggil Tarani pada laki-laki yang mulutnya penuh asap itu.
"Udah?" Tanya Zale yang wajahnya mendekati wajah Tarani membuat Tarani refleks menutup hidung karena bau rokok Zale sangat kuat.
Bukannya menjauh Zale justru terkekeh lalu sengaja mengeluarkan asap lewat mulutnya.