"Nikah yok?"
Tarani yang baru saja membuka jaketnya langsung melemparkan jaket itu pada Zale.
"Dih kok dilempar ke muka gue?" Protes Zale yang wajahnya terkena lemparan jaket Tarani.
"Ya sengaja biar lo sadar," sahut Tarani ketus.
"Perasaan gue nggak nanya hal jahat," gumam Zale.
"Ya bukan hal jahat tapi lo ngajakin gue nikah kaya ngajakin mau beli permen ke warung," protes Tarani.
Zale langsung menatap lembut Tarani yang menatapnya tajam. "Kalau ngajaknya nggak kaya ngajak beli permen ke warung berarti mau?"
"Hmmm.... Nggak lah! Gila aja nikah sama lo!"
Tarani masuk ke kamarnya sementara Zale membaringkan tubuhnya di sofa. Nyaman, membuatnya malas bangun dari tempat itu. Dan nyaman juga adalah satu kata yang dia rasakan saat tinggal sehari bersama keluarga Tarani kemarin.
Jika Tarani berpikir Zale mengajaknya menikah karena lelucon. Tapi Zale sebenarnya lain, dia mengajak Tarani menikah karena ia terlalu nyaman dengan keluarga sungguhan yang ditawarkan keluarga Tarani.
Dan senyuman Zale memudar begitu menatap nomor yang ada di layar. Nomor yang tidak dia simpan dan tidak dia hapal dengan sengaja tapi dia tau betul siapa si penelpon.
"Kak Zale, Kakak dimana?"
"Bukan urusan lo,"
"Kak..."
"Nggak usah sok manis panggil gue kakak. Gue bukan kakak lo jadi panggil gue-lo aja kaya biasanya," protes Zale.
"Kak... Temenin gue-"
"Minta sama sugar daddy - sugar daddy lo lah kenapa minta sama gue?" Zale memotong kata-kata Delia.
"Tapi Kak..."
"Eh sayang ganti bajunya udah? Yang lingerie hitam emang paling mantep," kata Zale begitu melihat Tarani keluar dari kamarnya.
"Dia siapa kak? Kakak lagi sama siapa?"
"Bukan urusan lo! Udah ya gue ada urusan dulu sama cewek gue. BYE!" Zale lalu mematikan sambungan telepon mereka.
PLETAK!
Sebuah botol tumblr plastik melayang mengenai kepala Zale.
"Apaan lagi sih Taran?"
"Noh hitam botolnya mantap noh rasain mantap!" kata Tarani sambil menunjuk botol tumblr hitam itu.
***
"Cieee yang abis bawa Zale ketemuan sama orang tua lo, jadi gimana udah netapin tanggal?"
Tarani langsung melirik tajam Seryl yang menggodanya begitu Seryl tau soal kunjungan Tarani dan Zale ke rumah kedua orang tua Tarani.
"Tanggal? Tanggal apaan? Tanggal kematian lo karena gue kubur hidup-hidup karena godain gue soal Zale terus?" cibir Tarani kesal.
"Dih ngeri betul Tarani nih parah," sahut Seryl heran sendiri dengan sikap Tarani.
"Tapi kalau lo udah terlanjur bawa Zale ke rumah lo, berarti lo seumur hidup bakal jadi baby girl nya Zale dong?" tanya Nayra membuat Tarani yang kini heran sendiri.
"Kok seumur hidup sih? Ya sampai permainan baby girl sugar daddy ini selesai lah," jelas Tarani yang kemudian tersenyum menyeringai. "Tinggal bilang aja gue putus karena beda prinsip udah deh beres," lanjutnya.
"Yakin bakal segampang itu?" tanya Nayra yang dijawab anggukkan cepat oleh Tarani.
"Yakin lah," sahut Tarani percaya diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Uncoincidence
RomanceGimana rasanya iseng jadi baby girl taunya sugar daddy nya musuh kamu waktu sma? Tarani akan menjawabnya. Jungri lokal.