Satu hal yang harus Tarani ingat sampai sekarang adalah jangan berharap pada seorang Zale Isfandyar.
"Gue kira lo bisa sesuai ekspektasi gue setelah gue memutuskan kita untuk lebih dekat..."
Kata-kata Tarani berhasil membuat Zale memutar bola matanya.
"Ya elah cuma masalah handuk doang itu Tarannn..."
"Cuma? Lo bilang cuma?"
Zale mengangguk untuk menjawab pertanyaan Tarani yang nada bicaranya mulai tinggi karena kesal.
"Tinggal angkat terus jemur nanti juga sprei lo bakal kering sendiri."
"Gue nyesel semalem izinin lo tidur bareng gue di kasur ini."
Bukannya sedih Zale justru tersenyum. Walau Tarani mengatakan kalau ia menyesal tapi Zale percaya diri masih akan ada suatu saat nanti dimana Zale bisa melihat wajah Tarani sebelum di menutup mata dan melihat wajah Tarani lagi setelah membuka mata alias tidur bersama Tarani.
Zale mendekati Tarani lalu memeluk pinggang Tarani dari belakang.
"Jadi apa yang harus gue lakukan biar marah lo ilang?" tanya Zale yang masih memeluk perempuan yang ternyata tidak marah saat ia peluk tanpa izin itu.
Jadi Tarani sudah benar-benar luluh padanya?
"Jangan peluk gue kalau lo aja masih nggak bisa nempatin handuk basah di tempat yang benar."
Masih lanjut? Pikir Zale.
"Oke deh gue janji bakal perlakuin handuk basah sesuai ekspektasi lo. Jadi please give me a morning kiss?"
Tarani menatap Zale yang penuh harap itu. Alih-alih melakukan apa yang Zale minta, Tarani menaruh handuk basah itu di muka Zale.
"Morning kiss aja sana sama handuk basah lo!"
Tarani langsung melepaskan pelukan Zale dan pergi sementara Zale terkekeh sambil menyingkirkan handuk basah di wajahnya.
***
"Jadi semalem kalian ngelakuin itu?" tanya Nayra pada Tarani di acara cafe hopping mereka.
Tarani mengangguk.
Nayra dan Seryl langsung mendekatkan wajah mereka pada Tarani. Mereka benar-benar sangat penasaran.
"How does he taste?" tanya Seryl lebih to the point.
Tarani terlihat berpikir.
"Ya gitu... Gue ngerasa ada kupu-kupu berterbangan di perut gue..." sahut Tarani jujur membuat Seryl dan Nayra berbinar.
"Dia tipe yang pelan atau brutal?" tanya Seryl yanh berhasil membuat Nayra menyikut lengannya.
Tarani terlihat bingung. "Lebih ke gentle sih karena dia minta consent gue dulu."
Seryl dan Nayra bertatapan lalu tersenyum bersama sebelum akhirnya kembali menatap Tarani kompak.
"Karena first time buat lo kali," kata Nayra membuat Tarani berpikir kemudian mengangguk.
"Iya kali ya..." kata Tarani sambil memikirkan sekaligus mengingat kejadian malam tahun barunya itu.
"Pake pengaman nggak?" tanya Seryl yang langsung membuat Tarani terbatuk karena sedang meminum caramel macchiato nya saat Seryl bertanya hal yang membingungkannya.
"Hush Ser lo jangan nanya yang pribadi gitu banget lah..." kata Nayra yang berhasil membuat Seryl merasa bersalah.
"Sorry Tar... Gue nggak maksud cuma gue penasaran aja..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Uncoincidence
RomansaGimana rasanya iseng jadi baby girl taunya sugar daddy nya musuh kamu waktu sma? Tarani akan menjawabnya. Jungri lokal.