Tolong, jangan salahkan aku jika pada akhirnya menaruh rasa kepadamu.
***Gerombolan cewek X-5 tampak di depan kelas. Tumben-tumbenan mereka pindah arena bergosip. Apa di dalam kelas ada sesuatu sampai mereka keluar semua?
"Itu Talitha!" Tiana menunjukku yang masih beberapa meter dari X-5.
Aku refleks mengerutkan dahi. Tumben pula mereka menunggu kedatanganku untuk mulai bergosip. Siapa gerangan tokoh utama dalam gibahan pagi cewek-cewek X-5 ini?
Mungkin gemas karena aku tidak kunjung mendekat, Nuri sampai menyusul; agak menggeretku untuk sampai ke perkumpulan gibah X-5.
"Ada apa, sih?"
"Kita mau interogasi." Nuri mendudukkanku di emperan taman mini depan kelas.
"Interogasi apa?" Perasaan, aku tidak mencuri apa pun yang berkaitan dengan isi kelas.
"Jawab dengan jujur, ya, Tha." Nuri sampai berkacak pinggang di hadapanku. Persis mamak-mamak yang ingin mengomeli anak gadisnya karena ketahuan pulang larut malam.
"Jujur, loh, Tha." Tiana menimpali.
"Tergantung kalian tanya apa."
"Kamu sama Raga ada hubungan apa?"
Aku seketika tersedak.
"Tuh, 'kan? Talitha sampai kaget begini berarti memang ada hubungan khusus." Penggemar berat drama Boys Over Flowers alias Melisa melancarkan tuduhan.
Kuembuskan napas lebih dulu untuk mengatur ketenangan. Apa yang akan keluar dari mulut, tidak boleh salah kata. Kalau sampai salah menyusun kalimat, mereka akan semakin memojokkanku.
"Begini, ya, Gadis-gadis." Aku berdeham beberapa kali untuk mengurai gugup. "Hubunganku dengan Raga, ya, seperti hubunganku dengan Akmal atau hubungan Raga dengan kalian. Paham?" Kutatap satu per satu manik mata mereka yang masih menyulut tatapan tidak percaya.
"Jangan bohong!" Nuri mendesak.
Kutepuk dahi, frustrasi. Mereka sudah termakan asumsi sendiri. Jangankan mereka, aku saja tidak tahu hubungan macam apa yang terbangun di antara kami. Dibilang sekadar teman sekelas, terkadang sikap Raga begitu manis, meski tidak diperlihatkan langsung ke anak X-5. Dibilang ada yang spesial, nyatanya Raga tidak pernah bicara apa pun soal ini.
Jadi, harus kujelaskan bagaimana situasi di antara kami?
Beruntung, sebelum situasi makin memanas dan tak terkondisi, suara Kak Reksa yang merangsek di antara para gadis X-5 berhasil memecah keadaan.
"Permisi, ya, Adik-adik Manis. Kak Reksa ada perlu sama Talitha." Senyum Kak Reksa langsung menjadi pusat perhatian mereka.
Harap maklumi gadis puber yang tidak bisa melewatkan senyum cowok terpopuler nomor tiga.
"Nah, maaf, ya, Gengs. Aku harus ke Mading karena ada tanggung jawab yang harus diselesaikan." Aku beranjak lalu menyerahkan ransel kepada Nuri. "Tolong taruh di bangkuku, ya! Nitip."
Sebelum Nuri mengomel karena disuruh, aku sudah mengekori Kak Reksa menuju ruang Mading. Cowok satu ini sudah menyelamatkanku dari keganasan interogasi gadis-gadis X-5.
"Tha?" panggil Kak Reksa. Kami berjalan beriringan saat ini.
"Kenapa, Kak?"
"Kemarin sweet, loh. Penghayatannya dapet banget."
Hah? Kak Reksa ngomong apaan? Bahas apa dia?
"Maksudnya, Kak?"
"Itu. Yang duet sama temenmu itu. Kalian cocok banget. Penghayatannya kayak bener-bener dialami sama masing-masing yang nyanyi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada yang Memang Sulit Dilupakan
Novela JuvenilIni kisahku. Kisah Talitha Saraswati yang bertemu seorang cowok. Duduk satu meja, dapat kesempatan nyanyi bareng untuk Persami, tetapi entah Tuhan menakdirkan kami bisa saling memiliki atau tidak. Menurut kalian, rasa Talitha untuk cowok itu akan b...