HARI KEDUA―hari di mana anak-anak milenial ini harus memperbaiki akhlaknyaㅡtidak seperti tempo hari lalu. Pagi-pagi sekali mereka sudah fokus menghadap buku. Bergelut dengan puluhan rumus yang memusingkan. Sungguh pemandangan langka untuk ditemukan.
"Gue curiga Sunwoo ngambek sama kita karena dicontekin terus," ujar Jaemin.
"Kayaknya," balas Junkyu," kita semua harusnya minta maaf."
"Kalo hari ini beneran ada Sunwoo, gue bakalan les sama dia!" seru Hyunjin sembari duduk di atas mejaㅡmilik Jenoㅡdengan kaki diselonjorkan ke meja seberang. Kurang asem emang.
"Ah, tapi kayaknya gak ada deh," sahut Heejin yang duduk di pojok belakang. Membuat ketiga orang itu menoleh padanya. "Soalnya kan kemarin pas ditanya hari ini dia ikut ujian apa enggak, dia bilang 'gak tau' trus pas sorenya gue private chat malah gak online."
Jeno, oknum yang baru saja tiba dan menyadari mejanya menjadi korban lantas menepuk punggung Hyunjin agak kencang. "Duduk yang bener napa?! Ngalangin jalan bego!"
"Sorry sorry." Hyunjin langsung melompat turun disusul tatapan mematikan Jeno.
Seketika Jaemin dan Junkyu bernyanyi, "sorry sorry sorry sorry, naega naega naega meonjeo, nege nege nege ppajyeo, ppajyeo ppajyeo beoryeo baby~"
"Aish."
"Gak amat No, lagi PMS ya?" kekeh Jaemin.
Tiba-tiba seseorang berlari ke dalam kelas dengan napas tercungap-cungap. Menjadikan seluruh perhatian mengarah padanya. Ia menghempaskan tubuhnya pada bangku kayu kemudian menegak sebotol air mineral. Setelah itu mengelap tetesan keringat yang mengalir di dahinya
"Haechan lo ... dikejar anjing?"
Haechan menggeleng atas pertanyaan Chaewon. "Bukaaan!"
"Trus?"
"Tadi pas di koridor 'kan gue jalan buru-buru, akibatnya gue gak sengaja nabrak orang. Yaa gue cuma bilang 'maaf' tanpa ngeliat si orang itu, dia jawab 'gakpapa', gue tau pesis itu Sunwoo dari suaranya, otomatis gue langsung noleh dong!" Haechan menatap kawan-kawannya yang tampak serius mendengarkan. "NAH, PAS GUE NOLEH ORANG ITU HILANG, GILA GAK SIH?!"
"Ah, yang bener?" tanya Jongho meyakinkan. Pasalnya Haechan tak jarang mengarang cerita bohong.
"Berarti sebenernya dia masih ada di sekitar sini dong," tutur Jaemin.
Jihoon menambahkan, "kali aja dia sembunyi di suatu ruangan, trus lo nya gak sempet liat."
"Gak mungkin. Itu kejadiannya di koridor seberang, di sepanjang koridor itu 'kan cuma ada satu pintuㅡpintu aulaㅡdan pintu itu belum gue lewatin," sangkal Haechan.
"Ya lo harusnya samperin dia dong, cari, bukannya lari!" tegas Jihoon.
"Kalo ternyata itu jin yang menyerupai Sunwoo gimana?"
Felix menyahut dari kejauhan, "lawan lah! Mana tau Sunwoo diculik jin!"
Renjun menjentikkan jari, "masuk akal!"
Yoshi menyela, "mungkin aja, tapi jelas-jelas kemarin di grup typing-nya santai begitu. Kayaknya gak mungkin kalo diculik."
"Tau ah, ribet." Haechan mengacak rambutnya frustasi.
"Jadi, tuh anak gak bakal ikut ujian? Emangnya dia gak mau lulus? Menurut kalian ini perlu dilaporin ke walikelas gak sih?" Yooji memberondong pertanyaan.
"Kayaknya gak usah, kita liat besok aja dulu," balas Yoshi disetujui yang lain.
"Gak usah apanya? Liat apanya?" tanya sesosok guru pengawas yang entah sejak kapan nongol di depan pintu.
Jihoon selaku ketua kelas seketika panik. Kemudian ia dan sebagian siswa lainnya berbondong-bondong kembali pada habitat masing-masing.
"Selamat pagi, Pak!"
"Pagi juga, Nak."
○○○
"Han Jisung." Guru pengawas itu mengedarkan pandang ke sekitar. "Tidak hadir, ya?'
Semuanya saling melempar pandang. Mengendikkan bahu sebagai respon. Benar juga, mengapa mereka tidak sadar kalau Jisung tidak ada di kelas ini? Padahal Jisung termasuk dalam the loudest squad yang beranggotakan Haechan, Renjun, Hyunjin, Eric, Junkyu, dan Jihoon. Mulut mereka itu tidak bisa rapat walau hanya semenit saja. Bisa-bisanya orang seberisik Jisung tidak disadari kehadirannya.
"Alasan dia tidak hadir mengapa?" tanya guru itu lagi.
"Kurang tahu, Pak," jawab mereka kompak.
"Huftt, bukankah sudah diperingatkan dari jauh-jauh hari kalau kalian itu wajib mempersiapkan waktu dengan baik? Ujian akhir itu sakral, tidak boleh ada gangguan, harusnya kalian sebagai pelajar mengerti," jelas sang guru panjang lebar. "Sekarang, saya harapkan ketua kelas segera menghubungi Jisung."
"E-eh, sekarang Pak?" sahut Jihoon.
"TAHUN DEPAN SAJA SETELAH KAMU LULUS!"
○○○
Atas perintah guru, Jihoon ke luar kelas kemudian menghentikan langkahnya di ambang pintu. Ia pun mengeluarkan ponsel, memasuki ruang obrolan dirinya dengan Jisungㅡdan mengiriminya pesan spam berisi kata-kata umpatan. Like, 'Oii Jisung lo gak ikut ujian?' atau 'Anak setan, cepetan lo ke sini!'
Namun, Jisung tak kunjung membaca pesan tersebut. Kelewat kesal, Jihoon lantas menelpon Jisung dengan panggilan biasa, tapi tetap saja tidak diangkat. Adapun Jihoon dibuat lelah lantaran meninggalkan riwayat missed call berkali-kali.
Alhasil, Jihoon menyerah, tidak ingin menghubungi Jisung lagi. Percuma, pikirnyaㅡlelaki Han itu tak kunjung memberikan respon. Justru atensi Jihoon teralih pada kontak sebuah kontak yang muncul di bagian teratas gulir percakapan.
뇌섹남
| Jihoon, lo butuh bantuan gak?
08:05When some people
have brain for nothing.:
:
:
:
:TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
⌕ Missing ːː 00L
Mistério / Suspense❝ Grup ini dibuat untuk mengungkap apakah benar Sunwoo diculik jin. ❞ written by¦© 2O21, RENESQUE